Panas terik matahari sudah berganti dengan langit biru yang berawan menandakan hari menjelang sore. Gadis remaja dengan ciri khas mata belo di atas ranjang bangun dari tidur siangnya yang nyenyak.
Ia melirik ke kanan dan kirinya dimana ada sang kaka dan bundanya yang masih tidur. Ia dan kakanya saling memeluk, sedangkan bundanya memeluk mereka berdua.
Perlahan ia menyingkirkan lengan bundanya terlebih dahulu. Setelah itu, ia juga melepas lingkaran tangan kakanya yang ada di pinggang.
Ia mengecup singkat pipi sang kaka lalu mencium pipi serta bibir bundanya.
Kemudian, ia merangkak untuk turun dari kasur. Ia pun keluar kamar menuju lantai bawah.
Kurang lebih lima belas menit setelah gadis tersebut pergi, Shani merasakan pergerakan dari anak di pelukannya.
"Shushu.. shushuu" Shani mengpuk-puk Zee agar kembali tidur.
Namun, Zee yang memang sudah merasa tidak bisa tidur lagi akhirnya bangun sambil mengucek mata. Shani juga ikut bangun dan mengecup pucuk kepala Zee.
"Jangan dikucek sayang" Ucap Shani seraya menyingkirkan tangan Zee dari matanya.
Shani mengusap kedua ujung mata Zee dengan lemah lembut. Zee menatap lekat wajah Shani lalu mendusel di dada Shani dengan manja.
"Aku kangen banget sama bunda" Lirih Zee di dekapan sang bunda.
Shani tersenyum dan membelai rambut gadis tersebut. Mengecup singkat kepala Zee, ia berkata "Bunda juga kangennnn banget sama Zee"
Zee masih memeluk Shani seakan enggan melepasnya. Sedangkan Shani mengelus rambut Zee sambil menciumi kepalanya dengan sayang.
"Zizi mau tinggal disini lagi sama bunda sama dede?" Ujar Shani.
Zee bergeming sejenak sebelum akhirnya ia menjawab. "Mau, tapi..."
"Tapi?" Bingung Shani.
Zee menjauhkan badannya sedikit dan menatap Shani. "Tapi kayaknya nanggung deh bun, setahun lagi aku lulus sekolah kalau harus pindah sayang banget. Oma sama opa juga sebelumnya udah bilang sama aku kalau aku harus lulus di sekolah sana" Katanya.
"Ohh gitu.. Yauda gapapa, nanti kalau udah lulus zizi bisa pikirin lagi mau kuliah dimana. Betul ga?"
Zee mengangguk. "Iya bun"
"Berarti kamu sama oma cuma nginep beberapa hari aja disini?"
"He em, lusa kita udah harus ke London lagi karna ada acara keluarga yang mengharuskan aku sama oma hadir bun"
"Hum.. cepet banget deh. Tapi yauda mau gimana lagi kan"
Zee mengangguk dan kembali memeluk Shani. Shani membalas pelukan tersebut seolah ia juga rindu dengan kemanjaan anak gadis satunya itu.
"Bun"
"Hm?"
"Beberapa bulan lagi tante Sisca bakal lahiran"
"Oh ya? Zizi harus temenin nanti, itu kan adik kamu yang lahir"
"Tapi aku gamau ketemu mereka. Jujur, aku belum bisa nerima kehadiran tante Sisca, bun. Apalagi aku juga harus menerima anak yang lahir itu adalah adik aku. Adik aku itu cuma toya bunda"
"Hei, sini coba liat bunda" Shani mengangkat dagu Zee agar menatapnya.
Ia mengusap pipi Zee dengan pelan. "Ka, biar bagaimanapun juga anak yang dikandungan dia itu ada darah daging papa kamu. Kaka juga harus belajar menerima tante Sisca pelan-pelan sebagai ibu untuk kaka. Jangan sampai kaka punya rasa benci terhadap dia dan adik kaka nanti, bunda gamau kaka seperti itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA, BUNDAKU S2 [END]
FanfictionSentuhan cinta, kasih sayang, dan kehangatan yang hanya untuknya. Dimohon untuk membaca season pertama dulu ya luv agar tidak bingung saat membaca season dua ini