Ghaida's Birthday

949 78 5
                                    

***

  Malam ini, seluruh member sedang sibuk latihan untuk konser Surabaya. Saat istirahat, mereka mempergunakan waktu mereka untuk belajar karena banyak member yang akan ujian kenaikan kelas dan ujian akhir semester.

  "Kepala gue pusing." gerutu Jeje, memandang laptopnya dengan wajah muak.

  "Banget," balas Frieska sambil menyembunyikan wajahnya dibalik bukunya. "Kepala gue mau pecah."

Jeje melirik jam tangannya.  "Balik yuk. Besok kita UAS."

  "Ayok."

  Frieska dan beberapa member memang meminta izin pada staff dan manajer untuk pulang latihan lebih awal karena jadwal ujian mereka.

  "Kak Frieska, pas seitansai Kak Ghaida theater gak?" Shania menghampiri Frieska yang sedang membereskan barangnya.

  "Enggak, Shan." jawab Frieska.

  "Yaaah.. Terus yang nulis suratnya siapa dong?" gumam Shania kecewa.

  "Nulis surat? Bukannya ada Mbak Imel?" Frieska mengerutkan keningnya heran.

  "Kak Melody juga gak theater.." Shania menghela napas bingung.

  "Gue aja, Nju." Beby yang sedang mengajari member-member yang akan ujian tiba-tiba bersuara.

  "Bener ya? Makasih loh, Beb." Wajah Shania kembali cerah.

  "Iya. Combs harus bertanggung jawab dong, ya kan Kak Fries?" goda Beby.

  "Hei, dia udah punya Mbak Imel. Parah nih, Beby.." Frieska tersenyum, mengambil tasnya. Bersiap pulang.

  "Kak Frieska hati-hati! Nanti berangkat ke Surabaya sama siapa?" Lidya tiba-tiba menegurnya.

  "Ya paling sendiri. Soalnya hari Kamis kuliah sampe sore." jawab Frieska. Ekor matanya melirik pasangan Ghaida-Melody yang ternyata sedang memperhatikan mereka.

  "Gue tungguin deh sampe lo selesai ngampus, biar bareng. Mau gak?" tanya Lidya.

  "Gak usah, Lids. KIII kan ada latihan lagi pas nyampe Surabaya." tolak Frieska halus.

  "Beneran gak apa-apa?"

  "Iya." Frieska tersenyum.

  "Yaudah, kedepannya bareng yuk." kata Lidya. Frieska kali ini mengangguk.

Dan Frieska masih bisa merasakan tatapan Ghaida dan Melody dari jauh.

***

  "Lo liat mukanya Kak Melody sama Kak Ghaida tadi? Hahaha.." tawa Lidya. Frieska hanya tersenyum kecil.

  "Apaan dah lo. Gak boleh gitu, Lid." kata Frieska.

  "Hei, ini balesan buat mereka. Mereka jadian kan gue belom ngasih selamat, ya itu barusan gue kasih." kata Lidya.

  "Ya seenggaknya kalo disakitin jangan bales pake cara yang sama, Lid."

  "Diplomatis sekali kakak gue ini.." kata Lidya. Frieska memutar bola matanya malas.

  "Ya lo harus paham itu, Lid. Mereka udah ketemu kebahagiaannya sendiri. Daripada lo ribet ngurusin cara bales dendam, mending lo coba nyari kebahagiaan lo juga." kata Frieska bijak.

  "Tapi, gimana kalo kebahagiaan gue ternyata melibatkan dia yang udah punya kebahagiaannya sendiri?" Kali ini, Lidya berhasil membuat Frieska diam.

  "Lupain aja yang gue bilang tadi. Yaudah, itu taksinya. Gue balik ke theater ya, Kak." kata Lidya, melambaikan tangannya dan kembali masuk ke lobby FX.

Behind The StageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang