Chapter 13: Against the Barriers

44.6K 2.6K 117
                                    


"Your task is not to seek for love, but merely to seek and find all the barriers within him that you have to against it."

-Rumi

---------------------

Setelah menempuh perjalanan selama enam jam, keduanya tiba di Cheyenne Regional Airport, Wyoming, sambil menenteng barang masing – masing. Kiara tersenyum seraya merentangkan tangannya ke udara, menikmati sentuhan angin malam yang berhembus meniup surai hitamnya dan membelai halus wajah cantiknya dengan udara sejuk. Ia benar – benar merindukan tempat ini.

Lucas menelan salivanya susah payah melihat pemandangan itu. Ia merasakan darahnya berdesir halus melihat Kiara begitu tenang dan bahagia bisa menginjakkan kakiknya disini lagi. Pria itu mendapati perasaan berdebar yang aneh saat memandangi sang istri sekarang.

"Sebenarnya apa alasanmu memaksaku datang kesini?" tandas Lucas sinis, berusaha menghalau debaran jantungnya yang bertalu cepat.

"Selain karena aturan nomor lima, aku rasa aku harus membalasmu."

"Apa? Memang apa yang kulakukan? Seharusnya aku yang membalasmu karena telah menghajarku waktu itu, aku!" debat Lucas tidak terima.

Keduanya masih saling berdebat lewat tatapan mata sebelum Kiara kembali membuka mulutnya, "Kau ingat sebelum kita menikah kau memasukanku ke Sekolah Keputrian dan Kepribadian itu? Saat itu aku bersumpah akan membalasmu dengan 'cara yang sama', dan sekarang adalah waktu yang tepat. Terimalah balasan dariku, Lucas Halstein!" olok Kiara dengan seringai licik sebelum gadis itu mengangkat koper – kopernya dan berjalan mendahului Lucas yang masih tergagap tak tahu harus berbuat apa.

Bahkan Lucas belum menurunkan telunjuknya sama sekali, ia masih tidak menyangka seorang Kiara Roxanne akan menindasnya sekejam ini. Ia ingin melawan, namun mengingat perlakuan Kiara padanya mampu membuat Lucas tak dapat berkutik dan harus memikirkan masak-masak jika ingin menentang gadis itu. "Wanita itu benar-benar—AHHHH AKU BISA GILA!" teriak Lucas sambil menjabak anak rambutnya yang tak berdosa.

Sedangkan Kiara tertawa puas mendengar teriakan putus asa Lucas tanpa menghentikan langkahnya ataupun berbalik badan, gadis itu tetap berjalan lurus tanpa berniat mengajak Lucas ikut bersamanya, karena ia yakin pria itu pasti akan mengikutinya cepat atau lambat mengingat ia tidak akan bisa pulang.

Tak lama kemudian, derap langkah kaki pun terdengar dari belakang dan Kiara pun kini dapat mendesah lega mengetahui siapa pemilik langkah kaki itu.

"Kiara!"

Kiara menoleh mendengar teriakan seorang pria paruh baya yang sangat dikenalinya, membawa plakat bertuliskan "Welcome back, Kiara" dan terus mengayunnya heboh. Senyuman Kiara terbit dan gadis itu langsung berlari menghambur kepelukannya. "Edison!"

"I miss you, kiddo. Bagaimana kabarmu?"

Kiara melepaskan pelukan mereka dan kembali melempar senyum penuh kebahagiaan. "Sangat baik. Dimana Naomi?"

"Dia sangat bersemangat menyambutmu dan sekarang sedang sibuk memasak makanan favoritmu."

Kiara tertawa lalu kembali memeluk Edison, "Ah aku tidak sabar menyantapnya!"

Edison menepuk-nepuk punggung Kiara. Tapi matanya menangkap Lucas yang memerhatikan aksi keduanya kebingungan. "Siapa dia?"

"Huh?" Kiara kemudian menoleh dan baru menyadari ia datang kesini bersama orang lain, "Ah, Edison, kenalkan ini Lucas, dia suamiku."

Kini Edison yang tampak shock hingga nyaris terjatuh di tempat jika Kiara tidak menahannya. Pekikan Kiara sontak membangkitkan jiwa pelindung Lucas, karena pria itu reflek mendekat untuk menjauhkan Kiara dari amukan Edison yang memukul punggung Kiara.

Taming the Billionaire Beast - Book IWhere stories live. Discover now