Sweet Memory

16.5K 1.1K 12
                                    

Keynan Pov

Aku masih tersenyum sendiri dimeja kerjaku. Menatap langit yang sudah berubah berwarna jingga. Ingatanku kembali pada kejadian dua hari yang lalu.

Flashback on

Saat aku membuka mata karena cahaya yang samar-samar masuk melalui jendela kaca yang tidak terlalu lebar. Badanku terasa sedikit kaku karena tidur disofa yang kecil yang tersedia di apartement ini.

"Doni..wake up man!!" suara merdu itu membuatku menajamkan mata dan melihat sosok wanita yang berdiri menghadap keluar dan terdengar suaranya yang tertawa puas.

"Hahahhahha...parah gue nih. Kecanduan Brad....kalau ada tempat rehabilitasi anti Brad..." ucapnya yang terdengar dipaksa tertawa.

Aku berusaha melihat ekspresi wajah wanita muda itu yang mulai memijit-mijit kepalanya. Aku tak bisa mendengar apa yang dibicarakannya ditelfon. Namun aku segera memejamkan mataku kembali saat kurasa wanita itu akan berbalik. Aku tak ingin membuatnya terkejut dan menjerit histeris begitu melihatku terbaring disini.

"Keynan?" namaku disebut dengan ragu dan hening sesaat.

Aku yakin saat ini wanita itu sedang menatapku.

"Jadi namanya Keynan?? hhhh..gue suka namanya..." gumam wanita itu yang membuatku bangga dengan namaku.

"Maksud lo??? Hhh... dia gebetan Isabel tahu!!!lagian...gue masih bosen menu cowok!!hahhahh...." kata-kata wanita itu membuatku heran. Apakah perasaan sukaku pada Isabel terlihat jelas didahiku?? tapi entah kenapa pernyataan wanita itu barusan membuatku sedikit kecewa.

Jadi apa yang kuharapkan?? Mendengar dia mengatakan dia suka padaku??

Kurasa aku mulai gila!

"Doni...gue ga makan gebetan temen!! cukup Brad aja udah buat gue sakau...gue ga mau kecanduan cowok lagi...apalagi..." kembali suara wanita itu terhenti. Jadi dia sedang menelfon Doni. Aku semakin penasaran dengan wanita ini setiap saat. Terlebih kata-katanya yang tertahan ini.

"Apalagi kecanduan Keynan. Ga akan!!Gue.." aku sudah tidak tahan dan tidak ingin mendengar kelanjutan kata-kata itu yang aku yakin adalah penolakan. Dan aku tidak ingin mendengar penolakan, setidaknya tidak untuk pagi ini. Akupun segera membuka mata dan duduk berpura-pura seolah baru terbangun.

"Oh...shitt!!" itu adalah kata pertama yang kudengar dan kulihat dia buru-buru berbalik dan spontan jidatnya terbentur jendela kaca yang belum terbuka.

"Oh...Jesus!!" pekiknya seraya mengaduh, meringis dan mengumpat secara bergantian dan membuatku panik dan refleks aku bergerak cepat dan mendekatinya.

"Are you ok??" tanyaku kawatir.

Namun tidak ada sahutan dan terlihat wanita itu masih bingung. Ingin aku mengulurkan tanganku dan menyentuh bagian yang terbentur tadi.

"I'm ok... i'm ok..." sahut wanita itu cepat-cepat dan berusaha mundur menjauh namun karena terlalu buru-buru diapun tersandung dan jatuh menyerudukku dan aku tidak siap dengan serudukan itu sehingga aku jatuh terjerembab kebelakang diikuti suara debam yang keras.

Kepalaku terantuk pinggiran sofa dan badanku terhempas dilantai diiringi tindihan hangat didadaku. Aku mengerjap dan mengerang merasakan sakitnya kepala dan badanku yang terbentur sofa dan lantai, namun rasa sakit itu berkurang saat menyadari wanita itu yang tak lain adalah Inesya berada diatas tubuhku dan wajah kami yang sangat dekat. Matanya berkedip-kedip kaget. Kali ini warna matanya terlihat indah, warna hazel cerah itu melebar dan pipinya bersemu merah. Aku merasakan ada aliran aneh didadaku. Jantungku berdegup extra cepat dan tidak bisa dikontrol, apakah aku mengalami kelainan jantung? Apakah dikeluargaku ada yang memiliki riwayat sakit jantung? Kurasa tidak!

