Shani terusik dalam tidurnya membuat ia terbangun lebih awal. Membuka matanya perlahan, ia mendusel di belakang leher anaknya yang menghadap ke arah lain. Salah satu tangan dia yang tadinya melingkar di pinggang gadis tersebut sudah berpindah sedikit ke atas sebab anak itu menggenggamnya.
Mencium aroma khas badan anaknya tanpa bosan, Shani rindu. Rindu sekali. Shani ingin seperti ini dengan anaknya hingga tua nanti. Tapi ia sadar waktu akan terus berjalan, anaknya tentu akan bertumbuh besar.
"Kangen" Gumam Shani yang masih menenggelamkan wajahnya di leher Christy.
Mengangkat kepalanya sedikit, ia mencium pipi Christy dengan lembut. "Akhirnya pipi dede embul lagi. Gemessss" Ia kembali mencium pipi anaknya.
Christy bergerak membalikkan badannya. "Eungh.. bundaaa" Rengeknya manja.
"Apa sayang?" Sahut Shani.
"Eung.. hiks hikss bundaaa"
"Ko nangis sih. Sini sini" Shani mengangkat Christy untuk berada di atas badannya.
Ia mempuk-puk seraya memandangi wajah Christy yang bersandar di dadanya.
"Mau nen" Pinta Christy dengan mata yang masih tertutup.
Shani lantas mengeluarkan payudara kirinya dan mengarahkan niple tersebut kepada Christy. Saat benda kenyal itu menyentuh bibirnya, Christy langsung melahap dan menyedot asi Shani bak bayi yang kehausan sehabis bangun tidur.
Bibir Shani mengukir senyum manis dan tangannya aktif menyurai rambut Christy.
"Hari ini aku mau ke kantor. Mau ikut?" Tanya Shani dengan suara lembut.
Christy masih diam menyedot asi Shani.
"Yauda kalau gamau ikut, aku sendiri aja ke kantornya" Ujar Shani lagi.
Christy membuka matanya dan melepas hisapannya pada niple Shani. "Bunda, bukan aku. Sebutnya bundaaaaa" Rengek Christy mendusel di leher Shani sambil memeluknya.
Shani terkekeh pelan. Memasukkan payudaranya lagi ke dalam baju, ia pun memeluk pinggang Christy dengan kedua tangannya.
"Iya iya maaf. Jadi mau ikut atau di rumah aja?"
"Ikutt" Manjanya.
"Yauda awas dulu bunda mau mandi"
"Gendong"
"Turun dulu de, berat nih" Goda Shani yang sebenarnya hanya berbohong.
"Iiiiii emang aku berat???"
"Iya nih, uhhhh.. tuh ga bisa bangun kan bunda"
"Ndaa dede nda beratttt huaaa"
Shani merasa gemas dan langsung mencium pipi anaknya. "Emhh.. Gemes banget ci kamu nih. Ga berat ko sayang, bunda bercanda aja" Ujar Shani mengelus kepala Christy.
Perlahan ia bangkit dari posisinya sambil menahan Christy yang ada di dekapannya. "Yuk mandi yuk. Ada yang mau ikut bundanya kerja ini ya, hm. Ulu uluuu bangun bobo nangis nih bayi gemesnya bunda" Shani menyingkap selimutnya dan melangkah menuju kamar mandi.
Saat ia akan menyikat gigi Christy, ia melihat gusi Christy ada bekas luka. Ia tau kalau itu luka yang belum lama ada disana.
"Ini kenapa luka?" Tanya Shani sambil menarik bibir bawah Christy pelan.
"Kena sikat gigi" Jawab anaknya.
Shani menghembuskan nafas berat. Ia pun menyikat gigi Christy secara hati-hati agar tidak membuat lukanya semakin parah.
"Kaki dede juga kenapa kemarin biru?" Tanya Shani.
Sebelum menjawab Christy berkumur-kumur sejenak membersihkan busa pasta giginya. "Ga sengaja ke pentok pintu kamar mandi bunda" Katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA, BUNDAKU S2 [END]
FanfictionSentuhan cinta, kasih sayang, dan kehangatan yang hanya untuknya. Dimohon untuk membaca season pertama dulu ya luv agar tidak bingung saat membaca season dua ini
![DIA, BUNDAKU S2 [END]](https://img.wattpad.com/cover/368929503-64-k335245.jpg)