20. Askara Bhumi Laksamana

12.2K 749 43
                                    

Typo tandai!
Vote dulu sebelum membaca!!











"Daddy~,minta maaf hiks, gak lagi-lagi ulangin, janji hiks"

Sejak 10 menit yang lalu anak manis yang sekarang tengah demam tinggi itu sadar dari pingsannya, ia terisak lantaran sang daddy yang mendiaminya setelah ia menceritakan apa yang terjadi. Anak itu sudah diperiksa tadi sama om nya jayden, tidak ada yang perlu di khawatirkan hanya saja asma anak itu kambuh sedikit parah makanya ia sampai pingsan, tadi sempat dipasangkan masker oksigen untuk mempermudahnya bernafas, tapi anak itu malah berkata bahwa ia sudah lebih baik dan memaksa untuk dilepaskan, dengan terpaksa mereka menuruti kemauannya lantaran ia terus merengek.

Kara juga tidak mengerti kenapa sekarang ia sangat cengeng dan sering kambuh, padahal dulu waktu ia masih tinggal sendiri kara jarang sekali menangis apalagi kambuh, entah kenapa sekarang tubuhnya tiba-tiba manja, mungkin setelah ini kara harus menjaga kesehatannya agar ia tidak menyusahkan keluarganya seperti sekarang

"Kenapa pergi sendiri? Apa kamu tidak tau daddy serta saudaramu sangat khawatir tadi saat tidak menemukan mu di mansion.. askara?" Tanya madhava pelan, tidak ada nada marah disetiap kata yang ia ucapkan

"Maaf"

"Janji jangan ulangi ya? Jangan buat kami khawatir lagi, oke nak?" Madhava usap pelan pipi bungsu kesayangannya itu dengan pelan seolah mengatakan bahwa ia tidak marah, hanya saja tadi ia terlalu khawatir

"Hu'um. Abang, kakak maaf kan aka" kini anak manis itu mendongak untuk melihat ketiga saudaranya yang tengah memandangnya dengan senyuman tipis

"Tak apa, sekarang adek istirahat ya, jangan nangis, nanti sesek lagi" ujaran penuh kelembutan itu datang dari sulung laksamana

Kara mengangguk pelan sambil menggaruk pipinya yang tiba-tiba gatal sambil berujar "uhm tapi.. pengen pipis"cicitnya meringis lucu membuat mereka terkekeh

Apalagi melihat ekspresi kara yang terlihat sangat lucu dengan pipi dan hidung yang memerah akibat suhu tubuhnya yang tinggi, ditambah baby fever yang masih setia menempel di dahi putihnya, menambah kesan imut yang membuat mereka gemas bukan kepalang

Dewa usak rambut kara gemas "ayo kakak temani" yang disambut anggukan kepala oleh si empu


。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。


Dua hari terlewati sejak kejadian dimana kara pulang dengan keadaan kacau, sekarang anak manis dengan pipi sedikit berisi itu sedang duduk di ruang keluarga menonton serial kartun dua kembar botak ditemani 5 kotak susu pisang kesukaannya. Kara tidak sendiri, ia ditemani kakak kembar yang sedang asik dengan tugas sekolah milik mereka

"Dek, sebentar lagi makan malam, udahan dulu minum susunya, nanti gak nafsu makan"ujar gara saat melihat adiknya sudah menghabiskan 3 kotak susu

Kara menoleh "huh" bingungnya

"Itu.. adek udah minum banyak susunya, nanti malah gak mau makan" tambah gara melihat raut bingung di wajah adiknya

"Uhm tapi.. masih pengen kak" jawab kara menundukkan kepalanya

Dewa bangkit dan menundukkan dirinya di samping kara, mengusap kepala kara pelan "nanti lagi, kalau sudah makan adek boleh minum ini lagi, adek udah minum 3 loh, nanti malah kembung" nasehatnya lembut disambut anggukan lesu adiknya, membuat kedua saudara kembar itu terkekeh pelan

•••

Benar saja, setelah makan malam usai, kara bergegas ke ruang keluarga dimana susu kotak tadi berada, ia tusuk pakai sedotan dan langsung menyedotnya rakus, membuat daddy dan saudaranya yang baru sampai terkekeh kecil

Askara Bhumi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang