two

2.4K 84 1
                                    

Mereka semua baru pulang sekitar waktu maghrib karena ada beberapa urusan dan memilih untuk berkumpul di parkiran, walau hari telah beranjak gelap namun di lingkungan kampus masih banyak mahasiswa yang sibuk dengan kegiatannya. Alifah membawa mobilnya sendiri oleh karna itu dia tidak ikut dengan April dan Eka yang pergi bersama Annisa.

Alifah selalu membawa beberapa stel pakaian di dalam mobilnya apabila ada kejadian seperti ini karena dia sangat malas jika harus pulang terlebih dahulu ke rumah-nya. Diikutinya mobil Annisa dari belakang, dia tidak ingat jalanan disana setelah lima tahun tinggal di Jerman membuat dirinya lupa akan kota kelahirannya ini yaitu Bandung.

Mereka sampai di rumah Annisa lalu memarkirkan mobil ke dalam garasi setelah itu mereka turun dan masuk ke dalam rumah Annisa.

"Annis pulang bun" teriak Annisa memang kebiasaannya itu tidak pernah berubah selalu teriak-teriakan.

"Bunda juga denger Nis gakusah teriak juga"

"Bun Annis bawa orang yang spesial loh" Annisa menepuk tangannya lalu Alifah membuka pintu dan masuk ke dalam.

"Alifah!!" Seru Bunda.

"Bundaaa... Alifah kangenn" dia langsung memeluk bundanya Annisa yang sudah dianggap seperti ibunya sendiri karena mereka bersahabat sejak di bangku sekolah dasar.

"Bunda juga kangen... kamu makin tinggi aja yaa bunda jadi kalah nih"

"Hahaha bunda bisa aja ehh aku kangen sama masakan bunda deh"

"Yaudah ayo kita makan dulu" ajak bunda. "Baru aja bunda selesai masak"

Mereka makan malam bersama sambil berbincang hangat menceritakan kejadian masa lalu serta bunda bertanya mengenai kehidupan Alifah sewaktu di Jerman.

Lalu Bunda berkata bahwa kini hutan yang dulu itu sudah tidak mengalami gangguan apapun bahkan akan ada proyek pembangunan disana yaitu bangunan penginapan.

Tentu saja sebagai manusia pecinta alam dan sangat menghargai alam, dia protes itu tidak boleh terjadi karena hutan disitu pemandangannya indah, masih sejuk, udaranya bersih serta banyak penduduk yang bergantung dengan kekayaan alamnya dan banyak hewan juga disana jika hal itu terjadi bagaimana nasib semuanya? Bumi yang sudah hancur makin hancur saja dibuatnya.

Setelah selesai makan mereka membantu bunda membereskan meja dan mencuci peralatan makan lalu masuk ke dalam kamar Annisa.

Hal pertama yang dilakukan oleh Alifah disana adalah mandi karena badannya sangat lengket "Ehh Nis gue numpang mandi yaa?"

"Santai aja kali Fah, anggap aja rumah sendiri"

"Ada yang mau bareng gak?"

"Gak, kita masih normal!" jawab mereka.

"Gue cuma nawarin"

Alifah menutup pintu kamar mandi membuka semua pakaiannya dan berdiri di bawah pancuran air dingin dari shower di atasnya, pikirannya langsung segar seketika setelah selesai sabunan dan shampooan dia berdiri di depan wastafel untuk menyikat gigi dan mengeringkan tubuhnya menggunakan handuk lalu memakai piyama yang tadi diambil dari dalam mobilnya. Lalu keluar dari dalam kamar mandi begitu selesai.

"Kebiasaan mandi lo gak berubah ternyata"

"Yup" Alifah langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang Annisa, berikutnya yang mandi adalah Eka karena dia bosan menunggu dia memasang earphone nya dan mendengarkan lagu.

"Ehh kalo lo semua udah selesai mandi bangunin gue aja kalo ketiduran"

"Tidur tinggal tidur pake minta dibangunin" ucap April.

"Temen lo yang cerewet ini kan mau tau cerita gue"

"Sialan lo. Iya entar gue bangunin"

Alifah mengacungkan jempolnya lalu memejamkan matanya, yaa seperti biasa lahh efek lelah membuat acara tidur menjadi mudah buktinya Alifah sudah tertidur pulas sekarang.

Sepertinya sudah tiga jam Alifah tertidur dan baru dibangunkan oleh Annisa, dia menutup mulutnya yang sedang menguap lebar dan melihat kearah jam "tiga jam lo semua ngerendem di kamar mandi??" mata Alifah masih terasa berat dan dia tidak kuat menahannya.

"Udah sekarang kita cerita-cerita aja gue mau dengerin cerita lo disana" ucap Annisa.

"Ok lo tanya aja nanti gue jawab"

"Ceritain kisah lo pas koma" seru April.

Love Different Religion (On Revision)Where stories live. Discover now