Penyesalan #1

5.3K 96 9
                                    


"Ibuuuuu!! Mana uang jajannya?." Teriak Cintya, seorang pelajar SMP yang baru akan berangkat ke sekolah saat jam sudah menunjukan waktu untuknya harus berangkat saat itu juga.
"Kemarin kan sudah ibu kasih uang jajan lebih, masa sekarang sudah habis?" Jawab seorang ibu rumah tangga yang sedang menjemur pakaian di halaman depan. Ya siapa lagi, beliau adalah ibu Cintya.
"AH! Ibu mah gitu. Jaman gini uang jajan 20.000 rupiah mana cukup buat 2 hari, 1 hari aja cuman sekadar cukup nggak lebih." Keluh Cintya seraya bergegas menuju halaman depan rumahnya untuk berpamitan kepada ibunya itu.
"Yaudah aku berangkat sekolah dulu. Assalamualaikum!" Pamit Cintya kepada ibunya dengan wajah cemberut dan perasaan kesal dalam hatinya karena tidak diberi uang jajan oleh ibunya.
"Waalaikumsalam. Hati-hati dijalan."

Setibanya di sekolah, teman-teman Cintya sudah menunggunya di depan kelas.
"Cin, kita jadi kan hari ini makan-makan di KFC?" Tanya Dini, teman baiknya Cintya.
"Sorry din, kayaknya hari ini gue gak bisa ikut deh. Ibu gue gak ngasih uang jajan hari ini." Jawab Cintya dengan wajah kesal.
"Gak asik lo! Yaudah kalau gitu gue sama temen-temen sepulang sekolah mau ke KFC lo pulang aja gak usah ikut."
Dini dan teman-temannya pergi meninggalkan Cintya.
"Masa gue gak diajak sih? Ini semua gara-gara ibu aku jadi gak bisa ikut makan-makan. Huh!" Batin Cintya.
Bel sekolah berbunyi. Semua murid dibolehkan keluar sekolah karena jam pelajaran sudah selesai untuk hari ini.
"Din, makan-makannya jangan hari ini dong. Besok aja ya? Gue janji deh besok bawa uang. Nanti kalian gue traktir minumannya. Okay?" Ucap Cintya memohon kepada teman nya itu, Dini.
"Yaudah deh, tapi janji ya besok lo bawa uangnya terus traktir gue sama temen-temen." Jawab Dini setelah berpikir sejenak.
"Iya. Makasih ya Din ." Ucap Cintya dengan wajah lega sekaligus senang. "Akhirnya besok gue bisa makan - makan juga." Pikir Cintya dalam hatinya.
Setibanya di rumah, Cintya langsung masuk ke rumahnya. Ternyata di rumah, ibunya sedang menjahit pakaian pesanan langganannya.
"Kau sudah pulang?" Tanya ibu tanpa melihat ke arah Cintya, mungkin karena ia sedang sibuk menjahit pakaian.
"Ya." Jawab cintya singkat seraya bergegas masuk ke kamarnya.
Di dalam kamar Cintya berpikir keras untuk menemukan cara agar dia bisa mendapatkan uang dari ibunya untuk makan - makan besok dengan teman-temannya.
"Gimana ya cara dapat uang dari ibu buat makan-makan besok?" pikir Cintya. Beberapa menit kemudian terlintas sebuah ide di kepala Cintya.
"Aku tahu!. Aku pura-pura saja minta uang buat bayaran sekolah. Iya benar! Berbohong sekali tidak apa-apa kan?" Pikir Cintya.
Keesokan paginya setelah sarapan Cintya pergi ke dapur menemui ibunya untuk menjalankan rencananya semalam.
"Ibu. Aku minta uang 100ribu buat bayaran sekolah."
"Bayaran sekolah apa? Ibu tidak punya uang hari ini ."
"Ibu kan kemarin dapat pesanan baju yang cukup banyak. Masa ibu tidak punya uang?"
"Pakaiannya kan belum selesai. Jadi mereka belum membayar uangnya. Bagaimana kalau nanti saja jika ibu sudah mendapat uangnya?"
"Tidak bisa bu. Semua orang di kelasku sudah membayar hanya aku yang belum. Tadi aku lihat uang 100ribu di atas mesin jahit. Buat aku saja uang itu."
"Tapi Ibu sangat membutuhkan uang itu nak. "
"Ibu tidak menyayangiku?"
"Bukan begitu. Uang itu.. Yasudah kau bisa ambil uang itu."
"Makasih bu. Ibu baik deh. Aku berangkat dulu ya. Assalamualaikum." Ucap Cintya seraya meninggalkan ibu dan segera mengambil uang tersebut lalu berangkat menuju sekolah dengan perasaan amat senang karena berhasil mendapatkan uang dari ibunya untuk makan-makan bersama temannya.
***
"Din, gue udah dapet uangnya. Kita jadi makan-makan ke KFC hari ini." Ucap Cintya ketiba baru tiba di kelasnya dan langsung menemui Dini.
"Berapa memang uangnya?"
"100ribu."
"Tumben lo bawa banyak uang." Tanya dini heran
"Iya. Soalnya tadi gue bohong sama ibu. Gue bilang uang ini untuk bayaran sekolah."
"Nekat juga lo. Gak apa-apa deh yang penting lo bisa traktir gue."
"Cintya, lo gak boleh bohongin ibu lo kayak gitu dong. Kasian!" ucap Tari tiba-tiba memotong pembicaraan mereka.
"Eh , anak pinter lo nguping ya?" Tanya Dini
"Mentang-mentang lo anak pinter, bukan berarti lo bisa sok tahu dan nasehatin gue!" Bentak Cintya kepada Tari.
"Terserah deh. Gue kan cuman ngasih tau doang." Tari pun berlalu meninggalkan mereka

Kumpulan Cerpen MenarikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang