Eight

15.8K 775 8
                                    

Rayhan menatap dirinya yang masih terlihat cukup kacau di depan cermin kamarnya. Kepalanya masih sedikit pusing namun sudah jauh lebih baik dibandingkan pagi tadi. Untung saja Ayah dan Bunda tidak curiga sama sekali karena Rayhan buru-buru kabur ke kamar untuk membersikan tubuhnya dari bau alkohol. Mengingat kejadian semalam membuatnya semakin pusing, Rayhan begitu marah kepada Ayesha dan juga dirinya sendiri. Bisa-bisanya Ayeshanya berbuat begitu. Ayeshanya? Sudah bukan.

Pengkhianatan adalah kesalahan terbesar di kamus hidupnya. Tak ada kata memaafkan tercatat disana. Jadi begini rasanya dikhianati dan tersakiti. Memang benar, orang yang memegang kunci utama untuk menyakitimu adalah orang yang kamu cintai. Tidak salah jika ada yang mengatakan love is hurts. Kenyataannya cinta itu membawa kita perlahan untuk menyakiti diri sendiri nantinya.

Rayhan menundukkan kepalanya, memejamkan matanya sejenak. Muncul nama Caliandra disana. Apakah ini karma akan perlakuan buruknya terhadap Caliandra? Sejak awal dia sudah begitu kasar terhadap Caliandra. Ia masih tak percaya bagaimana mungkin ini semua terjadi dalam satu malam. Malam yang ingin ia buang dari hidupnya jauh-jauh. Detik ini juga ia putuskan untuk membenci Ayesha karena telah mengkhianatinya. Tidak ada kata maaf. Lagi.

*

Tiga hari setelah tragedi hangover-nya Rayhan, Rayhan belum bertemu lagi dengan Caliandra. Acara pertemuan mereka ditunda sementara karena Caliandra yang sedang menyiapkan sidang skripsinya. Caliandra ingin fokus menyiapkan semuanya. Dan memang selama 3 hari ini ia menghabiskan sebagian besar waktunya di kampus untuk mempersiapkan diri. Rayhanpun tak menghubunginya karena ia meminta untuk tidak diganggu. Lagipula Rayhan sedang sibuk mengurus skripsinya. Jadilah mereka berdua tenggelam dengan aktivitas masing-masing.

"Udah beberapa hari ini gue gak lihat Rayhan nyamperin lo Cal?" Gama tiba-tiba menyinggung Rayhan di tengah-tengah usaha Calia menghafalkan isi slide presentasinya.

"Gue minta sama ibu acara jodoh-jodohan ditunda dulu. Anaknya lagi uring-uringan gini. Udah ah ga usah dibahas, lo mending bantuin gue. Udah tinggal besok Gamaaaa! Lo gak liat temen lo yang satu ini lagi stres luar biasa?" Calia berteriak di hadapan Gama karena panik yang menyelimutinya.

Gama menarik tangan Calia dan meletakkan di pipi Calia," Hey dengar-dengar. Everything will be alright. Tenang aja Calia sayang, lo sudah mempersiapkan semuanya dengan baik. Lo pasti bisa. Gue yakin. Lagipula besok gue pasti temenin lo, jadi tenang aja. Gue kan lucky charm lo, ya kan?"

"Hah Lucky Charm? No, no, no...." Calia menggeleng-gelengkan kepalanya,"Tapi iya deh lo harus temenin gue sampai pengumuman besok. Gak bisa gak."

Mendengar nama Rayhan diucapkan oleh seorang Gama tadi, membuatnya kembali mengingat sosok yang berusaha ia lupakan beberapa hari ini. Ia hanya ingin fokus dengan sidangnya dan tidak ingin diganggu oleh urusan hatinya. Tapi apa daya, sekali pelatuk memori itu ditekan maka semuanya akan kembali dengan begitu cepat. Sama halnya ketika Gama menyebut Rayhan dihadapannya, "Are you Okay Ray?" hatinya menggumam.

*

Rayhan baru mau melangkahkan kakinya ke meja makan, namun Bunda sudah menodongnya dengan begitu semangat, "Kamu tumben ke kampus pagi sekali, kan sudah ga ada kuliah. Lebih baik kamu temani Caliandra. Kasih dia semangat hari ini."

"Mau konsultasi dosen Bun. Kan Bunda sama ayah yang nyuruh Rayhan buru-buru selesain skripsi. Emang Caliandra kenapa?" Ujar Rayhan seraya mengambil roti dan selai kacang di hadapannya.

"Loh kamu gimana? Caliandra kan sidang skripsinya hari ini. Bunda tau kalau kamu pastru gak mau ganggu dia fokus skripsi, tapi ya gak begitu juga. Masa kamu gak ada perhatiannya."

Rayhan dibuat terpaku oleh ucapan sang Bunda, benar juga semenjak kejadian memalukan yang lalu ia belum sekalipun menghubungi Caliandra lagi. Ditambah bunda mengatakan kalau memang Caliandra tidak ingin diganggu dulu sampai sidangnya usai. Tapi Rayhan sendiri benar-benar tidak tau kalau sidang skripsinya berjalan hari ini. Perempuan yang selalu menyebutnya galak itu pasti butuh banyak dukungan sekarang, tapi apakah dukungan seorang Rayhan dibutuhkan? Yang ada selama ini Rayhan selalu mengganggu dan menyusahkannya. Tapi rasanya tidak ada salahnya jika bisa memberikan sedikit support untuk si gadis mungil itu.

I Choose YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang