TRA-19

15.1K 1.2K 423
                                    

The Red Affair

(The Kingston City Series #1)

a novel by Andhyrama

www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama

***

Kematian Tuan Ross memang membawa banyak duka, tak berbeda dengan suasana kantor yang tampak suram. Hari rabu memang biasa diisi tanpa Tuan Ross di kantor itu, namun rabu ini sangatlah berbeda. Hampir tidak ada gelak tawa di ruang sepen dan bilik-bilik para pegawai. Semuanya diganti dengan bisik-bisik yang menyeruak di berbagai sudut tentang teori kematian pemimpin perusahaan berumur 47 tahun itu.

Hari pertama Damian menjadi manajer diembannya dengan beban, betapa pikirannya yang kacau disuguhi pekerjaan-pekerjaan yang cukup menguras pikiran membuatnya tak bisa fokus seratus persen. Damian memang pekerja yang handal, kepintarannya dalam teori tidak diragukan membuat kerjar prakteknya berada di ranah yang positif. Sebaik dan sepintar apa pun pria tentu saja akan lengah dan mudah terbelah fokusnya jika ditimpa dengan sosok wanita, bukan satu, tapi dua.

Saat mengendarai mobilnya untuk pulang, ia kembali dibebani dengan kecurigaan. Mimpinya semalam bukanlah tanpa sebab. Waktu kematian pemimpinnya sangat tepat dengan kepergian Firanda membawa Lusi ke rumahnya. Walau secara motif kemungkinan pembunuhan adalah nihil, Firanda sama sekali tidak mempunyai motif. Damian menggelengkan kepalanya dan mencoba menerima sugesti positif yang harus dia terima.

Selain kecurigaan pada Firanda, ia juga dibebani dengan pikiran tentang wanita simpanannya. Jimmy meneleponnya dan menanyai keberadaan Alena. Damian memutuskan untuk memberitahi Jimmy karena suatu kebodohan jika ia menyembunyikan hal itu. Jimmy tentu mengatakan padanya untuk menemui Alena di rumahnya. Ada kemungkinan Jimmy sudah membawa kembali Alena, namun kemungkinan Alena untuk tetap tinggal adalah suatu kepastian.

Kesimpulan dari pikiran beratnya adalah Firanda tidak ada sangkut pautnya dengan pembunuhan itu, namun dari gelagak Firanda pastilah ia menyembunyikan sesuatu darinya. Sedangkan untuk masalah Alena, ia tidak ingin menyimpulkan, hubungan mereka masih belum teruraikan akan bagaimana akhirnya. Ia memilih mengikuti alur yang berjalan saja.

Alena memaksakan diri untuk tetap tinggal, sedangkan Firanda membujuknya untuk datang pada penyelidikan malam ini. Tamparan keras di pipinya masih membekas merah. Firanda benar-benar tak menyangka Jimmy setega itu melakukannya pada Alena.

"Kau harus tetap memberikan kesaksianmu. Apa yang kau lihat bisa memberikan petunjuk bagi pamanmu, ayolah kau harus ke sana," bujuk Firanda dengan mengelus punggung Alena.

Sementara Damian hanya diam sembari membopong Bobby, ia memerhatikan Alena dan Firanda yang tengah duduk di sofa itu dengan khawatir. Dalam dirinya muncul perasaan marah yang luar biasa karena kekasaran Jimmy menampar Alena. Tangan lelaki bukan digunakan untuk itu.

"Papa, Mama bukan pembunuh 'kan?" tanya Bobby.

"Apa yang kau katakan?" tanya Damian dengan bingung karena pertanyaan anaknya.

"Mama membicalakan soal pembunuh belsama Tante Lena, aku jadi takut," bisik Bobby.

"Ada seseorang yang dibunuh," bisik Damian.

"Apa pembunuhnya adalah alien?" tanya Bobby penasaran.

"Monster jahat yang pura-pura baik dengan anak kecil," kata Damian menakut-nakuti anaknya.

Bobby ketakutan dan memeluk ayahnya itu. Sementara Damian mendenar Alena sudah setuju dengan bujukan Firanda. Bagaimanapun juga dia sudah begitu penasaran ingin ikut diskusi yang diadakan oleh salah satu inspektur dari kepolian di rumah Tuan Ross. Layaknya dalam novel detektif yang ia baca, pembunuhnya akan segera diketahui begitu cepat.

The Red Affair 「END」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang