Zaza tidak bisa menghindari apa yang sedang dirinya rasakan membuat dirinya hampir menabrak kendaraan yang melintas di depannya, hatinya sangat sedih setelah mendengar berita yang baru saja dirinya dapat dari handphone.
Dengan cepatnya Zaza mengerem motornya, setelah Syahma berteriak. Zaza tersadar dari lamunannya itu, Syahma meminta Zaza untuk menepi. Mereka berdua duduk di tepi jalan, Syahma mencoba menenangkan Zaza.
"Za tunggu sini sebentar ya, aku belikan kamu air putih dulu," ucap Syahma.
"Emm iya Syahma terima kasih ya," jawab Zaza dengan suara lemahnya.
Syahma berjalan berkeliling mencari, penjual minum air putih. Di perjalanan Syahma berfikiran, bahwa Zaza memikirkan kabar yang berada di handphonenya.
Tidak memerlukan waktu yang cukup lama, Syahma akhirnya menjumpai warung. Syahma buru-buru menjumpai pedagang warung, dan membali air putih botolan dan juga roti.
"Budhe, bisa beli air putihnya," ucap Syahma.
"Bisa nak," sahut budhe warung.
"Mau minum air putih, sama roti ya budhe," pesan Syahma kepada budhe warung.
"Roti yang mana nak?" tanya budhe warung setelah melihat berbagai macam roti.
"Emmm yang ini aja budhe," Syahma menunju salah satu roti yang di depannya.
"Udah nih nak," budhe warung memasukkan dua buah air putih dan roti.
"Alhamdulillah," sahut Syahma.
"Oo iya nak kenapa kok kayak khawatir gitu mukanya?" tanya budhe warung setelah melihat wajah Syahma.
"Emmm gini budhe, tadi aku dan temanku hampir kecelakaan," jawab Syahma sangat jujur.
"Innalilahi kok bisa," wajah syok.
"Mungkin dia lagi memikirkan sesuatu dhe," jelas Syahma.
"Ya udah lain kali hati-hati ya, nanti kamu aja yang bawa motornya," ucap budhe sambil memberi kantong plastik.
Setelah Syahma selesai urusan membeli, dirinya langsung menuju ke tempat Zaza yang masih terduduk.
Syahma duduk disebelah Zaza, dan memberinya satu botol air putih.
"Za bisa enggak bukanya?" tanya Syahma.
"Eh bisa loh," jawabnya dengan suara yang cukup besar.
"Yakin bisa?" tanya Zaza lagi.
"Heheh bukain Syahma," Zaza memberi botol air.
"Duhh tadi kamu bilang bisa Zaza," mengerutkan keningnya.
"Enggak kuat lagi," jawab Zaza lesu.
"Nah Za," Syahma mengembalikan botol air putih.
"Alhamdulillah terima kasih Syahma," ucap Zaza.
"Sudah ini kita balik?" tanya Syahma.
"Emm pulang aja yuk, kajian juga enggak jadi," jawab Zaza.
"Oh ya tadi kamu mau ngomong apa tentang ustadz Ahkam," Syahma tiba-tiba teringat.
"Oo itu sebenarnya aku tu suka sama beliau," ucap Zaza terlihat santai.
"Oo pantesan tadi dapat kabar beliau kamu syok berat," sahut Syahma.
"Tapi aku malu kalau ingat suatu hal," ucap Zaza lagi.
"Suatu hal apa?" tanya Syahma yang mulai penasaran.
"Itu dulu waktu aku awal-awal rubah kebiasaan aku. Aku waktu ikut kajian pertama udah kasih masalah dengan beliau," sahut Zaza sedikit malu dan sedih.
"Masalah apa?" tanya Syahma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ahza
Teen FictionMerubah diri menjadi lebih baik lagi adalah niat setiap orang, jatuh cinta adalah hal yang fitrah cinta itu adalah anugrah dari Allah subhanahu wa ta'ala. Namun jangan lah kamu terlalu berharap berlebihannya kepada manusia itu, dia yang bilang cinta...