New Student

42.2K 1.3K 93
                                    

a/n: haai, aku di sini masih pemula banget hehe. jadi kalo jalan cerita nya garing, atau tanda baca nya masih salah2 ya mohon dimaapkan. tapi kritik & saran aku terima banget kok!:)

Hai semuaaa. Cerita ini mau aku revisi, karena aku bikin ini pas masih amatir banget banget, jadi mau aku benerin sesuai kemampuan aku sekarang yang udah rada-rada lebih baik dari sebelumnya. Mungkin proses revisinya bakal lama soalnya waktu yang kurang memihak diri ku ini (?) tapi kalian tetep bisa baca seperti biasa kok, tanpa gangguan:)

###

Alexa Josephine, ia seperti biasa sedang membaca novel di kamar nya. Bibir mungil nya tersenyum membaca setiap kata yang tertera di buku itu. Di dalam cerita, seorang lelaki berumur delapan belas tahun menyatakan perasaannya pada wanita berumur dua puluh lima tahun itu. Jarak umur tidak menghalangi kisah cinta mereka.

"Alexa," suara seorang lelaki yang umurnya tidak jauh dengan Alexa itu memanggil nama adiknya. Ia menghela napas panjang di depan pintu kamar Alexa.

"Ya kak?" Alexa meninggikan nada suaranya agar kakaknya dapat mendengarnya dari luar kamar.

"Disuruh Mama makan."

"Iya kak." Jawab Alexa lalu kembali membaca novel yang ia pegang. Tak peduli dengan usaha kakak nya yang harus memberhentikan kegiatan makan malamnya hanya untuk memanggil Alexa.

"Tutup novel nya, Alexa." Tama selaku kakaknya Alexa sudah hapal dengan kelakuan adiknya yang tidak akan bisa berhenti sekalinya sedang membaca novel.

Alexa menghembuskan napas berat, "Ya, kak."

Alexa mengambil pembatas buku di meja kecil sebelah tempat tidurnya lalu menyelipkannya di lembaran terakhir yang ia baca.

Aroma nasi goreng seafood buatan mama nya itu menyeruak masuk ke indera penciuman Alexa, membuat suara perutnya semakin berisik.

Alexa duduk di kursi meja makan dengan mata berbinar melihat nasi goreng yang sudah ada di hadapannya. "Ngeliatinnya biasa aja kali." Ucap Tama lalu menyindir adiknya itu sambil menuangkan nasi goreng ke piring nya.

"Bawel lo kak."

"Baru duduk bentar, udah berantem." Celetuk Caca-Ibunya Alexa-yang sudah biasa mendengar pertengkaran kecil anak-anaknya.

Alexa berbincang dengan Ibunya tentang kejadian di sekolah tadi, apapun kejadiannya, Alexa menceritakannya. Berbeda dengan Tama, ia justru sibuk dengan handphone nya tanpa memperdulikan perbincangan antara Ibu dan adiknya itu.

"Eh Lex, emang ada anak baru di angkatan lo?" celetuk Tama membuat Alexa memberhentikan bicara nya pada Caca.

"Ngga ada kok. Emang kenapa?"

"Kata temen gue nanti bakal ada anak baru di angkatan lo." Jawab Tama sambil terus memandang layar ponsel nya.

"Serius? Cowok apa cewek?"

"Mana gue tau."

Alexa tersenyum saat membayangkan ada murid baru di sekolahnya. Ia harap murid tersebut adalah cowok yang ganteng, tinggi, pintar, baik, pokoknya sempurna!

"Mulai dah ngayal." Ucap Tama membuat lamunan Alexa buyar.

*

Perempuan berambut coklat yang panjang dan tebal, mata bulat berwarna coklat gelap, berkacamata, dan bibir mungil itu berjalan memasuki gedung sekolahnya. Yap, itu Alexa, berjalan dengan senyum cerianya memasuki sekolah. Berbeda dengan kakaknya, Tama, lelaki most wanted di sekolahnya dan selaku ketua OSIS itu berjalan lunglai dan ngantuk.

Alexa memang anak yang nerd di sekolahnya. Teman yang sedikit dan prestasi segunung itu membuatnya dicap anak nerd di sekolahnya. Tetapi, ia bernasib sedikit lebih baik di sekolah, ia tidak dibully seperti yang diderita anak culun lainnya. Kenapa? Karena kakaknya yang populer dan disegani itu membuat orang-orang takut untuk membully Alexa.

Alexa duduk di kursi kelas. Ia duduk di paling depan, depannya meja guru, ia sengaja duduk di situ agar bisa lebih fokus menyimak pelajaran.

Rizka, sahabat Alexa memasuki kelas dengan wajah ceria nya lalu duduk di sebelah Alexa.

"Ada apa nih? Kayaknya seneng banget." Selidik Alexa.

"Duh Lex, sumpah, lo harus tau ada anak baru ganteng banget. Gue ngga tau dia anak kelas berapa, semoga aja sih anak kelas 11 sama kayak kita."

"Serius? Kayaknya mereka seangkatan sama kita deh, soalnya kemaren kakak gue bilang kalo bakal anak baru di angkatan kita." Cerita Alexa mengingat ucapan Tama semalam.

"YESS! Semoga aja sekelas." Ucap Rizka penuh harap, membuat Alexa tertawa.

Sementara itu, dua murid lelaki yang kembar sedang berada di ruang kepala sekolah bersama dengan Ibunya.

"Tolong ya pak, jaga Alex sama Axel. Saya yakin, mereka anak yang sama-sama mudah nurut pak." ucap Nadya-Ibu Axel dan Alex-pada kepala sekolah.

Tetapi Pak Ronald, selaku kepala sekolah menyatukan alisnya menatap kedua murid kembar ini. Dalam benaknya, ia tidak yakin jika keduanya mudah diatur.

Ralat, ia yakin jika Alex Jericho adalah anak yang baik-baik. Rambutnya yang menutupi dahi dan berwarna hitam, bulu mata lentik, hidung mancung, dan bibir tipis ini terlihat lebih suci dibanding saudaranya yang kini duduk disebelahnya.

Berbeda dengan Axel Jeremy, gayanya yang urakan, fisik yang sama persis dengan Alex, rambutnya naik ke atas seperti gaya rambut lelaki yang kekinian, dan baju lecek nya itu terlihat lebih berdosa dibanding saudaranya.

"Ba-baiklah bu. Terima kasih sudah mempercayakan kami untuk menjaga anak-anak anda." Ucap Pak Ronald dengan senyuman.

"Sama-sama pak. Saya tinggal dulu ya pak." Nadya tersenyum ramah lalu berjabat tangan dengan Pak Ronald lalu meninggalkan ruangan itu.

"Ekhem. Oke, sekarang kalian silakan pergi ke kelas kalian. Alex kelas 11 IPS-1 dan Axel kelas 11 IPS-2." Jelas Pak Ronald.

"Baik pak, terima kasih banyak." Ucap Alex lalu berjabat tangan dengan Pak Ronald, sementara Axel dengan gaya selengeannya keluar dari ruang kepala sekolah tanpa berpamitan.

Axel menatap kelas bertulisan 11 IPS-2 itu, ia membuang napas berat lalu masuk ke kelas tanpa mengetuk pintu.

Semua murid dan Pak Ryan, guru Bahasa Indonesia, menengokan kepala ke arah pintu. Cewek-cewek di kelas langsung terpaku menatap ketampanan Axel dengan gaya senga nya dan tas yang hanya digendong sebelah.

"Maaf pak. Saya anak baru di sini." Ucap Axel datar.

Rizka langsung menyenggol-nyenggol lengan Alexa, yang juga sedang mematung menatap ketampanan Axel.

"Ganteng banget." Bisik Rizka.

"I-iya." Alexa mengangguk cepat.

"Baiklah. Silakan duduk di kursi yang kosong." Ucap Pak Ryan lalu Axel dengan santainya berjalan ke bangku kosong yang ada di barisan belakang membuat semua kaum hawa terpesona melihatnya.

****

hehehe gimana gimana? klise ya? emang. tapi biar lah yaa.

jangan lupa vote dan comment ya. vomment kalian berharga banget buat aku. makasih:)

21 Januari 2016

Alexa & AxelWhere stories live. Discover now