Warning for +21 only
Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca
Happy reading
7/9/24 - 25/2/25
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
peng dudukin gak sih 😬🤤🤤
Keanu POV
Aku sudah tidak peduli lagi dengan omonganku yang terdengar kekanak-kanakan.
Salah Jihan juga karena dia memprovokasiku dengan tindakannya. Kenapa dia jadi bersikap seperti itu?
Aku pikir dengan menemaninya pergi ke acara pernikahan dan menghadiri acara arisan setelahnya, sikap Jihan padaku akan sedikit berubah. Tetapi nyatanya perempuan itu malah menghindariku sejak acara itu berakhir.
Bagaimana bisa Jihan malah memisahkan diri tidak pulang bersama kami dan lebih memilih memesan mobil dengan kondisi keadaan kaki seperti itu?
Dan sekarang dia malah bersikap lebih akrab dengan pria yang membuat darahku mendidih tiap kali melihatnya berdua dengan Jihan.
Entahlah, aku sendiri juga merasa aneh dengan apa yang aku rasakan saat ini. Kenapa bisa aku merasa kesal dan emosi tiap saat melihat Jihan berdekatan dengan pria lain.
Yang tidak habis pikir, bagaimana bisa aku selalu memikirkan hal-hal kotor apabila berdekatan dengan Jihan padahal selama ini aku tidak seperti itu dengan perempuan lain.
Hasrat ingin memiliki Jihan sangat besar, apakah ini hanya nafsu saja atau aku mempunyai perasaan khusus pada Jihan?
Aku tertegun.
Benarkah aku menyukai Jihan sebesar itu? Sampai aku bertindak seperti orang kehilangan kendali dan tidak berpikir panjang.
Pintu ruangan terbuka lebar seiring munculnya sosok Jihan dengan wajah penuh emosi. Perempuan itu berjalan berderap tetapi akhirnya berhenti secara mendadak tepat tiga langkah lagi di depan mejaku.
Matanya melebar melihat tajam diriku, Jihan hendak berkata-kata tetapi akhirnya terdiam lama.
"Kenapa?" Tanyaku memancingnya untuk mengeluarkan emosi yang sedang dia tahan.
"Apa yang bapak lakukan tadi sudah keterlaluan" Jihan menatapku sinis lalu mendengus.
Aku tahu itu.
"Kamu ke sini bukan berkaitan dengan masalah pekerjaan?" Tanyaku lalu berdiri.
Jihan langsung bersikap siaga, perempuan itu mendongak seiring tubuhku lebih mendekat di tempat dia berdiri.
"Tujuan saya datang ke sini memang bukan urusan kerjaan"