Move On - 20. Wake Up, Please!

1.1K 70 5
                                    

"Lo jadi jenguk Christal bareng kita?"

"Jadi. Nanti gue tunggu kalian di Rumah Sakit. Kita ketemunya disana." Ucap Ray.

"Sip," ucap Abel menyetujuinya.

*

Sesampainya Ray di Rumah Sakit ia berdiri didepan pintu masuk untuk melihat kedatangan mereka.

Sepuluh menit kemudian.

Mereka tak kunjung datang. Ray ingin segera masuk kedalam karena cuaca diluar sangat panas membuatnya gerah.

Ting! Bunyi sebuah aplikasi Line dari saku celananya. Ia merogoh isi sakunya untuk mengambil benda bersegiempat itu.

Seira : Lo duluan aja jenguk Christal. Nanti kita nyusul. Sorry bikin lo nunggu. -Abel

Read.

Ray mengunci handphone-nya dan mengembalikannya kedalam saku celana. Tak dibalasnya chat dari Abel yang memakai handphone Seira.

Ia melangkah masuk kedalam Rumah Sakit melewati setiap lorong dan masuk kedalam lift.

Ia menekan nomor yang sudah tersedia didalam lift dan mulai bergerak keatas.

Ting!

Bunyi pintu lift terbuka pun terdengar. Ia segera melangkahkan kakinya menuju kamar Christal.

Ceklek!

Tidak ada seorang pun didalam ruangan Christal. Ia pun masuk dan segera menutup kembali pintunya. Ia mendekati tempat tidur Christal dan menatap wajah tirusnya yang pucat.

"Kapan lo bangun?" Tanya Ray.

Ia tahu tidak akan ada yang menjawab pertanyaannya tersebut, apalagi pada orang yang ditanyanya.

"Semua orang berharap lo bangun. Emang lo kemana sih? Lama banget perginya." Ucap Ray.

Diam.

Udara pun mungkin tak akan menghiraukan ucapan Ray barusan. Ia duduk disebelah Christal.

Ray memegang tangan Christal yang kaku itu. Ia tak dapat menahan semuanya lagi. Ia kasmaran.

Untuk melihatnya lebih dekat aja susah, makanya ia sering melihat Christal dari jauh. Bukan, dia bukan pecundang. Ia hanya belum siap.

"Chris, gue sayang sama lo. Gue sebenarnya dari dulu suka sama lo. Saat pertama kali kita ketemu, waktu MOS." Ucap Ray mempererat genggaman tangannya pada tangan Christal.

Ia menundukkan kepalanya. Ia menangis. Ia menangis melihat Christal tak kunjung sadar. Tak dihiraukannya jika Christal berteriak karena ia sangat keras mengenggam tangan Christal.

"Chris, please wake up!" Ucap Ray setengah terisak.

Tiba-tiba sesuatu bergerak ditangannya. Ia melihat itu. Tangan Christal yang bergerak dengan perlahan dan kaku.

"Chris?" Panggil Ray menatap wajah Christal.

Ia berdiri dari tempat duduknya dan menatap wajah Christal lebih dekat.

Perlahan tapi pasti, mata Christal terbuka. Ray kaget melihatnya bangun. Christal masih menyesuaikan pemandangannya dengan cara mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Christal?" Tanya Ray.

"Gu-gue uhuk...uhuk...," Christal terbatuk karena tenggorokannya kering.

Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang