Move On - 23. Jealous

1.2K 58 1
                                    

"Duh," ringis Christal saat sang Dokter memasukkan jarum suntik ke lengan sebelah kirinya.

Dokter menyemprotkan isi suntikan tersebut. Christal terus saja meringis kesakitan. Lalu, Dokter mencabut paksa jarum suntik itu membuat Christal tak tahan dengan rasa sakitnya.

"Kamu lebih baik istirahat kembali. Kalau ada apa-apa, kamu bisa memanggil saya," ucap Dokter itu memandang kedua insan dihadapannya secara bergantian.

Lelaki sebelah Christal tadi mengangguk tanda mengerti apa yang diucapkan oleh Dokter. Sedangkan Christal fokus melihat bekas suntikan tadi yang tertempel dilengan kirinya.

Merah dan sakit. Itulah yang dipikiran Christal.

Suster mengemasi barang-barang yang dibawanya tadi atas permintaan sang Dokter. Lalu, mereka keluar dan meninggalkan kedua insan didalam ruangan.

"Gimana? Sakit?" Tanya lelaki itu.

"Ya sakitlah. Merah tu!" Tunjuk Christal pada lelaki itu.

Lelaki yang sedari tadi sudah bersama Christal sebelum sang Dokter memberi suntikan itu tertawa melihat tingkah laku Christal yang seperti anak kecil.

"Kok ketawa?" Tanya Christal dengan wajah polosnya.

Lelaki itu bukannya menghentikan tawanya, tetapi malah tertawa renyah didepan Christal yang tidak tahu dimana letaknya lelucon.

Lelaki itu menghentikan tawanya setelah melihat wajah Christal yang berubah kesal dan menatapnya dengan pandangan tidak enak.

"Sini, biar gue lihat."

Lelaki itu menarik lengan Christal pelan dan melihat bekas suntikan yang masih berbekas.

"Biarin aja. Nanti juga hilang," ucapnya.

"Ya, tapi tadi itu sakit loh!" Ucapnya melihat-lihat lengannya tadi.

Lelaki itu terlihat gemas melihat tingkah laku Christal yang benar-benar seperti anak kecil. Ia mencubit kedua pipi Christal.

"Aw! Aw! Sakit!" Teriak kecil Christal mencoba melepaskan kedua tangan kekar lelaki itu dari pipinya.

Lelaki itupun melepaskan cubitannya. Kedua pipi chubby Christal terlihat sangat merah.

"Aduh! Sakit Jack!" Ringis Christal pada lelaki itu.

Ia pun melemparkan pukulannya ke lengan kekar Jacob. Dan mungkin Jacob tidak akan merasakan apa-apa atas pukulan yang ia terima dari Christal.

"Jangan dicubit lagi! Nanti tambah tembem," ucap Christal sambil memanyunkan bibirnya seperti mulut bebek.

"Makanya cepat sembuh biar gak tiduran aja disini," ujar Jacob.

"Gue udah sembuh, kok. Dokternya aja gak ngasih gue keluar." Ucap Christal.

"Ya, karena lo imut. Maka dari itu Dokter gak ngasih pasiennya keluar dulu," goda Jacob sembari tertawa.

Christal kesal atas apa yang diucapkan oleh Jacob. Ia mencoba memukul Jacob, tetapi tidak bisa.

"Jacob!" Panggilnya.

Jacob menoleh, "Apa?"

"Mau keluar," rengeknya.

"Mau kemana emang?" Tanya Jacob.

Christal berpikir sejenak, "Ke taman belakang aja."

"Gak boleh. Lo masih sakit," ucap Jacob.

"Dan diluar cuacanya gak bagus," bohong Jacob.

Christal menyibak gorden yang berada disebelahnya. Ia melihat cuaca diluar.

"Cerah kok," ucap Christal sambil menunjukkan pemandangan di jendelanya.

Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang