30 💌

8.1K 820 148
                                        

Sinar mentari pagi sudah memasuki celah jendela kamar seorang gadis remaja yang masih berbaring tidur di posisi nyamannya. Ia menggeliat saat merasakan usapan lembut di kepalanya dan ciuman hangat di pipinya.

Kedua mata gadis tersebut perlahan terbuka dengan menyipitkan matanya melihat siapa orang yang ada di dekatnya ini.

"Harus di usap sama di cium dulu baru bangun, hm?" Ucap seseorang tersebut dengan senyum hangat yang khas.

"Bun.. Bunda?" Christy merasa kaget melihat bundanya ada disini.

Si bunda belum meluncurkan senyumnya sedari tadi. "Udah siang, dede mandi gih terus sarapan di bawah ya" Ucapnya lembut.

Christy masih speechless dan menatap lekat wajah bundanya. Ia berharap ini bukan mimpi semata.

Elusan lembut dari sang bunda di pipinya membuat ia memejamkan mata lagi karna merasa nyaman.

Sayangnya, usapan itu tiba-tiba berhenti dan tak dapat ia rasakan lagi. Christy pun membuka matanya sambil melihat ke samping kanan maupun kiri.

"Bunn.." Panggil Christy.

Namun, tidak ada sahutan dari orang yang ia panggil namanya.

"Cuma mimpi ternyata" Gumam Christy kala ia mengingat kembali apa yang terjadi.

Dengan langkah berat, ia menuju ke dalam kamar mandi. Di dalam, momen dimana ia dimandikan dan mandi bersama dengan Shani malah terbayang jelas.

Christy reflek tersenyum saat bayangan itu terekam di dalam kamar mandi, di bawah air shower, bahkan Shani yang jengkel melihat Christy berlari-lari dilantai yang basah pun sangat jelas terbayang di matanya.

"Aku masih pengen seperti itu bun. Aku baru sadar kalau aku memang masih anak kecilnya bunda. Anak kecil yang masih dimandiin bundanya, dipakein baju sama minyak telon, disupain kalau makan, di puk-puk kalau bobo, dan masih nangis kalau jatuh. Seharusnya aku ga membantah itu semua dan mengaku kalau aku udah dewasa ke bunda. I will always be a little girl for you, bunda. Forever and ever" Lirih Christy dengan air mata yang tanpa permisi sudah jatuh ke pipinya.

Ia menghadap ke depan cermin besar yang ada di kamar mandi tersebut. "Bunda liat deh, sekarang aku harus mandi sendiri, pake baju sendiri, dan makannya ga disuapin bunda. Tapi aku berharap semua itu ga berlangsung lama. Aku masih pengen diurusin bunda dari segala hal. Bunda pergi ninggalin aku selain bunda sakit hati, bunda juga menguji aku buat jadi dewasa ya? Aku nyesel udah bilang itu sama bunda. Maaf yaa" Katanya dengan sendu.

Tak ingin berlama-lama menangis merenungi rasa bersalahnya, Christy langsung beranjak untuk mandi. Meskipun air shower sudah membasahi kepalanya hingga kaki, air mata Christy seolah tak ingin kalah untuk turun dari kedua matanya.

Berulang kali Christy usap air mata yang sudah bercampur air shower tersebut, namun bukannya berhenti malah semakin deras mengalir.

Tangannya memukul dinding di depannya sambil menempelkan keningnya ke dinding tersebut. Tak puas dengan itu, ia mulai membenturkan keningnya ke dinding dingin itu.

"Hikss.. hiks.. hikss"

Dengan susah payah dan kondisi yang sesenggukan, ia tetap melanjutkan mandinya hingga selesai.

Ia kesal dan jengkel saat sampo di kepalanya masih saja belum bersih dari busa. Padahal ia sudah menyiramnya berkali-kali sambil menggosoknya juga.

Saat membalurkan sabun ke badannya, ia tak dapat menyentuh bagian punggung untuk ia sabuni. Sebab sebelumnya selalu Shani yang melakukan itu kepada Christy.

Lanjut ke sikat gigi. Ketika Christy sedang menggerakkan sikat giginya di dalam mulut, tiba-tiba ia meringis sakit karna sikat itu menggores gusinya hingga berdarah.

DIA, BUNDAKU S2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang