Cerita Lima : Kim Yeo Jin (Bagian II)

283 28 0
                                    

CERITA 5

"Tentang Diriku"

Kim Yeo Jin

"Semua tentang kehidupan adalah kebahagiaan,kan?"

***

Kim Yeo Jin mengerjap pelan ketika suara tepuk tangan yang keras sampai di pendengarannya. Susah payah ia membuka matanya yang berat, berusaha bangkit dan netranya segera mendapati sosok lelaki dengan lesung pipinya sedang bertepuk tangan untuknya.

"Sudah kuduga kau akan menyusahkanku seperti ini," ucap lelaki itu tanpa memberi kesempatan Yeo Jin untuk berbicara.

Namun Yeo Jin masih enggan membuka mulut. Ia dilanda kebingungan, otaknya berusaha berputar ke waktu sebelumnya—mengapa ia bisa ada di atap sekolah, terbaring dengan seragam kotor dan wajah berantakan, ia juga bertanya-tanya mengapa lelaki itu—Kim Nam Joon bertepuk tangan untuknya.

Kim Nam Joon mendesah berat seraya mengulurkan tangannya pada Yeo Jin. "Ini lah akibatnya karena kau tidak mau menuruti perkataanku beberapa waktu lalu."

Masih tanpa suara, Yeo Jin menyambut uluran tangan itu dan bangkit berdiri dengan kaki yang kaku. Ketika tubuhnya berbalik, hendak melihat suasana sekitar—ia malah terkejut bukan main kala melihat sosok lain yang masih terbaring—tepat di tempat ia terbaring tadi.

Parahnya, sosok lain itu adalah dirinya sendiri.

"A-Apa yang terjadi?!" pekik Yeo Jin—yang akhirnya bisa menggetarkan pita suaranya.

Nam Joon kembali menunjukkan sepasang lesung pipitnya penuh arti, lalu menyahut, "Kau tidak bisa lihat sendiri apa yang terjadi di hadapanmu? Kau tidak tahu siapa yang terbaring di sana itu?"

"Apa?" Yeo Jin berubah panik, ia tak henti memperhatikan sekujur tubuhnya yang saat ini digunakannya untuk beraktivitas. Perhatiannya lalu teralih pada tubuh lain yang sudah tak berdaya di depannya, tak bergerak sama sekali ketika cahaya matahari pagi menempanya, bahkan bernapas pun tidak.

Tunggu dulu ... tubuh itu tidak bernapas? Apa yang sebenarnya terjadi?

"APA KAU TIDAK BISA LANGSUNG MEMBERITAHUKU APA YANG TERJADI?!" Yeo Jin berteriak frustasi. Wajahnya memerah dan matanya bengkak karena air mata.

"Aigoo, baiklah, baiklah. Sekarang, biar aku katakan satu kenyataan yang sedang terjadi saat ini,"—Nam Joon mengibaskan tangannya seolah hal yang terjadi di depannya bukan lah masalah besar—"Kau sudah mati, selamat."

Lelaki itu bahkan menambahkan tepuk tangan sebagai efek perkataannya barusan.

"Ya? Apa-apaan?!" Yeo Jin—yang tak bisa menyembunyikan rasa kagetnya mulai memperhatikan sekujur tubuhnya yang terlihat baik-baik saja dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Aku baik-baik saja, kok."

Nam Joon mendecak. "Kau memang baik-baik saja, bodoh. Itu karena kau sudah keluar dari tubuhmu yang itu," katanya seraya mengdikkan kepalanya ke arah tubuh lain Yeo Jin yang tetap bergeming.

"Aku ... tetap tidak mengerti." Yeo Jin mendesah keras, bahunya melengos. Menyerah.

Kemudian—tanpa kata, Nam Joon malah membawanya pergi dari sana.

***

Alih-alih dibawa pulang ke rumahnya atau ke tempat lain, Kim Yeo Jin kini malah berada di sebuah ruangan serba putih yang bersuhu rendah. Aroma obat keras menusuk hidungnya dan bunyi denyutan sebuah mesin yang terletak di sudut ruangan terus menghampiri telinganya. Lalu, yang paling mengusik indranya adalah sesosok perempuan yang terbaring lemah di atas ranjang rawat, dengan berbagai peralatan medis yang membalutinya.

BUTTERFLY (BTS FANFICTION)Where stories live. Discover now