Susana meja makan setelah video wasiat diputar itu cukup hening, Marsha sendiri langsung memandangi kakanya dan Muthe bergantian. Sedang Mutiara dan Kathrina yang menjadi pusat perhatian, seperti sedang berkecamuk dengan pikiran masing-masing.
"Aku ngga ma-" Setelah terdiam lama Muthe berusaha membuka suara. Namun, siapa yang sangka, Kathrina tiba-tiba berdiri.
"AKU MAU!" ucap Kathrina lantang.
Semuanya kaget, terutama Muthe.
"Kamu yakin Kak? Lebih baik dipikir-pikir dulu, ini keputusan besar" ucap Indah.
"Mah, mamah kemarin bilang kan? Kalau Ayah ga akan bahagia kalau aku mau nyusul dia dengan cara-cara ga baik, kalau sekarang beliau ngasih wasiat, dan dengan ngejalanin wasiat itu bikin beliau bahagia pas entah kapan nanti ketika aku nyusul ke sana, maka aku siap lakuin" ucap Kathrina tegas.
"Kathrina ingin Menyusul Ayahnya?" Muthe merasa hatinya sedikit tergores, berarti dugaan dia benar perihal luka yang ada di lengan Kathrina.
"Yaudah kalau itu keputusan kamu, kalau Muthe?" tanya Indah menatap Muthe.
Sial, Semua mata menatap Muthe. Badannya berkeringat, sebenarnya hatinya mantap menolak perjodohan ini, namun entah mengapa mendengar tekad Kathrina, sedikit membuatnya goyah.
"Aku-" Muthe mengedarkan pandangan pada semua yang ada disana, Entah mengapa tatapan Kathrina lah yang terlihat paling berharap Muthe setuju, wajahnya begitu memelas Muthe tak tega, akhirnya "-Pikir-pikir dulu ya"
Perkataan Muthe menutup pertemuan 2 keluarga malam itu.
=-=
"makanya jadi orang jangan ngeselin, beneran Jodoh kan? coba aja kalau kakak baik sama kak Muthe, mungkin aja dia nerima perjodohan ini" Marsha menguyel-uyel pipi Kathrina yang sedang berbaring sambil termenung di sebelahnya gemas.
"Aku juga nerima cuma karena wasiat ayah Cha, kalau engga mah ogah deh ngarepin dia" Kathrina mendengus malas.
Malam itu, kedua kakak beradik sedang berbaring di kamar sang kakak, lampu tidur temaram dan lagu lo-fi dari gawai milik Kathrina menemani perbincangan mereka.
"Bukannya emang beneran naksir? duluuuu banget waktu kak Muthe kecelakaan sampe opname lama, kak Kathrina pasti nyempetin nengok ke bangsal kak Muthe, untungnya satu rumah sakit sama tempat ayah di rawat" Goda Marsha.
"Itu disuruh ayahhh, kan anak sahabatnya" kilah Kathrina "Lagian Matanya-" suara
Mkn Kathrina berubah lirih. "Ah tidur ah"
"Yeee ngeselin" Marsha memeluk Kathrina tepat dileher, siap membuat kakanya menyusul Ayah mereka lebih cepat.
=-=
"The" Eli mengelus rambut anaknya, yang sedang berbaring di kasur, Eli tahu anak tunggalnya belum tidur.
"Iya Bun" jawab Muthe sedikit serak, sepertinya gadis ini telalu keras memikirkan perjodohan sampai menangis.
"Kalau emang ga bisa, jangan diterima, apalagi kamu terima karena rasa kasihan" Eli menelisik masuk ke selimut Mutiara dan memeluknya dari belakang.
"Aku-bingung" Muthe menarik tangan Eli dan menciumnya.
"Kamu suka ya sama Kathrina?" Eli nadanya berubah jadi menggoda.
"Apaaan sih bunnn" Muthe berseru malas.
"Buktinya bingung, kalau emang ga suka gapapa loh" kekeh Eli.
"Humpfh" Muthe ngambek, enggan berbicara apapun. Eli mengerti lantas mengecup rambut Mutiara, lantas pergi dari situ.
"Entah mimpi atau engga, tapi ketika seingetku, Wajah Kathrina yang aku liat pertama pas baru sembuh dari keserempet motor" ucap Muthe dalam hati.
ESTÁS LEYENDO
WHAT IF? (JKT48 Alternate Universe Story)
FanfictionCerita ini menceritakan kisah-kisah para member JKT48 yang ada dalam semesta yang berbeda-beda. Intinya one-shoot sih haha.
