Cerita Satu : Jeon Jung Kook

1.4K 61 2
                                    

CERITA 1

"Terbang ke bawah"

Jeon Jung Kook

"Lihatlah burung di atas sana tidak mungkin berdiam diri di sarang mereka hingga tua. Mereka pasti akan terbang ke atas untuk menyelesaikan setiap masalah dalam hidupnya. Begitu juga kau yang tidak mungkin berdiam diri di sini seumur hidupmu. Kau harus terbang, tapi terbang ke bawah sana."

***

Untuk seorang anak 18 tahun seperti seorang Jeon Jung Kook, mana ada namanya kebahagiaan.

Orang-orang selalu menyangka di umur yang ke-18, seorang remaja sedang mengalami masa yang paling menyenangkan. Menyenangkan karena bisa bermain bersama teman-teman seharian di sekolah tanpa harus memikirkan masalah di rumah. Menyenangkan karena bisa fokus belajar untuk masuk ke perguruan tinggi. Menyenangkan karena bisa bergonta-ganti pacar sepuasnya tanpa ada yang melarang.

Tapi bagi Jeon Jung Kook, kesenangan itu hanyalah siksaan neraka yang setiap hari menghantuinya, meremukkan jiwanya dan merusak wajahnya. Ingin sekali ia lari dari siksaan neraka itu, namun apa daya—memang tidak ada yang bisa dilakukannya, sekalipun teman kamarnya di asrama—Park Ji Min mencoba membantunya.

"Jung Kook-a, lebih baik jangan masuk sekolah lagi hari ini. Mereka akan menghabisimu," ucap Ji Min khawatir.

Jung Kook menggeleng sambil menunjukkan seulas senyum. Senyum yang terkesan memaksa. "Tidak apa. Aku pasti akan tetap baik-baik saja."

Ji Min menghela napas. "Tapi...."

Jung Kook mendengus. "Sudahlah, ayo berangkat sekolah sekarang."

"Jung Kook-a," panggil Ji Min lagi.

"Apa?!" Jung Kook menoleh dengan malas.

"Maafkan aku."

***

Benar saja. Begitu Jung Kook menginjakkan kaki di dalam kelas, segerombol murid lelaki yang berbadan lebih besar darinya segera mengerumuninya. Ji Min yang tadinya datang bersamanya segera memundurkan langkah dan lari terbirit-birit menuju bangkunya. Ia hanya bisa duduk diam di sana tanpa berani menoleh ke arah teman sekamarnya yang kini harus kembali menemui mautnya.

"Lihatlah." Salah satu murid laki-laki yang mengerumuni Jung Kook berjalan mendekati Jung Kook dan menarik rambutnya dengan kasar sebagai sapaan. "Teman kecil kita sudah datang."

Murid laki-laki yang lain ikut mendekati Jung Kook. Hingga semuanya kini memberikan 'sapaan' untuk Jung Kook. Dalam sekejap ia berubah menjadi babak belur, padahal masih pagi. Tapi itu belum seberapa, ia biasanya menerima 'sapaan' yang lebih parah hingga ia harus mendekam di ruang Bimbingan Konseling bersama para murid lelaki penghuni neraka itu. Dan biasanya, yang selalu membuatnya berhasil mendekam di ruang kepala sekolah adalah ketua dari para murid lelaki penghuni neraka itu—Yoon Hoo.

"Kau membawa pesananku, kan?" suara berat Yoon Hoo terdengar. Para murid lelaki yang tadi mengelilingi Jung Kook perlahan-lahan mengendor—memberi jalan pada sang ketua geng untuk berkomunikasi bersama korbannya.

Jeon Jung Kook mengangguk seraya mengambil tas dan mengeluarkan beberapa makanan dari dalam sana. Tanpa permisi, para murid lelaki itu merebut tasnya dengan ganas dan menggerogotinya seperti sekumpulan singa yang haus darah.

"Bagus." Yoon Hoo meletakkan tangannya pada pundak Jung Kook dan meremasnya pelan, meninggalkan bekas sakit yang ngilu. "Kau memang pecundang yang bisa diandalkan. Teruslah bekerja keras untuk kami jika kau tidak ingin mati."

BUTTERFLY (BTS FANFICTION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang