12 💌

4.7K 578 50
                                    

Setelah Shani dapat menenangkan dirinya, ia mulai masuk ke dalam ruang rawat Christy. Di depan tadi, Shani dan kedua orang tuanya sepakat akan berusaha memulihkan ingatan Christy bersama-sama.

Shani meminta mami dan papa nya untuk pulang saja menunggu mereka dirumah. Ia meminta kedua orang tuanya untuk merapihkan kamar Shani dan meletakkan berbagai foto Christy bersamanya agar Christy bisa ingat lagi tentang siapa dirinya.

Sebelum keluar dari ruangan dokter Gita tadi, ia sempat bilang pada Shani kalau Christy boleh langsung pulang hari ini.

Saat Shani masuk ke dalam ruangan anaknya, Christy sedang melamun menatap jendela. Shani menutup pintu tersebut secara perlahan lalu melangkah mendekati Christy.

Ia menarik kursi yang ada di samping ranjang dan seketika Christy menoleh kearahnya.

"Hai, gimana keadaan kamu sayang? Masih ada yang sakit?" Tanya Shani berusaha menampilkan senyumnya.

Christy menggelengkan kepala sebagai jawaban dari pertanyaan Shani.

Shani pun mengusap pipi Christy seraya tersenyum manis. "Kita pulang sekarang ya?"

Christy menatap lekat wajah Shani yang terlihat asing dimatanya. "Pulang kemana tante? Aku aja gatau rumah aku dimana" Ujar Christy membuat hati Shani kembali sakit.

Shani segera mengusap air matanya yang tanpa permisi menetes. "Dede pulang sama bunda, kita pulang kerumah oma Veranda dan opa Keynal. Itu rumah kamu sayang"

Christy hanya diam dengan pikirannya yang bingung. Ia benar-benar tidak mengingat apapun tentang dirinya sendiri.

"Nama aku siapa ya tante? Tante juga namanya siapa?" Tanya Christy dengan ekspresi polosnya.

Sedangkan Shani mati-matian menahan air matanya yang memaksa keluar. Tenggorokannya terasa tercekat kala mendengar setiap kata yang terlontar dari mulut Christy.

Shani menunduk memejamkan matanya sejenak lalu kembali menatap Christy. "Nama kamu Christy, Angelisha Christy Natio. Dan nama bunda, Shani. Aku bunda kamu de" Jelas Shani yang suara lirih.

Christy menatap jari jemarinya yang bergerak diatas perutnya. "Tapi aku beneran ga inget apa-apa tante. Gapapa kan kalau aku panggilnya tante aja untuk sekarang? Bukan karna aku gamau panggil tante dengan sebutan itu, jujur aja rasanya aneh dan susah buat manggil tante seperti itu. Maaf" Ucap Christy yang belum mengalihkan tatapannya.

Mendengar penuturan Christy membuat Shani tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia hanya memandang sendu kearah anaknya dan membalas dengan...

"Iya gapapa sayang. Kalau itu bikin kamu nyaman, bunda terima. Tapi kamu percaya kan kalau aku bunda kamu?" Ujar Shani membelai surai Christy.

Seketika Christy menatap Shani cukup lama hingga akhirnya ia berkata, "Mungkin belum. Bantu aku buat inget semuanya ya tante. Kalau aku udah ingat, aku pasti ga akan panggil tante dengan sebutan tante lagi"

Shani tersenyum tipis lalu mengangguk seraya memejamkan mata. Setelah itu, Shani membantu Christy untuk siap-siap pulang.

Jujur saja Shani tidak suka dan tidak nyaman dengan keadaan yang sekarang. Ia merasa Christy bukan anaknya yang ia kenal. Christy jadi canggung dan selalu menjaga jarak darinya. Bahkan, Shani ingin menggandeng tangannya saja, anak itu menolak secara halus.

"Aku gapapa ko tante, ga perlu digandeng" Kata Christy seraya menunjukkan senyum hangatnya.

"O-oke, kamu jalan duluan kalau gitu" Titah Shani yang diangguki Christy.

Setelah itu, Shani menutup pintu ruang rawat Christy yang sudah kosong dan mengikuti langkah Christy dari belakang.

~~~~

DIA, BUNDAKU S2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang