40

313 10 0
                                    

[Vote sebelum baca!]

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

SELAMAT MENIKMATI

^^

Di dalam kamar yang hanya lampu tidurnya yang dinyalakan, kedua perempuan yang sedang tidur telentang di atas kasur sibuk bercengkrama penuh gembira, sesekali tertawa yang membuat suaranya menggelegar sampai terdengar ke luar.

Riana memiringkan tubuhnya menghadap Veli. "Ceritain hubungan lo sama si Ramanjing itu dong, gue kepo banget, kok, tiba-tiba mau nikah aja."

Sore tadi sekitaran pukul empat, Riana, Faiz dan keluarganya memutuskan untuk ke Jakarta karena besok adalah hari pernikahan Rama dan Veli yang diadakan di sebuah gedung di Jakarta. Veli meminta kepada Rama agar pernikahannya dilaksanakan di Jakarta karena Jakarta merupakan tempat kelahirannya, ia ingin menikah di tempat di mana ia dilahirkan.

Rama, Faiz dan kedua keluarga mereka saat ini tidur di apartemen yang lokasinya tidak jauh dari lokasi pernikahan, sedangkan Riana meminta izin agar dirinya tidur di rumah Veli saja, ia ingin menghabiskan waktunya dengan sahabatnya, sekalian menunggu kedatangan Rora yang merupakan sepupu Veli dan sahabatnya juga sedari kecil.

Veli menoleh. "Jangan, deh. Gue malu banget pas pertama kita ketemu."

Riana semakin dibuat penasaran, ia mengguncangkan lengan Veli. "Ayo dong ceritain, jangan buat gue mati penasaran," paksanya.

"Nggak mau ah, gue gak kuat nyeritainnya."

"Kayak lo bakal pingsan aja kalau nyeritain pertemuan pertama kalian itu."

"Gue berharapnya gue pingsan aja, sih, pas itu, kalau bisa menghilang dari bumi."

"Kenapa, sih!?" Riana semakin tidak sabar, "Ceritain sekarang atau gue telfon si Rama terus bilang kalau lo mau batalin pernikahannya," ancam Riana.

Veli menoleh kaget. "Riana, jangan ngaco!"

"Ya makanya buruan cerita."

Veli menghela napas, ia menghadap ke arah Riana sepenuhnya. "Gue ketemu sama Rama pas lagi di Jakarta."

Riana mengerutkan keningnya. "Jakarta? Kapan? Waktu SD?"

Veli menggeleng. "Waktu gue baru lulus SMA."

"SMA? Bukannya lo tinggal di luar negeri dari SMP? Kapan lo ke sini nya? Kok, lo nggak ngabarin gue, sih? Lo jahat banget, sih, lo gak mau ketemu gue lagi? Lo gak mau temenan sama gue lagi?" cerocos Riana tanpa henti, tidak membiarkan Veli menyela sedikit pun.

"Gue belum ngejelasin apa-apa tapi lo udah ngomong gue jahat aja."

"Yaudah jelasin sekarang."

"Dulu gue sama Rora dan orang tuanya ke Jakarta karena permintaan gue yang kangen banget sama Jakarta, gue sekalian mau ketemu lo pas itu. Tapi, Om Dika cuman bisa luangin waktu tiga hari doang di Jakarta karena banyak kerjaan yang gak bisa ditinggalin gitu aja. Jadi, akhirnya kita ke Jakarta cuman tiga hari. Gue sama Rora ke rumah lo waktu itu. Tapi, kata tetangga di samping rumah lo, lo sama sekeluarga lagi liburan ke Bali untuk beberapa hari, tetangga lo juga saat itu gak punya nomor lo atau Om Arka sama Tante Elis, jadi gue nggak bisa ngapa-ngapain lagi selain berharap kalau besoknya ada keajaiban buat lo pulang dan ketemu gue sama Rora. Terus, besoknya Allah langsung ngasih keajaiban, tapi keajaiban buruk karena gue nyemplung got pas lagi main sepeda dan diketawain Rama sama dua temennya yang lagi lewat waktu itu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hallo Gus!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang