Kejadiannya selalu seperti ini: Elliot muncul tanpa adanya gerakan dan mengakibatkan satu potong pizza melompat dari genggaman Arabella. Bertahun-tahun mempelajari kecepatan gerakan, membuat Tuan Evanders mengira anak sulungnya itu lebih pantas disebut sebagai sang ilusionis daripada pemburu hantu. Akan tetapi, Elliot menganggap kelebihannya itu hanya sebuah anugerah. Nilai tambah baginya untuk memburu makhluk tak kasat mata.
"Untungnya aku tidak punya kelainan jantung," keluh Arabella. Tangannya sibuk membersihkan camisol dari saus pizza dengan tisu. Ini sudah yang kesekian kali Elliot menyusup ke dalam kamarnya tanpa permisi.
"Menjijikan," kata Elliot. "Aku ingin bicara padamu."
Sambil mengubah posisi duduk, Arabella mengangkat kardus pizza--yang dipesannya sepulang sekolah--kepada Elliot. "Coba saja, ini tidak seburuk kelihatannya."
Ada satu hidangan yang tidak boleh dilewatkan oleh keluarga Waterhouse pada saat malam Halloween: pizza. Tahan dulu apa yang ada dipikiranmu. Mereka memang menyantap makanan itu, tetapi jangan pernah berharap kau dapat menemukan paperoni daging sapi atau jamur kancing sebagai topping. Karena pada dasarnya, Tuan Evanders dan keluarganya lebih senang menambahkan jamur *lepiota--yang tumbuh setahun sekali pada hari Halloween, di area perkebunan milik Nyonya Eveline--dan cacing tanah gemuk dari Amazon.
(*kandungan racun dalam jamur ini sangat tinggi dan berbahaya jika dikonsumsi. Tetapi bagi keluarga Waterhouse, racun merupakan sumber energi).
Elliot menjauh, tidak nyaman dengan aroma saus tomat yang menyengat hidungnya.
"Ya ampun ... aku 'kan cuma menawarkan, kalau tidak mau juga tidak apa-apa," tukas Arabella, lalu berdiri dari tempat tidur. "Omong-omong, kamu ingin membicarakan apa?"
Dengan gerakan tak terbaca, Elliot memutar tubuh guna menyodorkan ponsel kepada Arabella. "Aku rasa aku tidak butuh benda semacam ini," ujarnya dingin.
Beberapa waktu yang lalu, secara sembunyi-sembunyi, Arabella masuk ke dalam kamar Elliot hanya untuk meletakkan ponsel baru di tempat yang terjamah. Meski tidak sampai ketahuan si pemilik kamar, tetapi aksinya itu dipergoki Blackjack--kucing Erico yang masih menyimpan dendam kepadanya. Untung saja, dia berhasil menangkap kucing itu dan menguncinya di dalam kamar mandi ruang keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabella & The Waterhouse Family
FantasyMaukah kamu tinggal bersama keluarga yang memiliki kuburan di halaman belakang rumah? Atau makan malam bersama mereka dengan menu otak kelelawar? Jawabannya tentu saja tidak. Tetapi kamu tidak tahu apa yang dirasakan Arabella. Akibat surat wasiat ya...