Grave 17

15.2K 2K 461
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari seberang telepon, suara Daisy Johansson mengudara bagaikan sambaran petir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari seberang telepon, suara Daisy Johansson mengudara bagaikan sambaran petir. Bertahun-tahun silam, dia pernah menjadi penyanyi Sopran papan atas di tempat asalnya. Hingga suatu kecelakaan terjadi pada pita suaranya, yang menyebabkan wanita itu tidak dapat bernyanyi lagi. Sekarang bukan suara lembut dan merdu yang keluar dari mulut Mrs. Johansson, melainkan suara buruk rupa yang amat merusak gendang telinga.

Sempat terbesit dipikiran Arabella bahwa wanita itu terkena kutukan karena melakukan perbuatan yang semena-mena. Tetapi mendiang ayahnya pernah berkata, penyebab pita suara Mrs. Johansson rusak karena yang bersangkutan terlalu banyak mengkonsumsi permen karet, bukan tersedak biji kenari seperti yang diberitakan. Banyak yang meyakini jika mengunyah permen karet dapat membuat seseorang menjadi lebih percaya diri. Hal itu selalu dilakukan Mrs. Johansson sebelum tampil di panggung megah. Karena terlalu percaya diri, dia tidak ingat kapan terakhir kali sisa permen karet ditelannya bulat-bulat.

"Mrs. Johannson?" bisik Arabella, diantara percaya dan tidak percaya. Dia melirik sekilas ke arah kakak-beradik Elena dan Emily yang menatapnya melalui pandangan curiga.

"Apa kabar, Sayang?" kata Mrs. Johansson berapi-api. Suara baritonnya memastikan kalau benar orang yang berada di ujung telepon adalah Daisy Johansson. "Kuharap kau tidak sedang dijadikan kelinci percobaan oleh keluarga barumu."

Ada jeda panjang sebelum Arabella berkata. Sebetulnya dia juga tidak terlalu mengenal baik Mrs. Johansson, karena terkadang wanita itu hanya membicarakan hal-hal tidak penting seperti keadaan cuaca ketika bertemu. "Aku baik-baik saja, Mrs. Johansson," jawabnya pelan-pelan, tidak mau kakak-beradik Elena dan Emily sampai mendengar. Dia bergerak meninggalkan lobi dan menuju keluar rumah. "Bagaiaman dengan Anda? Omong-omong aku minta maaf soal Darwin. Sebenarnya semua itu hanya salah paham."

"Kau memang tidak pernah berubah, Sayang," potong Mrs. Johansson cepat. "Jangan cemaskan soal Darwin. Anak itu sudah lebih cukup membuat masalah. Lagipula anak buahku sudah mengurus masalah itu, dan kemungkinan besar dia sudah bisa kembali ke sekolah lagi besok."

Kabut bergulung di udara begitu Arabella menginjakkan kakinya di teras rumah. Kabut pekat itu secara otomatis menghalangi penglihatannya sehingga dia tersandung anak tangga, tetapi tidak sampai tergelincir. Tidak perlu bertanya-tanya, semua ini sudah pasti perbuatan Elena yang memang seringkali membuatnya merasa tidak nyaman dimanapun berada.

Arabella & The Waterhouse FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang