21] DEMAM

9.9K 1.1K 1.4K
                                    

Losta Connecta by Andhyrama

www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama

***

Kepalaku terasa sangat berat. Aku merasakan tubuhku digoyang-goyang oleh seseorang. Apa yang terjadi semalam? Aku kehujanan. Aku bukan hanya kehujanan, tetapi aku memang duduk di bangku taman kecil yang jaraknya tak jauh dari sekolah. Aku duduk di sana saat hujan, aku menangis. Tidak ada yang tahu kalau aku menangis karena air mataku terguyur air hujan, mungkin aku juga pipis saat itu, aku lupa, kalau pun iya itu juga tidak ada yang akan tahu.

Sesuatu yang aku ingat hanya dia. Hana yang pergi bersama Reno. Mereka berdua terlihat sangat akrab. Aku benar-benar sakit hati melihatnya, belum lagi ditambah rasa malu karena insiden tidak menyenangkan saat Sella menembakku dan aku menolaknya dengan tamparan, lalu tamparan Hana datang padaku. Sella marah, dia marah pada Hana karena membiarkan aku menyukai Hana. Aku menghancurkan persahabatan mereka, aku seharusnya menerima Sella, tetapi aku membohongi perasaanku. Sekarang aku tidak punya semangat apa pun karena hal yang membuatku semangat sudah runtuh.

"Lana, bangunlah! Kau harus makan. Ayah membelikan bubur untukmu," kata orang yang menggoyangkan tubuhku.

Aku membuka mataku. Aku merasa pusing, tetapi aku bisa melihat Ayah. Wajahnya yang tampak khawatir dengan kacamata yang besar itu. Jam berapa ini? Cahaya begitu terang masuk dari jendela. Aku ingat apa yang aku lakukan. Aku pulang dalam keadaan basah kuyup, aku langsung ke kamar mengganti pakaian dan langsung tidur. Aku kan pipis di celana, berarti aku belum cebok, ya?

"Ayah, jam berapa sekarang?" tanyaku memegangi kepalaku yang masih pening.

"Jam sembilan, kau makan dulu, Ayah sudah masak air. Kau bisa mandi pakai air hangat dan kemudian makan obatnya, setelah itu kau bisa istirahat lagi," kata Ayah menyodorkanku semangkuk bubur.

Aku juga bisa melihat segelas air putih dan obat yang dibeli Ayah dari warung. Apa aku sakit? Aku menempelkan tanganku ke dahiku. Benar panas, tubuhku panas. Sepertinya aku demam. Apa yang aku lakukan? Bagaimana aku bisa melindungi Hana jika aku sendiri saja tidak bisa melindungi diriku sendiri. Aku payah!

"Kenapa kau bisa hujan-hujanan, memangnya kau tidak bawa jas hujan, Lana?" tanya Ayah.

Aku duduk dan menerima semangkuk bubur ayam dari Ayah. Ia ikut duduk di sampingku, mengetes suhu badanku dengan menempelkan tangannya ke dahiku.

"Iya, aku tidak bawa jas hujan," jawabku sembari makan bubur. "Oh, iya. Ayah kenapa di sini? Ayah kan seharusnya kerja," kataku ke Ayah.

"Tidak apa-apa, Ayah sudah izin untuk berangkat telat," jawabnya tersenyum.

"Aku sedang patah hati, Yah," ucapku ke Ayah.

Dulu aku sangat sering cerita ke Ayah tentang permasalahanku dengan pacarku. Aku sangat suka bercerita padanya masalah seperti itu, tetapi sejak Ibu pergi dia berubah. Ayah menjadi pendiam, dingin dan dia seperti selalu murung. Itu kenapa aku membenci Ibu, aku menjadi marah pada Ibu karena membuat Ayah menjadi seseorang yang tidak aku kenal lagi.

"Siapa cewek yang beraninya buat anak Ayah ini sakit hati?" tanya Ayah.

"Patah hati bukan sakit hati, Yah," aku mengoreksi.

"Sama saja," jawabnya.

"Cewek paling menggemaskan yang pernah aku temui. Dia cantik, lucu dan juga membuatku tak berhenti memikirkannya. Aku tidak menyalahkannya, mungkin aku terlalu berharap padanya," jawabku dilanjutkan makan bubur lagi.

Losta Connecta 「END」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang