Bagian 07

11.9K 1.7K 503
                                    

Dedarah
Bagian 07

a novel by Andhyrama

www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama

○●○

Ada yang lucu saat yang tidak ada begitu dicari dan yang ada diperlakukan bagai tak  pernah ada.

○●○

Pernah tidak kalian berpikir bagaimana rasanya menjadi hantu?

Pernah mendengar cerita mistis dari teman atau kenalan yang mengalaminya langsung? Coba ceritakan kembali?

Kalau kalian sendiri, apakah pernah bertemu dengan mereka? Coba ceritakan kronologinya!

Percayakah mitos jika ketindihan, sleep paralysis itu artinya kalian sedang diduduki makhluk halu? Pernah mengalaminya?

Me: Pernah di malam setelah ibu kosku meninggal, aku ketindihan. Dan dalam penglihatanku saat itu, aku melihat sebuah kaki yang sangat pucat sedang menimpa kakiku sehingga tidak bisa bergerak.

Di malam yang lain, aku sedang shift malam di kantor. Aku tidur di pantry dan saat itu aku mengalami ketindihan dan mendengar suara wanita, saat aku membuka mataku. Sosok berambut panjang sedang ada di depanku.

Di malam yang lain lagi, aku mengalami ketindihan berkali-kali. Jadi saat aku tidur aku langsung ketindihan dan ketika aku berhasil bangun, dan kemudian tidur lagi, aku mengamali itu lagi. Dalam penglihatanku, aku melihat sosok berpakaian putih dan rambut gimbal sedang berdiri.

Apa yang dilihat saat ketindihan biasanya tidak nyata, tapi bisa dirasakan dan terasa sangat nyata. 

○●○

Aku terdiam di ranjang, tanpa suara, tanpa melakukan apa pun. Aku hanya diam mematung. Meski Ibu menggedor pintu agar aku keluar untuk sarapan dan berangkat sekolah, aku bergeming. Saat dia dan Rajo berpamitan untuk ke kota, aku sama sekali tak menjawab. Tidak ada hal yang bisa kulakukan. Lebih tepatnya, tak ada hasrat apa pun.

Setelah sosok itu menghilang, aku sama sekali belum tidur lagi. Aku gemetaran sepanjang malam. Tak bisa tidur. Perasaanku dipenuhi bayang-bayang mengerikan, perasaan digerayangi ribuan helai rambut di seluruh tubuh. Ketakutanku akan kedatangannya lagi memenuhi pikiranku. Seluruh tubuhku lemas dan nyeri. Sampai sekarang pun, aku masih gemetaran. Mataku tampaknya sudah mulai kering karena menangis sepanjang malam tanpa suara.

Aku tidak akan berangkat sekolah hari ini, itu sudah kuputuskan. Aku menggigil saat memikirkan kembali apa yang telah terjadi padaku. Perlahan, mataku mulai kembali basah, aku menangis. Kali ini bukan karena takut, tetapi karena marah.

Aku turun dari ranjang, melempar bantal dan guling. Menarik seprei, aku membuangnya entah ke mana. Berpindah dari ranjang, aku mengacak-acak nakas. Menuju meja rias, aku mengobrak-abrik segalanya yang ada di sana.

Dalam pantulan cermin, aku melihat seorang gadis dengan wajahnya yang pucat dan memerah, rambut yang acak-acakan, dan mata yang sembab. Sesuatu yang sangat jauh dari cantik.

Mengatur napas dan memandang cermin dengan kemarahan yang meluap-luap. Aku telah bersumpah. Tidak akan kumaafkan! Orang yang telah memberiku kutukan ini, dia tidak akan mendapatkan ampunan dariku. Aku akan melakukan hal yang lebih kejam dari yang dia lakukan padaku. Siapa pun dia, aku sangat membencinya.

Dedarah 「END」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang