35. Pilihan

170 16 5
                                    

"Kemana langkah mu pergi?"
.
.
.
.
👑👑

Dia seolah hidup bukan untuk dirinya sendiri. Segala hal, pasti ada yang akan mengaturnya. Tanpa bisa dia bantah, atau memberikan'nya pilihan.

"Aku.."

"Siapa?"

"Kana enggak mau, jangan Gege."

Manik gelapnya bergetar takut. Bibirnya ingin sekali berkata banyak hal. Tentang segala yang ingin dia lakukan.

"Lo mau mati?" Pemuda yang kini mendesaknya dengan segala aturan yang dia buat se enaknya. Wajahnya begitu menyeramkan, auranya bahkan sangat buruk.

Sosok mungil, nan lemah itu tak bisa berkutik. Dia ingin hidup, tapi mengapa harus jalan ini.

"Oke, gua kasih Lo pilihan." Dengan cepat binarnya seolah hadir. "Pilih jantung Lo, atau dia?"

Dia? Ia bahkan tidak pernah tau seperti apa. Namun, dia masih berharap akan rengkuhan hangat sosoknya.

Jantung ini? Kehidupan yang sangat dia harapkan. Dia pertahankan sekuat ini.

Dia masih ingin hidup. Tapi dengan segala luka ini, dia cukup sulit.

"Enggak, aku nggak mau.."

"Ingat omongan gua, kalau Lo mau dia aman."

.
.
.

"Lemah."

Segila apapun sosok itu, bila hatinya tidak benar beku dia akan terjatuh. Segala hal, yang dia tetapkan. Rumah di mana relungnya kembali, tempat dia mengadu lelah. Hancur, dan dia pasti akan runtuh.

"Seorang AX dan Dewandra se lemah ini? Tich.."

Pemuda yang berdiri dengan angkuh itu memasang wajah merendahkan. Beberapa hinaan meluncur dari bibir tipisnya. Maniknya bahkan melihat semua orang jijik.

Tapi, apa peduli semua orang. Kaisar, Xigen, Julian, dan Ares bahkan dibuat tidak bisa berkutik. Satu sosok yang kentara kacau. Rajendra, bagai raga dengan jiwa yang sudah entah kemana.

Arka menutup mulutnya tidak percaya. Begitupun Rafael yang kentara sangat syok. Raden hanya menatap datar seolah tak terkejut.

Dua orang Pria berdiri disebelah Logan dengan wajah datar. Mereka mengenalinya. Namun satu sosok yang sangat membuat mereka dihantam kenyataan.

Pria dengan wajah tampan yang sedikit pucat. Surainya sedikit panjang dibawah telinga. Duduk diatas kursi roda yang di dorong salah satu pria.

Kazuto El Leandra, dia tersenyum miring melihat reaksi semua orang. Deon yang berdiri disebelahnya hanya menatap dingin. Sedangkan sosok yang duduk dikursi roda hanya menatap datar.

"Gua kecewa sama Lo, Jen."

Rajen tak bisa bereakasi dengan baik. Kacau, kenyataan ini membuat dirinya runtuh. Bahkan untuk bangkit dia tidak mampu. Ia bahkan ragu menampakkan wajah pada sosok tersebut.

'Brukk

Pada akhirnya, dia tak mampu. Rajen jatuh tak sadarkan diri. Tepat jatuh dikedua kaki Luka. Pemuda itu tak bereakasi, bahkan tak bergerak sama sekali membantu.

SILENTIUM || End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang