1. Awal yang Baik

64.5K 3.3K 15
                                    

She said do you see me in shades of grey
Do you need me like I need you that way
I say I don't wanna lay with another
We could feel this quiet with each other

---

Gaun putih melekat pas ditubuhku. Membuatku sedikit bangga memiliki tubuh ideal diusia ku yang sudah 26 ini.

Hari ini, hari dimana aku akan sah menjadi istri dari Raffa Braga Artanto yang harusnya menjadi Kakak iparku. Hari dimana semua wanita merasa bahagia karena menikah dengan orang yang dicintainya.

Aku tidak pernah terpikir akan berakhir seperti ini. Mengganti posisi Kakakku dan terpaksa menerimanya. Kemarin aku masih mengurung diri dikamar, menangis sejadi-jadinya. Dan hari ini aku menjadi pengantin dadakan.

Kehilangan Kakak yang sangat aku sayangi, lalu hari ini aku bertanggung jawab atas dirinya yang gagal menjadi pengantin sesuai impiannya.

Aku menengadah agar air mataku tidak tumpah. Mungkin jika make up ku tidak tebal, para tamu akan bingung melihat wajahku yang sembab dan mata yang bengkak karena menangis seharian kemarin.

Aku akan menjadi istri dari pria yang tidak aku cintai dan tidak mencintaiku. Pernikahan apa yang akan kujalani, Tuhan? Bagaimana kalau ini hanya berujung cerai?

Kami memang tidak begitu dekat. Dia sudah 2 tahun berpacaran dengan Kakakku. Tapi karena hubungan mereka jarak jauh, jadilah aku hanya sekali dua kali bertemu dengannya. Bahkan mengobrol saja tidak pernah.

Dadaku sesak membayangkan bagaimana jadinya kehidupan kami setelah menikah. Apa yang akan terjadi? Apa pernikahan ini akan berhasil?

Ku akui, Raffa pria baik. Dia juga tampan dan merupakan seorang dokter jantung di rumah sakit milik keluarganya sendiri. Banyak wanita yang menyukainya. Kakak juga bukan wanita yang rupanya dibawah rata-rata. Kakak cantik dan anggun. Dia memiliki gen Mama. Sedangkan aku hanya biasa-biasa saja menurutku. Tidak cantik dan tidak memiliki daya tarik seperti dirinya.

Aku berpikir, bagaimana nanti kalau Raffa berpaling ke perempuan lain dan berselingkuh? Akan jadi apa aku nantinya? Janda? Hah, aku tidak pernah menginginkan itu.

Sebenarnya bisa saja aku menolak pernikahan ini. Tapi memikirkan acara akan berlangsung satu hari lagi membuatku berpikir berulang kali. Aku tidak ingin mempermalukan keluargaku. Uang yang digunakan untuk pernikahan ini pun tidak sedikit. Aku tidak ingin mengecewakan Mama dan Papa.

"Sa, kamu sudah siap?" tanya Mama yang baru saja datang.

Aku memandang sekali lagi ke cermin. Apakah aku cantik?

"Kamu sangat cantik, Sayang. Mama yakin, Raffa pasti nggak susah buat jatuh cinta sama kamu." Mama tersenyum tipis.

Aku tahu senyum itu hanya untuk menguatkanku dan dirinya sendiri. Aku merasa tidak yakin Raffa akan jatuh hati padaku.

Mama menuntunku keluar untuk berada di pelaminan bersama Raffa. Dadaku berdebar kencang saat sudah disampingnya. Dia sedikit melirikku dan tidak berbicara apapun.

Apa aku jelek dimatanya? Apa gaun ini tidak pantas aku kenakan? Aku tahu dia menolak diriku sebagai istrinya. Lebih tepatnya istri pengganti. Atau bisa saja dia menganggapku bukan istri. Tapi hanya "pengganti" di pelaminan.

Aku merasa kecewa dengan pemikiran seperti itu. Apakah yang aku pikir benar? Itu membuat dadaku lagi-lagi sakit.

-

Aku benar-benar lelah. Berdiri menyalami tamu yang tak ada habis-habisnya. Terlebih lagi kalimat duka dari mereka yang membuatku sedih. Kehilangan keluarga itu tidaklah menyenangkan. Kehilangan itu menyakitkan.

After The WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang