New Version!!!
Cameron King Galaksa, leader dari geng motor generasi ke-3 yang ditakuti seantero sekolah. Apalagi jika bukan Asteroid. Satu sekolah menyebutnya dengan 'kulkas berjalan' laki-laki yang mempunyai hobby futsal dan basket itu kerap terli...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Gelap."
Apartemen itu terlihat gelap, yang menandakan pemilik tersebut sudah tertidur. Dengan langkah pelan ia berjalan mengendap-endap menuju kamar Cameron, Caramel berhenti sejenak didepan pintu kamar itu. Tangannya terulur memegang kenop pintu, sebelum memutarnya, Caramel terlebih dahulu menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan pelan.
Hufffttt....
Ceklekk....
Gadis itu memutar kenop pintu kamar Cameron, pintu kamar terbuka sedikit dan Caramel kembali berhenti. Karena melihat lampu kamar itu masih menyala, gadis itu mengira Cameron belum tidur, tetapi satu menit dalam posisi itu. Tak ada pergerakan apapun dari dalam sana, gadis itu memutuskan untuk perlahan masuk kedalam agar tak menimbulkan suara.
Hal pertama yang Caramel lihat adalah tempat tidur, disana ada Cameron yang tengah tertidur tengkurap. Ini kesempatan yang bagus untuknya, ia mendekati laki-laki itu.
Gimana cara ngambilnya, kalo tidurnya kayak gitu, batin Caramel, terlihat Cameron tidur tengkurap dengan bantal menutup kepalanya, sialnya tubuh Cameron tak memakai atasan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Glekkk....
Caramel menelan salivanya, tangannya bergerak dengan perlahan untuk sedikit menggeser bantal itu agar ia dapat melepaskan kalungnya yang melingkar di leher laki-laki. Tangan Caramel gemetar saat menyentuh bantal itu, jantungnya berdebar kencang, takut jika laki-laki yang sedang tertidur itu tiba-tiba saja bangun.
Keringat membasahi pelipis Caramel, hanya untuk mengambil kalung itu. Perjuangannya sampai seperti ini, jika saja kalung itu hanya kalung biasa. Maka, ia akan mengikhlaskannya. Jemarinya menyenguh rantai kalung itu, jarinya bergerak melepaskan kaitannya.
Tukk....
Terlepas, kaitan kalung itu terlepas. Langkah terkahir, Caramel harus menarik kalung itu hingga benar-benar berada di tangannya. Caramel berdiri sembari berkacak pinggang, mencari posisi yang bagus untuk menarik kalungnya itu, hal yang tak mungkin jika Cameron menindih benda itu.
Gadis itu mencondongkan kembali tubuhnya, tangannya menjangkau kalung liontin itu. Berharap gerakan apapun yang tak sengaja dilakukannya nanti, tak akan membangunkan Cameron. Deru nafas Caramel begitu dekat menyapu leher Cameron, gadis itu mencoba menarik dengan pelan kalung itu.