Jadi apakah aku akan mati??

Dia bisa melihat dekat sekali. Namun tatapan itu tak berlangsung lama. Ada perasaan tak rela.

"Oh...God...gue janji apapun asal wanita ini tetap disini..." mohonku dalam hati pada Tuhan supaya mendengar dan mengabulkan permohonan kecilku.

Saat wajah kecil itu menjauh dariku aku sungguh tak rela dan kurasa Tuhan sedang sibuk dengan permohonan ciptaannya yang lain yang lebih penting dan urgent.

Tapi permohonanku juga penting dan urgent! 😭

Wanita itu buru-buru bangkit namun tiba-tiba sweeter rajutnya tersangkut salah satu kancing kemejaku. Spontan dia jatuh lagi diatas tubuhku dan hal yang tidak terduga terjadi.

Tuhan ternyata mendengar dan mengabulkan do'aku.

Sesuatu yang basah dan hangat menyentuh bibirku. Jantungku kini berdetak seribu kali lebih cepat. Seperti sengatan beribu-ribu lebah meskipun sekali saja aku belum pernah merasakan bagaimana disengat lebah. Kata orang sih sakit, tapi bagaimana jika seribu lebah menyengatmu?? Pasti sangat membekas.

Aku tak menyangka sepagi ini akan mendapat ciuman dari wanita yang sejak pertama bertemu sudah membuat jantungku berdetak abnormal.

Kiss on lips.

Lips with lips.

"Sorry.." ucapnya buru-buru dan tentu saja morning kiss ini terulang kembali karena baju rajut itu masih nyangkut dikancing kemejaku.

"Don't wake up soon until your clooth.." kataku pelan dengan suara parau yang berusaha menenangkannya.

Well, sebenarnya menenangkan diriku sendiri dan menahan diri untuk tidak menyambut ciumannya dan menggigit bibirnya yang terasa manis.

Dengan pelan aku melihat Inesya berusaha melepaskan bajunya yang tersangkut. Aku berharap itu butuh waktu lama but hanya beberapa detik baju rajut itu sudah terbebas dari kancing kemejaku.

"I'm sorry..." ucapnya lagi.

Kali ini wajahnya terlihat berubah warna lebih coklat kemerahan. Mungkin kalau dia berkulit putih pasti sudah merah seperti kepiting rebus.

"Gue.."

"sorry ya... ya..hallo Don..." katanya yang segera beranjak pergi menuju dapur dan membiarkanku disini dengan rasa sakit ini, maksudnya sakit dikepala dan badanku. Aku hanya bisa bengong dan mengumpat pelan dalam hati.

Flashback off

"Key...astaga....dari sejam yang lalu lo masih dengan proposal yang sama dan halaman yang sama?!! what wrong man?!!" celetuk Bryan yang tiba-tiba sudah berada dihadapanku.

Aku mendongak dan muncul cengiran jail Bryan.

"Ga papa...eh, gue balik dulu ya.." sahutku yang buru-buru mengemasi barang-barang dimejaku.

"Hei....hei.... lo ada acara??" tanya Bryan heran karena aku tiba-tiba terburu-buru mengemasi barang-barangku.

"Pengen pulang cepet aja..." sahutku santai dengan senyum santai.

"Gue dan Isabel mau lihat konser musik...lo ga ikut?? masih ada dua tiket sisa. Isabel bilang sih dia mau ngajak lokalau mau tapi dia lom sempat tanya lo! dia masih diruang OJ...gimana?" tanya Bryan berharap aku ikut.

"Gue...ah...ga ah...capek...gue pengen tidur aja dirumah...lagian..."

"kasihan Isabel dong kalau terdorong-dorong... gue ga bisa lindungi dua cewek sekaligus..." potong Bryan.

Aku menatapnya bingung penuh tanda tanya.

"Well. Lu mau lihat konser apa jadi bodyguard??"tanya Keynan yang sudah siap menarik ranselnya.
Bryan nyengir mendengar jawaban Keynan. Dia sudah tahu Keynan bakalan menolak keinginannya dan Isabel.
"Kapan lu nembak Isabel?? Denger-denger ada cowok yang juga suka ma dia..."pancing Bryan.

Mr. And Mrs. (Sudah Cetak)Where stories live. Discover now