Part 24

36.5K 1.2K 61
                                    

Sarah POV

Pukul 03.00 WIB

Aku terbangun dari tidur.

Ku pandangi ruangan dengan nuansa putih ini, ruangan yang begitu membosankan.

Ini hari ketiga aku terbaring lemah di rumah sakit.

Hari ketiga juga Radit tidak bisa tidur tenang karena harus menjaga ku.

Ku dapati suamiku tertidur diatas kursi disamping tempat tidurku.

Dia masih mengenakan kemeja kerja yang dipakainya kemarin.

Berkas-berkas kantor berserakan diatas meja dan laptop bertengger disana dengan posisi belum ditutup.

Sedangkan mertuaku tertidur pulas diatas tempat tidur yang disediakan khusus untuk keluarga pasien.

Aku langsung merasa bersalah pada mereka, sudah beberapa hari ini aku pasti sangat merepotkan.

Ku perhatikan wajah Radit yang kelelahan, ku usap rambutnya dengan lembut.

"kau terbangun?" Radit membuka matanya.

"ya, aku baru saja terbangun,"

"apa ada yang kau perlukan?"

"tidak ada.... Radit, oh ya sebaiknya besok kau pulang saja kerumah. Kalau kau begadang terus bisa-bisa kau yang jatuh sakit,"

Radit menggelengkan kepalanya.

"tidak apa-apa, disini juga sama saja kok," Radit mengucek matanya.

"apa kau masih mengantuk?" tanyaku.

Radit mengangguk dan menempelkan kepalanya diatas tempat tidur.

"tidurlah disini," aku bergeser dan menepuk-nepuk bantal disampingku.

Dia menurut dan naik ke atas tempat tidur, kemudian masuk kedalam selimut.

"biarkan aku tidur sebentar,"

Radit memelukku.

Aku bisa merasakan hangat tubuhnya.

"dokter tadi bilang padaku beberapa hari lagi perban mu bisa dibuka Sarah," Radit menyandarkan kepalanya ke tubuhku.

"hoo.. ya baguslah kalau begitu,"

"dan juga... aku mau mengatakan sesuatu padamu,"

"ya katakan saja,"

"tadi aku menemui Dina di kantor polisi..."

Aku menatapnya kaget.

"dan aku menyuruh pengacaraku untuk mengurus proses pengeluarannya. Aku tidak mau menyembunyikan sesuatu darimu, makanya aku berkata jujur,"

"aku minta maaf atas nama Dina padamu, Sarah. Akulah yang menyebabkan dia mampu bertindak sejauh itu,"

"mungkin kau kecewa padaku, tapi percayalah aku melakukan semua itu karena aku ingin bertanggung jawab atas apa yang telah aku sebabkan. Tidak ada niat lebih dari itu,"

Aku tersenyum, aku tahu maksud yang ingin disampaikan Radit.

Aku tahu dia melakukannya dengan tulus, lagipula untuk apa dia melapor padaku kalau dia ingin berbuat yang macam-macam pada wanita itu.

"aku akan pastikan dia tidak akan mengganggumu lagi," sambungnya.

"sudahlah, itu bukan masalah bagiku... tenang saja," aku mencoba meyakinkannya.

"oh yaa... tadi mama sudah menyiapkan obat agar bekas lukamu segera memudar,"

Aku mengusap kepalanya.

I Hate You I Love You (Radit & Sarah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang