20] BINGUNG

10.4K 1.1K 1K
                                    

Losta Connecta by Andhyrama

www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama

***

"Hana, aku dan ayahku akan datang ke rumahmu. Aku akan melamarmu," kataku pada Hana yang kedua tangannya aku pegang.

"Ibumu tidak ikut?" tanya dia dengan pandangan bingung.

"Dia tidak bisa ikut," kataku beralasan.

Dia menarik kedua tangannya. "Maaf," jawabnya.

"Hana, kamu kenapa?" tanyaku lagi.

Dia hanya memandangku dengan aneh. "Dia juga akan datang melamarku, dia akan datang dengan kedua orang tuanya," jawab Hana yang membuatku membisu.

Aku hanya diam mendengarnya mengatakan itu. Aku tidak tahu mengapa dia memberi tahu padaku tentang lawanku yang akan melamarnya bersama kedua orang tuanya. Apa aku sudah kalah? Apa aku sudah tidak bisa memperbaiki ini? Hana, maafkan aku.

Dia pergi dariku. Hana pergi dariku. Tanpa kata-kata selamat tinggal, tanpa ucapan lain. Dia hanya melangkah pergi tanpa menoleh padaku. Aku sudah tak bisa menahan diriku untuk tidak bersedih. Pipiku seakan mengeras, mataku seakan didorong oleh aliran arus. Aku menangis tanpa suara.

"Dia tidak ingin dilamar anak durhaka, Angga," kata Risa yang tiba-tiba muncul.

"Apa salahnya menemuinya, Ngga? Nyokap lu pasti kangen," sahut Gio yang muncul di belakang Risa.

"Kak Lana, tidak ingin titip salam ke Ibu?" tanya Nala yang datang dari arah lain.

Aku mundur perlahan saat mereka semua mengatakan hal-hal itu. Aku bukan anak durhaka, aku bukan anak yang seperti itu. Kalian tolong mengerti! Aku tidak seperti itu! Aku hanya bisa menggeleng sembari mundur teratur. Air mataku masih turun membasahi pipi. Kakiku gemetaran, tetapi tetap bergerak ke belakang. Sampai kakiku tak lagi berpijak, aku terjatuh dan terbangun dari mimpiku.

Napasku tersengal karena merasa bahwa diriku telah terjatuh. Aku bangkit dan duduk sembari melihat sekitar kamarku. Itu hanya mimpi, itu tidak nyata. Aku mencoba menenangkan diriku dari mimpi buruk yang baru terjadi itu. Tiba-tiba ponselku yang ada di meja dekat ranjang berdering dan aku segera mengambilnya.

Sebuah panggilan dari nomor yang tidak kukenal. Aku langsung berpikiran bahwa itu adalah Ibu. Pikiranku saat ini hanya tertuju padanya, pada ibuku. Aku mengangkat panggilan itu sembari menempelkan ponsel ke telingaku.

"Halo, Bangga! Selamat ulang tahun!" ucap seseorang yang aku tahu adalah Sella.

"Aku tidak ulang tahun," jawabku datar.

"Ulangi Sella," kata dia seperti pada dirinya sendiri. "Halo, Bangga! Selamat ulang hari!" ucapnya lagi yang langsung membuatku menggeleng.

Aku mengecek jam di ponselku dan ini tepat tengah malam. Astaga kenapa dia masih sempat-sempatnya telepon sih? Kalau Hana sih tak masalah. Ini Sella, kututup saja kayaknya.

"Aku mengantuk, aku tutup ya," kataku.

"Jahat!" kata dia tiba-tiba.

"Memangnya ada apa?" jawabku yang sensitif sekali kalau ada cewek bilang jahat ke aku.

"Bangga enggak kangen Sella? Aku kangen banget!" kata dia.

"Enggak," jawabku malas.

"Aku kan sudah jadi unyu, seharusnya Bangga kangen dong," jawabnya.

Losta Connecta 「END」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang