3

2.5K 69 1
                                    

Upacara selesai, tapi aku belum berhasil melihat Kak Andra. Dia kelas berapa ya?

"Va, temenin ke perpus dong. Gue mau liat-liat buku di sana," ujar Iran.

"Aha, ini yang gue suka. Yuk!" aku menggamit tangan Iran.

Letak perpustakaan ada di samping kelas 3. Siapa tau bisa ngintip, ada Kak Andra apa nggak. Hihihi...

Iran masuk ke dalam perpus, sementara aku berdiri di depan pintu. Duh rasanya nggak berani menoleh ke samping kiri, ke kelas 3 Ipa. Suasananya lagi berisik banget. Dua orang senior cewek berjalan menuju perpus, dan sekilas memandangku sebelum masuk. Aku memberi senyum. Dibalas. Tapi cuman sebentar. Yah, resiko jadi anak baru. Nggak bisa seenaknya akrab sama senior.

Aku memandang ke dalam perpustakaan. Lumayan... tapi aku belum ada minat membaca buku. Kulihat Iran masih sibuk melihat-lihat judul buku. Kemudian aku beralih menoleh ke arah lapangan sekolah. Waduh, itu kan Kak Andra? Dia lagi berjalan melewati kelas X.7 hendak ke ruang guru.

"Iran... Iran..." seruku.

Iran menoleh, sementara kedua staf perpustakaan melotot padaku.

"Eh, di sini gak boleh ribut, tau!" hardiknya.

"Maaf Kak, maaf.." sahutku cepat, kemudian melambai ke arah Iran, menyuruhnya segera menghampiriku.

"Apaan sih?"

"Kak Andra," bisikku cepat. "Ayo cepat!" Aku menarik tangan Iran menuju ruang guru.

"Mana? Mana?" seru Iran.

"Ssst...." aku berkali-kali menyuruhnya diam.

Ups.. Kak Andra di depan sana, akan berjalan ke arah kami. God, aku jadi salting. Aku segera menoleh pada Iran. Dia menepukku berkali-kali.

"Aduh!" seruku diam-diam melotot pada Iran.

Kemudian Kak Andra melewati kami. Ia sempat menoleh dengan tatapan bingung, tapi tidak berkata apa-apa. Kemudian dia berlalu dan semakin jauh.

"Iran ngapain lo muncul bahu gue hah? Kita kan bisa ketahuan tau!" seruku.

"Gue ngasih lo kode tau..."

"Ih... gue mah udah tau.. eh cepet kejar dia!" seruku.

"Hah?"

Aku menarik tangan Iran, sambil berbisik sebisa mungkin, "Kita intip dia masuk di kelas mana. Kita kan gak tau dia kelas apa!"

Dari sudut tembok, kulihat Kak Andra berjalan ke arah kantin. Yah.... ini sih nggak bisa ketauan dia kelas berapa?

"Lo mau ke kantin juga?" tanya Iran.

"Gak. Kita tunggu dia keluar."

Kami akhirnya duduk saja di tempat duduk depan perpustakaan. Menunggu Kak Andra kembali dari kantin.

***

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang