Izinkan Aku

2.3K 108 2
                                    


Keesokan harinya Keysha sama sekali tidak terlihat di kelas maupun di kantin. Romi dan Sandra mengira dia akan berada di kantin atas tempat persembunyiannya, tetapi tempat itu kosong.

"Mungkin dia tidak masuk." Sandra berhenti sejenak setelah beberapa anak tangga yang dituruninya membuat dirinya kelelahan. Bagaimana bisa Keysha menaiki dan menuruni anak tangga sebanyak ini tanpa merasakan lelah, batinnya.

"Aku akan kerumahnya, mau ikut?"

"Mau sih, tapi hari ini enggak bisa, mungkin besok aku akan kesana. Beritau aku alamatnya okey."

Tangga ini sangat melelahkan, walaupun gedung ini hanya memiliki empat lantai, namun tangga-tangganya sangat membunuh siapa saja yang tidak biasa menggunakannya, salah satunya Sandra.

Romi POV

Setelah Aku dan Sandra berpisah, Aku melihat kearah jam yang melingkar di pergelangan tanganku. Jam menunjukkan pukul 12.30, kalau memang benar Keysha ada dirumah mungkin dia belum makan siang, aku akan membelikan sesuatu yang hangat untuknya, semoga dia suka sup.

Tok...tok...tok

Tidak ada jawaban di dalam sana, sangat sepi, seperti tidak ada orang yang menempati rumah ini.

"Keysha!" Teriakku memanggilnya, semoga dia mendengarkan.

Pintu setengah terbuka, saat aku melihat Keysha yang sangat pucat, kantung yang berada dibawah matanya terlihat cekung dan sedikit menghitam. Keysha yang sedari tadi belum sepenuhnya sadar siapa yang berada didepannya terkejut saat menyadarinya dan segera menutup pintu.

"Pergi." Katanya mengusirku.

"Tidak akan. Apa yang terjadi. Wajahmu pucat sekali. Aku membawakan makanan untukmu." Aku masih di depan pintu rumahnya.

Aku menghela nafas, tidak ada jawaban, hanya keheningan yang kudapat. Apa yang terjadi di dalam sana.

"Keysha?" panggilku khawatir. Kini aku seperti mendengar isakan tangis. Mungkinkah dia menangis saat ini. "Izinkan aku masuk Key."

"Tidak." Jawabnya pelan. "Untuk apa kau kesini?"

"Aku membawakanmu makanan." Kembali diam, dan isakan tangis itu semakin terdengar. Aku mengetuk pintu itu untuk kedua kalinya. "Key?"

"Kau tidak mengenalku. Mengapa harus sampai sejauh ini? Mengapa kau tidak bersikap seperti yang lain?"

"Tidak." Jawabku sedikit menggantung kalimat. "Aku sama sekali tidak mengenalmu. Tapi izinkan aku mengenalmu, Key."

"Tinggalkan aku sendirian." Pintanya lembut.

"Ta..." belum selesai aku berbicara, dia memotong.

"Aku mohon, tinggalkan aku!" dia sedikit membentak dan setelah itu aku mendengar bantingan pintu lain dari dalam rumahnya. 



KeyshaWhere stories live. Discover now