Kejora

1.5M 86.2K 7.4K
                                    

"KEJORAA!!"

Cewek berambut hitam lurus sepunggung sedikit ikal di bagian bawahnya itu menoleh cepat. Ia terpaksa menghentikan tangannya yang tadi sedang menulis. Febbi langsung duduk di depannya bersama dengan Jihan di sampingnya. Kedua wajah sahabatnya itu tampak berseri-seri.

"Gue bawa berita bagusss banget!" kata Febbi langsung mengotak-atik ponselnya. Sibuk sendiri.

"Berita apaan emang? Asal jangan aja yang zonk-zonk. Gue gak mau denger. Udah sering kena zonk dari lo," kata Kejora menaruh pulpen yang ia pegang ke atas meja. Keadaan rumahnya hanya ada mereka bertiga dan seorang pembantu yang masih sibuk menyiram tanaman di halaman depan.

"Pantesan Lala gak ikut kerja kelompok. Ternyata ini alasannya," kata Febbi, menyebut salah satu sahabatnya yang paling cantik diantara mereka. Cewek itu mengulurkan ponselnya ke Kejora yang langsung mengambilnya.

"Lala sama Jordan pacaran. Tuh status BBM-nya Jordan jadi Lala isi tanda love trus tuh cowok badan gede pake DP dia lagi selfie sama Lala di resto," kata Jihan menjelaskan apa yang sedang Kejora lihat di ponsel Febbi.

"Asik dah gue dapet PJ!" seru Febbi. "Gue palakin tuh si Jordan. Dia kan orang tajir mampus."

"Bukannya lo suka sama Jordan Feb?" tanya Jihan.

"Jihannn, please deh. Gue gak pernah suka sama Jordan. Ya kali," katanya memutar kedua bola matanya. "Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Tau."

"Dih malah nyalur ke sana."

"Ini serius si Lala sama Jordan?" tanya Kejora melihat foto yang ada di ponsel Febbi dan menatap kedua sahabatnya lagi.

"Menurut lo?" tanya Jihan.

"Guys-guys!" ketiganya menoleh begitu mendengar suara itu. Lala datang dengan senyum di bibirnya dan dengan dua kresek putih di kedua tangannya.

"IH LA! SEJAK KAPAN LO PACARAN SAMA JORDAN? AH YANG BENER LO MAU SAMA DIA?!"

Lala hanya tersenyum mendengar suara heboh dari mulut Febbi. Ia langsung duduk di sebelah cewek itu.

"Serius nih La?" tanya Kejora memperlihatkan foto yang dijadikan DP oleh Jordan.

Lala mengangguk. "Sepuluh rius," katanya mantap.

"Tapi La. Jordan kan playboy. Lo tau sendiri," kata Jihan.

"Yaaa, gue sih pengen buka hati buat dia. Dia udah lama nyari-nyari gue. Jadi gak ada salahnya gue terima dia tadi pagi."

"WHAT?! Tadi pagi La?!" jerit Febbi tambah histeris.

"Ya Allah suara lo Feb," kata Jihan mengusap telinganya yang kena korban teriakan Febbi. Febbi lantas menoleh dan nyengir sebagai permintaan maaf.

"Ihhh! Lo kok gak kasi tau kita bertiga sih?!" kata Febbi mengguncang-guncang badan Lala yang duduk di sebelahnya.

"Maunya gue kasih surprise gitu," kata Lala. "Habisnya kan malu bilangnya sama lo pada tapi tadi Jordan bilang sama gue harus ngasih tau lo bertiga. Lo bertiga kan udah temen gue dari SMP kelas satu."

"IH LA! PJ PJ!" tuntut Febbi.

"Apaan sih Feb, PJ melulu," kata Kejora.

"Pajak jadian itu wajib Ra. Selain gratis, PJ itu bukti kalau Lala udah resmi pacaran sama Jordan dan udah dapet restu dari kita."

"Lebay banget sih lo. Dasar cabe," kata Jihan.

"Cabe kok teriak cabe."

"Tenang Feb. Gue udah bawakin makanan nih. Sebagai permintaan maaf gue karena gue telat ke sini."

"Terus yang nganter lo si Jordan?"

Lala mengangguk mendengar pertanyaan Kejora.

"CIEEE YANG UDAH GAK JOMBLO!"

"Lama-lama roboh rumah lo Ra gara-gara teriakannya Febbi," kata Jihan.

"Gue berdoa semoga enggak," jawab Kejora.

"Gue kapan ya kaya Lala?" tanya Febbi membuat ketiga temannya menoleh padanya. Termasuk Kejora yang tau nasib percintaan sahabatnya itu yang selalu dikhianati sehingga membuat cewek itu tidak mau membuka hati.

"Kapan-kapan," jawab Jihan sekenanya.

"Ish."

"Udah. Kita buat nih tugas kelompok dulu baru makan bareng."

"Oh ya hampir lupa Ra. Kita kan lagi kerja kelompok," kata Febbi. "Tapi inget PJ ya La?" tanyanya pada Lala yang sudah duduk manis di atas karpet di sampingnya.

Lala mengangkat kresek yang ada di atas meja bundar tempat mereka duduk melingkar di sampingnya. "Lo bakalan kenyang makan pizza segini."

"Duh gue gak sabar."

"Diem-diem. Sekarang kita mulai kerja kelompoknya," kata Jihan.

Sepuluh menit kemudian, mereka tidak kerja kelompok melainkan selfie bersama dan yang masih fokus dengan kerja kelompok mereka hanya satu orang, Kejora.

Biasa pada saat kerja kelompok yang kerja hanya satu orang dari kelompok tersebut.

****

Mulmed: Kejora.

AN: 

AN: 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GALAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang