Bagaimana rasanya menikah dengan iblis?
Kenyataan itu benar benar gila
DEVIL
Denial Villen adalah nama siluman yang menjadi pengantar dongeng anak-anak pada umumnya di kota Benulex, sebuah peradaban kuno yang hancur karenanya.
Arisa Vera, seorang ga...
Sometimes there are many intentions that we should not believe in.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Citra seringkali disalahartikan dan dijadikan patokan utama dalam sebuah ketidakseimbangan yang terstruktur. Niat awal yang murni pun bisa terjebak dalam permainan pencitraan, menciptakan ilusi semata. Ironisnya, manusia sering melupakan esensi keyakinan mereka sendiri dan malah terjebak dalam momen perpisahan yang penuh kepalsuan. Ini adalah sebuah paradoks yang sulit dijelaskan.
Mata elang merah Denial mengamati setiap gerakan kecil yang dilakukan oleh istrinya yang sedang bersandar di sisi tempat tidur yang terbungkus selimut putih tebal yang menutupi tubuhnya yang rapuh. Percintaan mereka yang dahsyat di waktu terhenti dan mengabadikan momen-momen yang hanya menimbulkan kecanduan telah berakhir.
Namun Arisa enggan membalas tatapan tajam yang diberikan Denial, gadis itu mengalihkan pandangannya, mengisi ruang dalam keheningan yang ada, membuat konsonan udara menjadi tak berarti.
"Kenapa kau marah?" tanya Denial santai sambil melipat tangannya di dada, bersandar di sisi kursi yang didudukinya sambil menyeringai nakal. Sungguh memuaskan melampiaskan kekesalannya hanya dengan menyiksa gadis itu di tempat tidur. Ya ampun, dia tidak pernah tahu bahwa ikatan paksa yang diberikan Ganresha kepadanya akan menimbulkan kegembiraan tersendiri.
Berbeda dengan Arisa yang hanya memperlihatkan ekspresi kekesalan wajahnya setelah hubungan seksual mereka berakhir lama sekali,yang dirasakan gadis itu di tubuhnya adalah sangat lelah terutama di selangkangannya yang terasa sakit karena seperti yang dikatakan pria itu dia tidak akan menggunakan sihirnya untuk mempengaruhi percintaan mereka. Sebaliknya, ia di biarkan merasakan semua rasa sakit itu. Itulah yang benar-benar membuatnya kesal saat ini.
Dia tidak tahu berapa lama waktu yang mereka habiskan, sayangnya waktu sedang berhenti jadi dia tidak bisa menghitung waktu yang mereka habiskan hanya untuk bercinta dalam kekasaran dan rasa sakit yang ada,dan lihatlah pria itu sekarang dalam kondisi prima, duduk tidak jauh darinya, dengan staminanya masih utuh dan tampaknya tidak merasakan sakit apa pun, menatapnya dengan senyum main-main. Bahkan mengajukan pertanyaan kepadanya saja seperti sama saja dengan mengejeknya.
Ini adalah kedua kalinya pria itu tidak dapat memahami perasaannya yang ingin menyendiri dan menangis dan malah mengajaknya bercinta. Setelah beberapa saat, dia merasa muak menjadi istrinya.
“Aku tidak akan melakukannya lagi, ini benar-benar yang terakhir kalinya,” ucap Denial yang tentu saja Arisa tidak percaya. Gadis itu masih enggan menatapnya, jemarinya yang rapuh masih memegang erat selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya.
"Aku sungguhan," ucap Denial dengan wajah serius yang langsung membuat gadis itu mengalihkan pandangan untuk menatap dengan mata penuh ketidakpercayaan dan kekesalan.
