08 💌

5.3K 542 97
                                    

Ketika keinginan seseorang sudah terwujud, memang sering kali membuatnya ingin terus mempertahankan hal tersebut. Tapi, jika kehendaknya adalah sesuatu yang salah dan tidak bisa dipaksakan, maka sudah seharusnya ia dengan lapang dada merelakan.

Aran, sebagai suami dari Chika terus memberinya pengertian mengenai anak gadis yang sangat Chika sayangi. Biar bagaimanapun mereka tidak bisa menguasai Christy seutuhnya karna Christy mempunyai pemilik.

"Aku sayang banget sama Christy mas. Semenjak dia tinggal sama kita, aku jadi punya semangat dan tujuan untuk hidup. Aku bahagia dia ada di deket aku setiap hari. Aku masih ga rela kalo Christy harus pulang bersama mba Shani" Ujar Chika pada Aran.

Mereka sedang berada dikamarnya berdua. Saat Aran pulang kerja tadi, Chika langsung bercerita mengenai kedatangan Shani.

Aran menggenggam kedua tangan Chika lalu berkata, "Sayang, aku tau kamu sangat menyayangi Christy. Tapi kita gaboleh nahan Christy untuk ikut sama bundanya. Dia lebih berhak atas Christy, sayang" Ujar Aran dengan menatap lekat mata Chika.

Chika membuang muka untuk menutupi rasa sedihnya. Ia benar-benar tak ingin Christy jauh dari hidupnya.

"Christy juga pasti sayang banget sama kamu. Apa kamu mau ngeliat Christy akan sedih setiap hari karna terpisah sama bundanya sendiri?" Tanya Aran dengan suara pelan.

Chika langsung menatap Aran dan menggeleng pelan.

"Shani itu segalanya buat Christy, sayang. Semua yang Christy butuhkan ada pada diri Shani, bukan di kita berdua. Jangan gini ya? Jangan seolah-olah kita jadi orang jahat yang memisahkan anak dari ibu kandungnya sendiri" Ucap Aran lembut sambil mengusap pipi Chika.

Perlahan Chika mengangguk dan menyunggingkan senyumnya. "Makasih ya mas. Kamu selalu nenangin aku dan selalu ngasih aku pengertian pelan-pelan. Dari kamu, aku terus belajar apa yang namanya keikhlasan"

Aran tersenyum hangat dan memeluk Chika. "Aku seneng kalau kamu nerima pengertian dari aku. Kita sama-sama belajar ya?"

Chika mengangguk pelan di dada bidang Aran. Setelah itu, ia melepas pelukannya dan menatap pria tersebut.

"Tolong bilangin mba Shani ya mas, aku tunggu dia di belakang. Aku mau ngobrol sama dia" Ujar Chika.

"Oke. Jadi, kamu sekarang udah berubah pikiran? Kamu rela kalau Shani membawa Christy pulang?" Tanya Aran memastikan.

"Iya mas, aku gamau egois dan aku pengen selalu liat Christy bahagia. Dan kebahagiaan Christy cuma ada di mba Shani" Jawab Chika.

Aran tersenyum lalu mengusap kepala Chika dengan sayang.

Skip

Kini, Shani dan Chika sudah duduk bersebelahan di belakang rumah. Tepatnya di pinggir kolam renang.

"Kamu mau ngomong apa Chik?" Tanya Shani tanpa menoleh pada wanita tersebut.

Chika menarik nafas dalam-dalam sambil mengusap lengannya. "Maafin aku ya mba soal yang tadi siang. Aku sadar kalau perkataan aku tadi itu terkesan egois banget. Tanpa sadar, kalau aku maksa Christy untuk terus tinggal sama aku, pada akhirnya aku cuma akan membuatnya hancur dan sedih setiap waktu"

"Maksud kamu?"

Chika tersenyum tipis menatap air kolam. "Kebahagiaan Christy itu kamu mba. Dan akan selamanya seperti itu. Apapun yang Christy butuhkan, hanya kamu yang bisa memenuhinya"

"Aku tau, aku tau setiap malam sebelum tidur, Christy selalu mengatakan 'aku kangen bunda' dan itu satu hal yang bikin hati aku tersentuh. Aku yakin kalau semua ibu di dunia ini memiliki anak seperti Christy, pasti dia akan jadi ibu yang sangat bahagia dan beruntung memilikinya. Christy itu punya sisi yang beda dan hal itu yang membuat aku jatuh hati saat pertama kali melihat dia"

DIA, BUNDAKU S2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang