New Version!!!
Cameron King Galaksa, leader dari geng motor generasi ke-3 yang ditakuti seantero sekolah. Apalagi jika bukan Asteroid. Satu sekolah menyebutnya dengan 'kulkas berjalan' laki-laki yang mempunyai hobby futsal dan basket itu kerap terli...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Pukul 15.15, Caramel tiba dirumahnya, ia memasuki rumah itu. Gadis itu sama sekali belum mengetahui bahwa ayah dan kakaknya berada disini. Baru saja akan memanggil tantenya, Caramel berhenti ketika melihat orang yang paling dirindukannya berjalan menuruni tangga dengan raut wajah tak terbaca.
"My bro?" Caramel tersenyum lebar melihat pria itu, Dias semakin melangkahkan kakinya mendekati sang putri dan dibelakangnya ada daddynya yang baru saja selesai mandi.
Caramel merentangkan tangannya hendak memeluk sang kakak, namun hal yang tak di sangka-sangka terjadi.
Plakkk....
"Dias!"
Suara bariton Rudolph menggema disana, Bianca yang berada di kamar langsung keluar dari dalam kamar, Dias baru saja menampar adiknya. Wajah Caramel tertampar ke samping, ia tak menyangka pertemuan mereka akan seperti ini.
"Ini milikmu?" Tanya Dias pada adiknya. Dias melemparkan tatapan menyelidik, keningnya berkerut serta matanya yang menyipit tajam. "Are you pregnant?" Tanya Dias lagi, dengan suara pelan.
Pupil mata Caramel langsung membulat sempurna, ia beralih pada kakaknya yang sedang memegang testpack. Gadis itu menggelengkan kepalanya dengan panik, Caramel itu semakin panik ketika daddynya beranjak dan berjalan mendekati kakaknya dan mengambil alih testpack itu.
"What's this? You are pregnant?" Pria itu mengalihkan pandangannya menatap putrinya yang terdiam membeku.
"D... Dad, a... A─"
"Are you pregnant?" Potong Rudolph, pria itu adalah tipe bapak-bapak yang tak suka basa-basi. "Kau mau menjawab daddy atau tidak?" Lanjut pria itu.
"Katakan Caramel." Sahut Dias, ia masih menatap adiknya dengan tatapan tajam.
"NOW!"
Bentakkan itu membuat Caramel terkejut. "I'm sorry, I am pregnant." Lirih Caramel dengan suara yang pelan namun masih bisa didengar oleh mereka.
"W... WHAT!" Seru Dias, mata pria itu membelalak.
Plakkk....
Seketika wajah Caramel kembali menoleh ke samping, saat satu tamparan keras yang lebih keras lagi melayang dipipi mulusnya. Caramel hanya bisa diam, ingin menangis karena sakit namun ditahannya, ia siap mendengarkan kata-kata yang akan dikeluarkan oleh daddy dan kakaknya.
"Are you serious? Oh my god!" Dias mengusap wajahnya kasar.
Rudolph melayangkan tatapan marah pada putrinya. "Are you crazy? Apa yang kau lakukan Caramel. K... Kau!" Pria itu tak mampu berkata-kata lagi.
Bibir Caramel bergetar, ia menundukkan kepalanya. "I'm sorry dad, i'm sorry." Hanya kata maaf yang bisa Caramel katakan.
"Jadi ini alasanmu untuk tinggal Indonesia? Agar kau bebas melakukan segalanya!" Seru Rudolph. "Katakan, siapa laki-laki itu Caramel. KATAKAN!" Bentakan itu membuat Caramel terlonjak kaget, jantungnya berdetak lebih cepat.