1. Prolog

261 109 77
                                    

Cerita ini sebenernya sudah di publish di akun wattpad ku yang sebelumnya, tapi berhubung akun lama sudah tidak dapat di akses jadi akan ku publish ulang ^^

Yaa, enjoy this story ^^

♡♡♡♡♡

Shappire. Sebuah kata yang bermakna bagi Kayla. Yaa, bagi seorang Kayla Almira Maritza, shappire dapat membuat hidupnya sedikit lebih berarti.

Shappire jenis batu permata yang memiliki warna biru yang sangat indah yang dapat dijadikan sebuah perhiasan yang berharga. Shappire permata indah yang bahkan dapat mengalahkan kekerasan sebuah berlian.

Kayla. Seorang gadis yang mempunyai sepasang kelopak mata yang indah dengan rambut panjang hitam yang Ia biarkan tergerai menyapa lembut semilir angin yang datang melalui celah-celah jendela kamarnya. Setelah lama berdiam diri, Kayla menampakkan senyum tipis di bibirnya.

Kayla meraih benda yang tergeletak di atas bantal, sebuah kalung yang bermatakan batu shappire. Seketika itu cairan bening keluar dari mata indahnya. Senyuman yang tadi Ia perlihatkan kini telah lenyap tergantikan suara isakan-isakan kecil yang memenuhi ruangan kecil tersebut.

Kilatan ingatan masa kecilnya memenuhi otaknya. Kenangan dimana Ia baru memasuki sekolah barunya. Tempat pendidikan pertama bagi anak kecil yang berumur 5 tahun.

"Kayla, kamu mau pergi kemana?" Tanya seorang pria kecil yang kini tengah duduk di bangku kelasnya. Sejenak, Kayla kecil menatap pria itu dengan tampang cemberutnya.

"Aku mau keluar! Bosan tau terus-terusan duduk di sini, Putra." Jawab Kayla. Sedang pria kecil yang di panggil Putra tadi hanya tersenyum mendengar ucapan dari Kayla.

"Baiklah baiklah. Bagaimana kalau kita pergi ke taman. Kita juga sudah lama gak beli ice cream kan?" Ucap Putra seraya berdiri dan menuntun langkah Kayla untuk keluar dari kelas mereka. Senyuman Kayla kecil merekah tatkala Putra menyebut ice cream.

"Haahh.. kau selalu tau yang aku inginkan Putra."

"Tentu. Om Danu kan sudah menitipkan kamu ke aku, jadi aku pasti selalu tau apa yang kamu inginkan." Terang Putra.

"Janji? Janji yaa selalu ada buat Kayla. Nemenin Kayla makan ice cream ke taman terus." Ucap Kayla dengan senyum riangnya.

"Tentu, Janji."

♡♡♡♡♡

"Pembohong.." lirih Kayla yang masih terus menggenggam kalung bermatakan batu shappire.

"Kau bilang akan selalu ada untukku? 10 tahun kau pergi, dan itu sudah terlalu lama Putra." Gumam Kayla.

Di usapnya kasar air mata yang terus mengalir di pipinya. Pandangannya menatap bingkai foto sepasang anak kecil. Sang pria kecil mengenakan baju biru dengan topi kerucut khas ulang tahun, sedang sang wanita kecil mengenakan gaun berwarna ungu serta bando telinga kelinci yang menghiasi kepalanya. Putra dan Kayla saat menghadiri pesta ulang tahun temannya dulu. Kayla masih ingat dengan sangat jelas memori 10 tahun yang lalu saat Ia bisa menghabiskan banyak waktu dengan Putra.

Drrttt... drrttt...
Getaran ponsel di atas meja mengalihkan perhatian Kayla. Segera Kayla menatap layar ponselnya yang menyala. Tertera tulisan Ayah di layar ponsel tersebut.

"Halo Ayah." Ucap Kayla parau.

"Kayla, Ayah ingin mengatakan sesuatu padamu." Sahut Ayah Kayla di seberang sana.

"Katakan Ayah."

"Segeralah pulang ke Indonesia, nak."

"A-apa? Tapi kenapa Ayah? Apa Ayah libur kerja sekarang?"

"Tidak nak. Malah sekarang Ayah harus mengerjakan proyek besar dan mengharuskan Ayah untuk fokus bekerja."

"Lalu kenapa Ayah menyuruh Kayla pulang kalau Ayah masih sibuk bekerja?"

"Dengar nak. Adikmu Rian sekarang berada di Indonesia. Entah apa yang membuatnya marah dan dengan gegabah memutuskan pulang ke Indonesia tanpa mengabari Ayah terlebih dahulu. Tapi syukurnya Rian ditemani Niko, jadi Ayah tidak terlalu khawatir sekarang."

"Anak itu menyusahkan saja." Geram Kayla saat mendengar penjelasan dari Ayahnya.

"Jadi pulanglah, setidaknya jika ada kamu Rian tidak akan bertindak sembrono."

"Tapi ayah, Kayla..." ucap Kayla ragu.

"Ayah akan mengurus kepindahan sekolahmu disana. Jadi pulanglah secepatnya.."

Tutt.. tutt.. tutt...
Belum sempat Kayla hendak mengatakan sesuatu, panggilan telah diputus secara sepihak oleh Ayahnya.

Kayla terdiam. Pulang ke Indonesia mungkin bukanlah hal yang di inginkannya. Kayla menatap kalung yang kini berada di genggamannya itu.

"Putra..."

♡♡♡♡♡

Hahh.. cukup untuk part yang ini. Semoga tidak mengecewakan ^^
Jangan lupa buat vomment nya yaa ^^

My LavenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang