21.10 Oktober 2016

4K 146 3
                                    

Hari ini Ali pergi ke Danau. Yap kalian pasti tahu Danau yang mana. Hari ini Ali ke Danau tempat dimana ia dan Prilly pertama kali memancing bersama dan ini adalah tempat dimana Ali menyatakan perasaannya pada Prilly dan mereka jadian. Akhir-akhir ini Ali memang sering ke danau setelah ke rumah sakit yang pastinya buat ngejengukin dia. Alasannya sederhana. Ditempat ini Ia lebih merasa kalau Prilly-nya selalu ada disampingnya.

Didanau ini semua kenangannya bersama gadisnya itu terputar kembali bagaikan kaset rusak. Ali rasanya membenci dirinya sendiri. Ali benci membuat Prilly seperti ini. Ia tak pantas untuk dimaafkan.

Ini sudah lewat sebulan yang dilewati oleh Ali tanpa Prilly. Gadis itu masih terbaring lemah seperti sebelumnya. Sekarang telah banyak yang berubah. Ali yang dulu petakilan dan selalu mengedipkan matanya ketika seorang cewek lewat dihadapannya kini telah mati. Bahkan ketiga temannya tak mampu lagi menasehatinya. Orangtua Prilly pun telah kembali ke Jakarta dua hari setelah kejadian. Mereka mendapat kabar kecelakaan dari Ali sendiri.

Kalian tahu,Orangtua Prilly sama sekali tidak menyalahkan Ali atas kejadian ini. Mereka bahkan menganggap Ali sebagai anaknya sendiri. Sahabat-sahabat Ali maupun Sahabat Prilly selalu mendoakan Ali dan Prilly.

Ali memutuskan untuk kembali ke rumah sakit karena waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Ia melangkahkan kakinya di koridor rumah sakit dengan bergegas. Entah kenapa,sekarang perasaannya tak karuan.

Ali membuka pintu ruang inap Prilly dan mendapati sahabat-sahabatnya bersama dengan kedua orangtua Prilly sedang duduk bercengkrama sambil menonton tv.

"Assalamualaikum om,tan"ali mencium kedua tangan orangtuaprilly

"Baru dateng Li,??"tanya Ully-Ibu Prilly sambil tersenyum sangat manis

"Iya tan,maaf baru dateng sore-sore gini"katanya dengan sedikit menyesal

"Gapapa Li,kamu juga butuh istirahat kan.. gihh sana ke Prilly dulu"ujar Rizal-Ayah Prilly

Ali melangkahkan kakinya menuju ke gadisnya yang terbaring disana.

"Sore sayang..."ia mengecup punggung tangan Prilly dengan sangat lembut kemudian menggenggamnya seakan tak ingin dilepaskan

"Gak mau bangun?ini udah sore lohh.. kamu gak mau liat aku bentar apa?"

"Kamu lagi mimpiin apa sih sampai gak mau buka mata bentar aja.."

"Aku tebak yah,kamu pasti lagi mimpiin aku kan..ngaku dehh"

"Aku di mimpi kamu cakep kan yang?pipi aku gimana?chubby gak?kamu kan suka sama cowok yang chubby2 gitu"

"Prill..."

"Sayang bangun.."

Hening

"Aku cinta kamu..tanpa taruhan itu"

Sahabat-sahabatnya dibelakang hanya mampu menatap Ali nanar tanpa berbuat apa-apa. Sesuatu di genggaman tangan Ali bergerak samar dan nyaris tak terasa.

Tapi

Ali menyadarinya. Itu adalah tangan Prilly

Prilly membuka matanya yang terasa sangat berat itu. "A -- Lii -- "desisnya

Desisan itu nyaris tak terdengar dengan artikulasi yang tidak jelas karena selang yang terdapat di kerongkongannya. Tapi Ali masih bisa mendengarnya dengan jelas. Ali mendekatkan wajahnya ke wajah Prilly. Dengan ini,ia dapat melihat kedua bola mata Prilly bergerak dan kelopak matanya terbuka secara perlahan.

"Prilly..?"Ali mencoba memastikan bahwa kali ini ia bukan berhalusinasi

"A -- Lii -- "Ali tak dapat lagi menahan rasa bahagianya. Ia mengecup kening Prilly dan membalikkan badannya kebelakang

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang