ALGORITMA • 5

41.1K 1.3K 120
                                        

Arran terdiam, tak ada yang salah dari perkataan North

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Arran terdiam, tak ada yang salah dari perkataan North. Tapi, tetap saja ia tak bisa membiarkan Dani menjadi babu mereka.

"Ben, pesan." Suara Cameron membuat mereka menoleh kearah laki-laki itu.

Kening Benua mengkerut, ia menunjuk dirinya sendiri. "Gue yang pesen?" Tanya laki-laki itu memastikan.

"Ya," jawab Cameron tanpa ragu, hal itu membuat teman-temannya semakin menatap laki-laki itu dengan tatapan bertanya-tanya.

"Kenapa nggak Dani? Kan biasanya dia." Ujar Pasifik.

Cameron yang tadinya menatap meja kini beralih menatap Arran dan Dani. "Pergi," tutur laki-laki itu. Dani ingin berbicara, namun tatapan Cameron membuatnya menciut. Mau tak mau mereka akhirnya pergi.

"Es," panggil Benua. Caesar yang tengah menatap kakaknya lantas menoleh memandangi Benua.

"Ayo," ajak Benua. Caesar menganggukkan kepalanya. Ia kemudian beranjak bersama Benua, mereka memesan makanan seperti biasa.

"Berani juga si Arran," ujar Sea, yang juga sedari tadi memperhatikan mereka.

"Nah, padahal sama si Glory dia nggak bisa ngelawan. Apa jangan-jangan si Arran suka sama si Glory?" Pikir Embun.

"Ya kali si Arran suka sama si Glory, Arran aja baru masuk tadi," tutur Aurora.

"Bukan nggak mungkin, kalo si Arran jatuh cinta sama si Glory, pada pandangan pertama." Jelas Embun. "Gini, kali aja tatapan si mak lampir itu udah menghipnotis si Arran," lanjutnya.

"Pfttt... Lo kebanyakn n─"

Prangg....

Suara pecahan itu terdengar nyaring, membuat mereka tersentak kaget.

"Itu suara kaca pecah," tutur Earth. Mereka masih belum beranjak sama sekali dari sana, mungkin itu hanya pecahan kaca yang tak disengaja dari salah satu murid. Hingga suara dari mikrofon sekolah.

'DIHARAPKAN SEMUA MURID SEGERA MASUK KE AULA, DIHARAPKAN SEMUA MURID SEGERA MASUK KE AULA'

Suara itu terdengar menggema di seluruh area sekolah, para murid berhamburan berlari menuju Aula dengan wajah panik. Mereka berdesak-desakan ingin keluar dari kantin, karena suasananya yang padat. Aurora terjatuh, ia kehilangan teman-temannya, sementara para murid masih ada yang saling dorong mendorong untuk keluar, sehingga Aurora tak bisa berdiri.

"Lo nggak apa?" Suara itu membuat Aurora mendongakkan kepalanya, Arran menatapnya dengan panik. Ia mengulurkan tangannya agar Aurora bisa ditarik berdiri, tanpa pikir panjang. Gadis itu meraih tangan Arran.

"Ikutin gue," Arran menarik tangan Aurora, mereka berlari keluar dari kantin sekolah. "Aula dimana?" Tanya Arran, pasalnya ia belum tau isi sekolah ini.

"Ikutin gue," kini, Aurora yang menarik tangan Arran, mereka berlari menuju aula sekolah.

Pranggg....

ALGORITMA 3 : GALAKSA ASTEROID ✓Where stories live. Discover now