15

3.6K 303 8
                                    

Pupus sudah keinginan Varel untuk mengunjungi pasar malam dengan sang suami karena kedatangan mertua nya.

Tatapan yang seakan menguliti Varel hidup-hidup membuatnya tak berkutik sedikit pun.

"Apa yang kamu lakukan pada anak saya?" tanya Deren menatap tajam Varel.

Varel menggeleng cepat. Dia tidak merasa melakukan apa-apa pada Angga.

"Apa yang kamu incar dari anak saya?" tambah Deren.

Varel mati kutu ketika Deren menatap nya seperti seorang pembunuh. Angga? Entahlah Varel tak tau Angga kemana inti nya Angga sedang keluar karena di suruh Deren.

"Udah mas. Itu anak orang" tegur Bella pada sang suami.

Seketika Varel menatap Bella yang tersenyum kearah nya. Melihat itu Varel membalas senyuman Bella dengan senyum manis nya.

"Biarin, dia harus dikasih pelajaran. Karna dia! Angga jadi semakin jauh dari keluarga nya!" sentak Deren bukan kepada Bella melainkan pada Varel.

"Tapi, pa-

"Jangan panggil saya papa!" sela Deren.

"Maksudnya, om. Saya ga merasa ngelakuin apa yang om bilang" ucap Varel memberanikan diri.

"Apa? Kamu bilang ga ngelakuin apa-apa?! Terus yang menyeret anak saya ke altar siapa?!" bentak Deren membuat Bella menarik tubuh suami nya ketika Deren akan melayangkan pukulan pada Varel.

Varel memejamkan mata takut.

"Gara-gara kamu Angga harus kerja buat ngasih makan kamu!" tambah Deren membuat Varel ingin menangis.

"Bisa saja saya memaksa Angga untuk berhenti bekerja dan meneruskan perusahaan saya. Tapi Angga sudah terlalu jatuh jauh lebih dalam sama kamu!" teriak Deren.

"Bilang sama saya, kamu mau apa? Saya akan kasih apa yang kamu mau dengan syarat kamu sama Angga cerai!" ucap Deren lagi tanpa memberikan Varel untuk berbicara.

Varel menitikkan air mata nya dalam diam, apakah dia seperti itu? Apakah dia terlihat semurah itu?!.

"Cepat bilang! Apa mau kamu?!" bentak Deren dengan urat lehernya yang menonjol tanda dia tengah marah besar.

"Saya ga mau anak saya susah karna kamu!"

"JAWAB!" teriak Deren.

"Ga ada" balas Varel dengan meremas jari-jari tangan nya.

"Bohong. Orang kayak kamu ga mungkin ga ada niat apa-apa sama Angga" sinis Deren.

"Apa saya keliatan orang kayak gitu, om?" tanya Varel menatap Deren dengan mata sembab nya.

Deren diam namun hanya menatap tajam kearah Varel.

"Tinggalin anak saya" ucap Deren tanpa ekspresi dan emosi.

"Atau saya buat bangkrut usaha papa kamu" sela Deren dingin syarat akan ancaman.

____________

Angga baru pulang karena habis menjemput kedua adik kembar nya dari rumah Yuni dan Vindra dengan mobil Deren.

Ketika masuk kedalam rumah terasa sekali jika ada kekacauan yang terjadi saat dirinya pergi. Deren dengan amarah nya, Bella yang berusaha menenangkan Deren dan Varel, dia terlihat kacau.

"Kenapa ini?" tanya Angga menatap ketiga nya curiga.

"Varel?" panggil Angga sambil berlutut di depan Varel yang duduk di sofa dengan kepala menunduk.

Bahu Varel bergetar sebagai jawaban atas pertanyaan Angga. Membuat Angga mengepalkan tangan nya geram.

"Pah. Bisa jangan ikut campur?" ucap Angga menatap nyalang Deren.

Hanggara Zryi Saputra [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang