36 💌

4.8K 641 130
                                    

Kini bunda dan anaknya itu sudah dipindahkan ke ruang rawat yang berbeda. Di ruangan Shani ada Jinan yang sedang menjaganya. Sedangkan di sebelah ruangan Shani ada Keynal dan Veranda yang menjaga Christy.

Tidak lama setelah Jinan duduk di kursi samping brankar Shani, wanita yang berbaring itu mulai menunjukkan kesadarannya.

Berusaha menyempurnakan tatapan matanya yang berbayang di atas langit ruangan tersebut, lalu ia menoleh ke sampingnya.

"Syukurlah kalau lo udah sadar" Ujar Jinan.

"A-anak gue? Dede gimana nan?" Tanya Shani tanpa basa basi.

Jinan menghembuskan nafas beratnya. "Anak lo....." Tiba-tiba ia berhenti berbicara membuat Shani menunjukkan raut cemas.

"Apa? Anak gue mana? Dimana dia sekarang nan?" Ujar Shani yang sudah duduk di atas ranjang sambil menggoyangkan bahu Jinan.

"A-anak loo..."

"Iya anak gue kenapa?!! JAWAB YANG JELAS JINAN ALANDRAZ!" Balas Shani yang detak jantungnya sudah tak karuan.

"Pffttttt.. BAHAHHAHAAHA" Tawa Jinan sangat puas.

Shani mengerutkan keningnya bingung. "Kenapa ketawa? Apaan sih, gajelas tau ga lo" Kesal Shani.

Jinan mengusap air matanya akibat tawanya yang sangat puas itu. "Aduhh kocak banget anjir.. Anak lo baik-baik aja ko Shan, dia ada di ruangan sebelah sama mami sama pa– woiiii main ninggalin gue aja lu!" Ia pun menyusul Shani yang sudah ngacir duluan untuk menemui Christy, anaknya.

Di ruangan Christy, terlihat anak itu sedang ngobrol bersama omanya. Shani lantas menghampirinya dengan langkah lebar.

"Dedee.." Shani memeluk dan mencium kening Christy sekilas.

Ia tangkup kedua pipi Christy dengan menatapnya lekat. "Dede gapapa kan? Dede baik-baik aja kan? Ada yang sakit atau apa? Sesek ga dadanya? Ayo bilang sama bunda" Ujar Shani tanpa henti dengan raut khawatirnya yang berlebihan.

Christy tersenyum dan mencium bibir Shani lalu mengusap pipi Shani. "Aku gapapa bunda. Bunda gimana?" Tanya Christy.

Shani mengelus tangan Christy yang ada di pipinya. "Bunda baik-baik aja ko"

"Yasudah kalau begitu kita langsung pulang aja yuk. Kalian ga perlu di rawat kata dokter karna kalian tadi hanya terlalu banyak menghirup asap aja" Ujar Keynal.

Shani mengangguk ke arah Keynal lalu mengalihkan pandangannya lagi kepada anaknya. "Bunda gendong ya"

Christy menggeleng. "Tadi bunda udah gendong aku. Nanti bunda kecapean kalau gendong aku terus" Ucap Christy.

Tanpa menjawab, Shani langsung mengangkat badan Christy untuk ia gendong. "Kata siapa bunda capek? Bunda Shani itu strong women" Pede Shani.

"Ayo pulang" Ajak Shani sambil menatap mereka satu persatu.

Mereka pun beranjak untuk keluar rumah sakit menuju parkiran dimana mobil mereka berada. Jinan memilih ikut di mobil Keynal bersama mami ve daripada ia ikut di mobil Shani. Karna apa? Karna ia sudah mengira kalau mereka berdua akan bucin di depannya.

Mobil Keynal melaju lebih dulu dan diikuti oleh Shani di belakangnya. Jalanan malam ini cukup sepi membuat mereka tidak harus terjebak macet.

"Bun, makasih ya tadi udah nyelametin aku dari kebakaran di gedung itu. Padahal itu bahaya banget bun, tapi bunda tetep berusaha buat bawa aku keluar dari sana. Makasih bunda" Ujar Christy dengan menatap Shani dari samping.

Shani yang mendengar itu pun melirik sekilas dan tersenyum lebar. Ia meraih salah satu tangan Christy untuk di genggam.

Setelah tangan itu dalam genggamannya, Shani mencium punggung tangan tersebut tanpa mengalihkan tatapannya ke jalan.

DIA, BUNDAKU S2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang