7

5.9K 275 0
                                    

Pramestya.

aku menuruni anak tangga menuju kelantai bawah. Pemandangan seperti biasa yang aku dapat. Tidak ada mama dan papa. Tidak ada suara cempreng dari kakakku. Dan bahkan harum masakan yang mama buat, kini aku tinggal berdua dengan mama. Yah,belakangan ini mama banting tulang untuk menghidupi aku dan jj kucing kesayanganku. Berangkat pagi pulang pagi sampai waktu untuk sarapan pun tidak ada.

Aku menghampiri sudut rumah yang dulu ramai dengan suara tawa dan keharmonisan sebuah keluarga. Aku mulai bernostalgia bagaiman dulu papa sering memandikan jj dan mama sering membuatkan teh dipagi hari.

Semua kejadian yang pernah kualami masih rapi tersimpan didalam memoriku.

Aku menatap jam dinding yang berada diruang tv menunjuk pukul 06:00. Dengan langkah malas aku bergegas pergi kesekolah.

———————

Sampai disekolah. Ada beberapa murid cewek menatap ku tajam seperti aneh. Kenapa ? Apa yang mereka lihat? Namun dengan cuek aku tetap melangkah masuk ke gerbang sekolah.

Disana aku melihat  dave dan teman-temannya hendak menggoda cewek -cewek yang lewat didepannya. Aku berjalan santai melewati dave dan teman-temannya yang tengil menuju kelas, namun tiba-tiba tangannya menggenggam erat lengan ku.

"gue mau ngomong"dave menarik tanganku dan membawaku entah kemana.

"Kita kemana?"sahut ku yang hanya mengikuti kemana dia membawaku.

Ternyata dia membawa ku kesebuah lorong yang sepi dan jarang sekali ada murid yang lewat sini.

"Kenapa kita kesini?"aku memperhatikan gerak gerik dave. Takut dia berbuat mesum.

"Tenang tya,gue ngajak lo kesini cuma mau ngasih kejujuran sama lo"ucap dave dengan matanya yang coklat.

"Kejujuran apa?"aku menaikkan satu alisku, kenapa dengan dia?

"Jujur,waktu itu lo pernah gue bikin bahan taruhan,tapi selama gue deket dan caper sama lo gue ngerasa nyaman banget sama lo,dan gue mulai suka saat kita ketemu pertama kali tya"

Aku hanya diam seribu bahasa. Dia berkata jujur kah? tapi matanya mengatakan dia benar-benar menyayangiku. Meskipun sempat kecewa karena aku dijadikan barang taruhan tapi hatiku berkata'maafkanlah'.

"Hmm,makasih dave lo udah mau jujur soal itu,gue sama sekali gak marah kok" aku mengulas senyum.

Dave mengusap dadanya dan menarij nafas dalam -dalam. Kenapa dia? Mungkin nervous?

"Yaudah ayo gue anter kekelas lo"dave menarik lagi lenganku yang bertanda merah karena tarikannya tadi.

Kami jalan berdua tidak bergandengan namun semua mata menatap heran kami.  Ada yang salah? Tapi kulihat dave cuek tak peduli dengan para murid yang menatapnya.

"Etss,dave lo jadian sama tya?"tiba-tiba yoyo memberhentikan langkahku dan dave.

"Bentar lagi"jawab dave enteng dan melirikku.

Sumpah baru kali ini aku diliriknya.

"Apaan sih dave"aku mendengus kesal. Dave hanya tertawa kecil melihat tingkahku.

"yaudah selamat kalo udah jadian,dan kasian kalo belum jadian"ledek yoyo yang langsung lari sebelum diklepak dave.

"Maaf yah sama temen aku"dave mulai berbicara layaknya orang pacaran. Huh sebel.

"Iyah, yaudah gue masuk kelas yah"aku jalan memunggungi dave dan masuk kekelas ku yang bersebrangan dengan dave.

—————————-

Free coment♥

BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang