Ch 7

22.2K 1.1K 2
                                    

Di meja makan pagi ini seperti biasa berisi dengan suara suara celotehan anak anak yang akan masuk sekolah, mereka sangat bersemangat sekali karena akan mendapatkan teman baru nantinya.

Tak berbeda dengan di meja makan di mobil juga seperti itu megan sampai kewalahan menanggapinya.

Sesampainya di sky play grup mereka keluar dengan berlari lari karena sangat semangatnya.

"Anak anak jangan berlari nanti jatuh"

"Ya mama!" sahut mereka bersama

"Wah pagi pagi sudah di suguhi pemandangan yang indah! Kita seperti keluarga ya?" tanya alfred tiba tiba muncul membuat megan sedikit tersentak.

"Astaga bisa tidak kau tidak mengagetkanku seperti itu?" ketus megan

"Ya maaf siapa yang tau kau sedang melamun sambil tersenyum"

"Oh apa maksudmu dengan yang tadi? Seperti keluarga? Siapa?"

"Wow wow wow sabar sayang satu satu begitu senangnya ya kau dekat dengan orang tampan, iya kan benar kataku kita terlihat seperti keluarga lihat saja kau mamanya aku ayahnya dan empat orang anak apa kurang cukup? Kita buat satu lagi nanti hem hem?" katanya panjang lebar sambil menaik turunkan alisnya.

"Apa enak saja tidak! Kita tidak terlihat seperti itu"

"Apa perlu kutanyakan pada ibu ibu di sana?"

"Permisi ibu ibu"

"Iya ada apa tuan tampan?"

"Oh jangan berkata seperti itu dong nanti wanita di sana bisa cemburu, oh aku kesini mau bertanya apa kita cocok jadi suami istri?"

"Oh maafkan aku, oh dengan wanita yang di sana? Heem kalian cocok"

"Hey kau dengar?! Apa yang di katakannya kita cocok ayo kita menikah!"

"Kyaaaa!!!! Aaaaaa manis~"

"Hei anak muda kau dengar pria tampan ini dia menyukaimu xixixix"

Setelah alfred selesai dia kembali ke tempat megan dan bertanya.

"Bagaimana? Sudah percaya?"

"Ish kau ini..."

"Sudah sudah kau menunggu anakmu kan?"

"Ya"

"Hey jangan ngambek dong nanti cantiknya hilang loh"

"Tidak peduli"

"Hey tidak peduli tapi sejak tadi pipinya merah kenapa? Malu hem?"

"Ish berhentilah menggodaku tuan alfred"

"Tapi kau sukakan?"

"Tidak"

"Jangan bohong lihat pipimu itu sudah menjelaskan semuanya loh"

"Ish ku bilang berhenti"

Begitu terus alfred suka sekali menggoda megan hingga bel pulang sekolah berbunyi.

"Mama? Kenapa wajahnya memerah?" tanya alya yang menarik perhatian dari 3 putranya.

"Apa mama sakit? Mau aku sembuhkan?" lanjut alex

"E eh itu tidak usah mama tidak apa apa kok"

"Hey mama mu itu malu tau?" tiba tiba saja alfred nimbrung

"Astaga yak bisa tidak kau berhenti seperti itu?"

"Tidak hanya untukmu"

"Astaga mama wajahnya memerah!"

"Mama yakin tidak mau ku sembuhkan?"

"Iya mama yakin lebih baik kita segera pergi dari sini bagaimana kalok kita pergi makan?"

"Makan? Ayo mama aku thudah lapar"

"Andrian kau ini lapar saja kerjaannya baru saja kau makan bekal yang di beri mama"

"Hehehe kan mathih matha pertumbuhan alex"

"Ya ya ya telselah telselah ayo"

"Iya iya ayo"

"Hey aku tidak di ajak?"

"Tidak!"

Tbc

MY Perfect Luna With Step ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang