Grave 28

18.4K 1.8K 627
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang pertama yang dilihat Arabella dalam kegelapan adalah Lewis--si mantan asisten berkepala plontos yang tidak terlalu menawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang pertama yang dilihat Arabella dalam kegelapan adalah Lewis--si mantan asisten berkepala plontos yang tidak terlalu menawan. Orang itu berdiri di sampingnya, menggiringnya menuju suatu tempat--mata Lewis tertuju ke arah depan. Lewis bukan satu-satunya orang yang berada di dekatnya, karena ketika Arabella berpaling, dari sudut mata dia dapat melihat barisan orang-orang yang menatap serempak ke arahnya.

Kalau diartikan sebagai orang-orang rasanya kurang tepat. Karena tidak ada manusia yang dapat melayang di atas tanah kecuali orang itu menggunakan sepatu masa depan bertenaga turbo. Lagi pula tidak ada manusia normal yang kulitnya membusuk dan memperlihatkan tulang belulang secara terang-terangan. Maksudnya setiap manusia pasti mempunyai kulit sebagai pelindung tubuh mereka, 'kan? Jadi barisan orang-orang itu tidak tepat dikatakan sebagai orang-orang yang masih hidup, melainkan barisan orang mati.

Anehnya Arabella tidak merasa terancam atau ketakutan melihat hantu-hantu itu menatapnya dari celah mata yang berlubang--jelas saja karena mata mereka sudah menjadi satu dengan tanah dan alam semesta. Kelihatannya mereka--hantu-hantu itu--sedang tersenyum, tapi mungkin itu hanya efek dari kulit bibir yang terkelupas. Secara naluriah Arabella membalas senyuman itu, bukannya lari terbirit-birit.

Beruntung dia dan Lewis bukanlah dua orang yang tersesat dalam lautan para hantu. Karena setelah Arabella menyadari tatapan familiar Emily, dia lekas membelalakkan matanya. Emily bukan lagi gadis kakuk dan dingin seperti yang dia kenal. Emily telah menjadi perempuan dewasa yang cantik jelita; anggun mengenakan gaun hitam tanpa lengan. Di sampingnya, seorang lelaki muda berambut pirang melingkarkan lengannya di pinggul Emily. Mereka berdua tampak serasi, tapi apakah mungkin--

Jalan pikirannya lantas berubah ketika dia membuat kontak mata dengan gadis tomboi berambut sebahu. Berbeda dari Emily, gadis itu tampak tidak nyaman dalam balutan gaun malam yang menyelimuti tubuhnya. Tidak mungkin salah mengira kalau gadis itu adalah Elena versi awal dua puluhan. Elena menunjukkan senyum penuh kemenangan seolah-olah sedang mengatakan, "Hai ... aku baru saja menemukan senyawa yang dapat mematikan tanaman stroberi sampai ke akar. Seminggu lagi aku akan mendapatkan hadiah Nobel."

Tidak jauh dari Elena, seorang anak laki-laki dengan bangganya menunjukkan bahwa dia adalah cowok paling tampan yang dilahirkan dari keluarga tidak waras. Tapi di satu sisi, anak remaja itu kelihatan tidak bersemangat, mengira dia berada di tempat yang salah. Seorang wanita yang jauh lebih tua menyikut lengan anak remaja itu sambil melotot. Arabella tidak mungkin salah menerka jika wanita itu adalah Nyonya Eveline, yang kemudian melempar senyum ketika matanya beradu dengan mata Arabella. Sudah pasti anak remaja yang Nyonya Eveline sikut itu adalah Erico versi remaja.

Arabella & The Waterhouse FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang