Brengsek

970 130 37
                                        

Nara's pov

"JIRA!!"

Sehun dan Woori menoleh ke arah pintu, mendapati seorang lelaki bertubuh jangkung berdiri di sana dengan keadaan yang cukup mengenaskan.

Jira bahkan terkejut melihat pria itu di sana. Tidak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang. Lelaki itu penuh dengan darah dan luka lebam.

"Siapa dia?" Tanya Woori pada Sehun, sementara Sehun hanya tersenyum.

"Oh, sudah lama tidak bertemu." Ucap pria itu. "Hebat juga kau bisa mengalahkan semua penjaga di depan, Kim Mingyu."

"Mingyu?" Woori menatap Mingyu dari bawah sampai atas, lalu menatap wajahnya. "Tampan."

Mingyu tidak mengindahkan Woori. Ia hanya fokus pada Sehun. Ia tidak menyangka jika Sehun melakukan ini semua. Padahal saat masih bersekolah, Sehun adalah kakak kelas yang baik. Ia bahkan suka mengajak Mingyu bermain basket bersama.

"Lepaskan Jira!!" Teriak Mingyu.

"Lepaskan Jira? Apa yang akan kau lakukan jika aku tidak ingin melepaskannya?" Sebelah alis Sehun terangkat.

Mingyu melirik Jira yang terikat di kursi kayu. Gadis itu menatapnya sembari menangis. Matanya seakan berkata bahwa ia menderita dan memohon minta diselamatkan.

Hati Mingyu benar-benar sakit melihat Jira dengan kondisi yang seperti itu. Pemandangan di depannya membuat matanya berkaca-kaca. Sungguh menyakitkan.

"Aku... aku akan membunuhmu." Mingyu mengepalkan kedua tangan di samping tubuhnya.

"Membunuhku? Ah, yang benar saja." Sehun melepaskan cengkramannya dari pipi Jira dan berdiri seraya menghela napas. "Kau bahkan sudah berdarah-darah seperti itu, bagaimana kau bisa membunuhku?"

Napas Mingyu mulai memburu. Ia menatap Sehun dengan sangat tajam. Ia berlari hendak menghampiri Sehun tapi...

DOR!

DOR!

Woori menembak kaki kanan dan perutnya hingga ia terjatuh.

"Mingyu!!" Teriak Jira. "Jangan sakiti Mingyu!!!" Ia kembali meronta di tempatnya.

Woori berjalan mendekati Mingyu dan berjongkok. Ia mengangkat dagu Mingyu agar bisa melihat wajahnya yang berdarah penuh lebam.

"Padahal tampan. Sayang sekali."

Mingyu memalingkan wajahnya hingga tangan Woori terlepas dari dagunya. Wanita itu tersenyum miring.

"Sehun, kau bisa melanjutkan pekerjaanmu."

Sehun tersenyum mendengarnya. Ia menoleh pada Jira yang menatapnya panik. Perlahan ia mendekatkan wajahnya pada wajah gadis itu.

"Tidak... Jangan mendekat... Jangan mendekat!!" Jira berteriak pada Sehun. Pria itu kembali mencengkram pipinya.

"Kau berisik." Ucap Sehun pelan. Dengan satu gerakan ia merobek kaus gadis itu, menampilkan bra hitam yang dikenakannya.

"HENTIKAAAN!!!!" Mingyu berteriak hingga wajahnya memerah.

"Oh, lihat. Sehun melakukan pekerjaannya dengan baik." Woori berkata sembari menatap Sehun yang tengah melumat bibir Jira. Tangannya meremas dada gadis itu dengan kasar.

Mingyu menangis sejadi-jadinya. Tidak ada yang lebih sakit selain melihat pemandangan di hadapannya saat ini.

Ia tidak sanggup melihat Jira diperlakukan seperti itu. Ia harus menolong Jira. Ia harus, meski nyawa taruhannya.

Ia berusaha bangkit sembari menahan rasa sakit. Ketika ia sudah berdiri dan hendak berlari, Woori menahannya.

"Kalau kau bergerak sedikit saja, kau akan mati."

Mingyu menatap Woori penuh amarah. Ia tidak mengindahkan perkataan wanita itu dan malah meninju wajahnya dengan sangat keras hingga wanita itu terjatuh.

Mingyu kembali berlari, tidak peduli dengan rasa sakit di kaki dan perutnya yang sudah menjalar ke seluruh tubuh. Tidak ada waktu untuk meringis. Yang terpenting sekarang adalah Jira.

Jira.

Jira.

Jira.

Mingyu menarik baju Sehun saat ia mencapai pria itu dan menjatuhkannya ke tanah. Ia langsung melayangkan tinjunya ke wajah Sehun tanpa ampun.

"BANGSAT!! ANJING!!! ANJING!!!!" Mingyu terus meninju wajah Sehun, tidak memberi kesempatan bagi Sehun untuk melawan sedikit pun.

Saat ini Mingyu benar-benar marah. Ia merasa Sehun harus mati karena pria itu sudah berani menyakiti Jira, gadis yang ia cintai selama ini. Ia tahu Jira sudah milik orang lain, tapi setidaknya Taehyung tidak pernah menyakiti Jira.

Siapapun yang menyakiti Jira, ia harus mati. Begitu pikir Mingyu.

"Mingyu udah!!"

Teriakan Jira berhasil menghentikannya.

Napas Mingyu tersengal. Tangannya bergetar dan berdarah-darah. Ia bahkan melukai tangannya sendiri karena meninju wajah Sehun.

Ia menatap wajah Sehun yang entah sudah bagaimana bentuknya. Mungkin Sehun harus pergi operasi plastik jika ia ingin wajahnya kembali seperti semula.

Mingyu bangkit dan berjalan terseok-seok menghampiri Jira.

Sesaat air matanya kembali terjatuh. Melihat Jira dalam keadaan berantakan seperti itu... Demi Tuhan, sangat menyakitkan.

Mingyu berlutut di hadapan Jira. Ia lalu memasangkan kembali bra milik Jira--yang tadi dibuang ke tanah oleh Sehun--pada dada gadis itu.

Jira terkejut dibuatnya, tapi ia membiarkannya karena ia tidak bisa menggerakan tubuhnya sama sekali. Toh, Mingyu hanya menolongnya.

Mingyu melepaskan tali tambang yang mengikat tangan dan kakinya. Lalu ia melepaskan jaketnya dan memakaikannya pada Jira.

Dengan satu gerakan, Mingyu menggendong Jira ala bridal. Ia pun berjalan pincang keluar gudang.

Jira tiba-tiba merasakan pening di kepalanya. Pandangannya buram.

"Mingyu... Gu-gua pusing..." Ujar gadis itu lirih.

"Tahan... Sebentar lagi kita keluar. Gua bakal bawa lu ke rumah sakit. Tahan..."

Tapi Jira tidak bisa menahannya. Ia pingsan dalam gendongan Mingyu. Mingyu yang menyadari tubuh Jira terasa sedikit berat langsung menunduk menatap gadis itu.

Air mata Mingyu menetes lagi. Ia mengeratkan gendongannya agar Jira tidak terjatuh. Sedikit lagi sampai...

"Jira!!"

Terdengar suara teriakan begitu Mingyu berhasil menginjakkan kakinya di luar gudang.

Itu Taehyung.

Ia datang bersama tim polisi, salah satunya Daehyun.

Daehyun sudah menugaskan anak buahnya untuk mengurus Woori dan Sehun, semantara Taehyung terlihat terkejut karena mendapati Jira berada dalam gendongan Mingyu. Terlebih lagi ia menemukan mereka berdua dalam keadaan terluka.

Ia langsung berlari menghampiri Mingyu. "Lu kan-"

"Gaada waktu... cepet bawa Jira... ke rumah sakit...." Mingyu memindahkan Jira ke dalam gendongan Taehyung.

Taehyung kebingungan ketika ia menerima sang istri. Ia lalu menatap Mingyu. "Trus lu gimana?"

Mingyu mengatur napasnya dan mengibaskan tangan pelan. "Gua... Gua gapap-"

BRAK

Mingyu terjatuh.

Taehyung terkejut dan langsung berteriak. "Daehyun! Tolong anak ini! Cepat!!"

• • •

To be Continued.

Mingyu anak aingㅠㅠ

Vomment🙏

MLS ㅡ Cogan VS Preman; TaehyungWhere stories live. Discover now