14 •[gara-gara Melvin]

18.8K 1.1K 5
                                    

Alana membanting tubuhnya di atas ranjang yang empuk setelah mandi dan berpakaian. Lelah kini terasa di seluruh bagian tubuhnya.

Alana bergerutu kesal tentang Melvin. Mengapa sifat Melvin selalu berubah? Terkadang peduli, kadang cuek, tapi lebih seringnya GALAK. Catat itu.

Gara-gara Melvin, Alana harus mengerjakan tugas OSIS sendirian. Huhh... Alana mengambil Handphone nya dan mulai membuka e-mail untuk mengecek tugas yang harus ia tuntaskan.

Alana di beri tugas oleh Marco untuk membuat poster acara pensi di sekolahnya. Saat melihat tugas itu, Alana jadi teringat anak-anak di taman bacaan itu. Alana langsung mencari kontak Marco untuk lansung menghubunginya.

"Halo?" Sahut Marco setelah ponsel tersambung.

"Mar, gue boleh kasih saran nggak?!"

"Boleh aja, asal semuanya setuju" ujar Marco.

"Gue mau ngadain acara amal untuk anak-anak jalanan. Boleh, nggak?!" Jelas Alana.

"Hmm...ide bagus tuh! Besok kita omongin lagi sama anak OSIS yang lain sekaligus minta pendapat guru!"

"Makasih, ya!" Ujar Alana semangat.

"Sama-sama. Oh ya, gimana keadaan lo? Udah baikan?" Tanya Marco.

"Baik kok, ya udah gue tutup ya?!" Kata Alana.

"Bye..." balas Marco.

"Bye..." Alana kini mematikan ponselnya. "Gimana mau buat poster? Laptop gue di rumah!" Geram Alana. Dengan terpaksa Alana harus meminjam laptopnya Melvin. Tapi, gimana ngomongnya?

Tapikan ini juga salah Melvin! Jadi dia harus bantu Alana untuk meminjamkan laptopnya. Alana pun memutuskan untuk mengunjungi kamar Melvin. Alana mengetuk pintu itu, dan seseorang keluar dari sana.

"Kenapa?" Tanya Melvin yang hanya memakai celana pendek lengkap dengan handuk kecil yang ia gosok ke rambutnya yang basah setelah mandi tadi. Dengan spontan Alana menutup matanya dengan kedua tangan dan membalikkan badannya untuk membelakangi Melvin.

"Lo kira-kira donk kalo mau keluar!" Pekik Alana mempertahankan posisinya saat ini.

"Nggak usah mesum! Badan gue nggak ada panu, lagi pula badan gue bagus! Kayak artis luar negri!" Melvin menaggapinya santai.

"Terserah! Gue pinjem laptop donk!" Ujar Alana masih membelakanginya.

"Kalo ngomong sama orang itu yang sopan dikit donk! Liat muka gue!" Tukas Melvin.

"Lo pake baju dulu sana! Baru gue mau balik badan" gemas Alana lama-lama.

Melvin pun masuk kembali ke kamar dan menutup pintu, mengambil kaos polo shirt warna putih dan celana jeans selutut. Melvin kembali membuka pintu, "Udah!" Pekiknya.

Alana membalikkan badannya untuk mengecek apakah benar Melvin sudah mengenakan baju, "Gue pinjem laptop donk!" Ujar Alana melembutkan nada suaranya.

"Buat apa?" Melvin menopang tubuhnya di bingkai pintu kamar itu.

"Gue di suruh Marco buat poster!" Alana merasa kesal jika harus menghadapi Melvin setiap harinya.

"Lo tuh mau aja di suruh-suruh kayak babu!"

"Eh? Ini juga gara-gara lo! Gue udah bilang, gue nggak mau ikut lo, tapi lo aja yang maksa gue!" Timpal Alana tak mau kalah.

"Gue mau pinjemin lo laptop, tapi ada syarat nya!" Melvin mengembangkan senyum jail.

"Apa?" Alana mulai merasa tak enak. Pasti Melvin mau menjailinya.

"Lo harus bantuin gue ngerjain PR fisika gue!" Tawar Melvin, "Mau nggak?"

CARE [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang