Rasa

972 89 13
                                    

***

  "Gimana? Hahahaha.." tawa Lidya.

Frieska ikut tertawa. Tawa mereka menggema di lorong sepi. Mereka baru saja menyelesaikan event janken dan dua-duanya sama-sama tidak terpilih.

  "Vanka minta maaf terus sama gue, kayak kenapa aja." kata Frieska.

  "Tapi rasanya lega. Kayak event iseng-iseng berhadiah gitu." Lidya tertawa lagi. Suara tawanya membuat Frieska ikut tertawa.

Dari kejauhan, Beby berjalan menghampiri mereka sambil memasukkan tangannya kesaku.

  "Liat tuh, premannya Team J." tunjuk Frieska. Mereka berdua tertawa lagi.

Beby yang sudah sampai didepan mereka mengernyit heran, "Kenapa sih? Dari tadi kayaknya girang amat."

Lidya terkekeh, "Kak Frieska girang gak kepilih senbatsu masa, Beb."

  "Eh, ngaco!" Frieska melotot, "Lidya nih, bikin ketawa terus dari tadi."

Beby mengangguk-angguk, lalu tersenyum aneh. "Ohh.. jadi mau bikin couple baru ya?"

Lidya dan Frieska terkejut, lalu bertatapan dan bersama-sama berteriak, "Enggak kok!"

Dan dengan santainya Beby mengacuhkan mereka dan tetap mengoceh, "Apa ya nama yang cocok? Barisan Sakit Hati? Kelompok Pundung GhaiMel? Duo Korban GhaiMel?"

  "Beby apaan sih." tegur Frieska. Beby tertawa sambil menepuk tangannya.

  "Udah ah, mau ke Kapten Nju dulu. Dadaaah.." Beby melambaikan tangannya.

  "Udah main lagi sama Shania dia?" tanya Lidya sambil menyenggol Frieska.

  "Udah. Sekarang dia mengklaim kalo dia 'tangan kanan' nya Shania." Frieska menggelengkan kepalanya heran.

Cukup lama hening, Lidya dan Frieska baru menyadari betapa sempitnya lorong ini. Lidya bahkan bisa menyentuh lutut Frieska dengan lututnya sendiri tanpa harus memajukan tubuhnya.

  "Kak Fries.." panggil Lidya pelan. Frieska menoleh dan menaikkan dagunya, mengisyaratkan kata 'apa?'.

  "Gue boleh minta kado sekarang gak?"

Entah kenapa, dengan segala tatapan dan suara rendah Lidya, kalimat itu terdengar sangat ambigu ditelinganya.

  "Ka.. Kado?"

Frieska mengutuk dirinya yang tiba-tiba gagap.

  "Boleh gak?" tanya Lidya.

  "Em.. Iya boleh." jawab Frieska ragu.

Lidya mendekat, memperpendek jarak mereka.

***

Naomi mondar-mandir di backstage, tidak terlalu tau alasan yang membuatnya gelisah.

  "Ngapain sih, Mi?" Ghaida yang sedang duduk mulai risih, "Lo kayak setrikaan tau gak."

Naomi mendecak, "Gue juga gak tau kenapa gue kayak gini tau!"

Ghaida menggelengkan kepalanya heran. Dan melihat seisi backstage.

  "Kayaknya sepi amat dah." komentarnya.

  "Frieska tadi lagi ngehapus make-up, kalo itu jawaban pertanyaan yang lo maksud." jawab Naomi santai.

Ghaida melotot, tapi penasaran. "Ngehapus make-up kok sampe sejam gak balik-balik."

  "Nah, kan ketauan lo nunggu dia!"

  "Apaan sih?!" omel Ghaida tidak suka.

Tepat saat mereka akan mulai berdebat, Frieska muncul.

Behind The StageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang