1

926 179 35
                                    

👑 🐥 👑

👑 🐥 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌷🌷🌷

Pagi di hari berikutnya, Sera dan ibunya memindahkan barang-barang yang dibawa ke rumah sewaan ke bak mobil Jimin. Pria itu datang pukul delapan naik Ford Ranger azure gray, mobil yang berbeda dari mobil Jimin yang dilihat Sera sebelumnya.

"Jimin, terima kasih," kata Mishil.

Jimin mengangguk sopan untuk sambutan hangat Mishil sejak dia datang, sebelum menarik dia agar berdiri bersebelahan dengan Sera.

"Ibu senang kalian bersedia untuk saling mengenal, hubungan ini pasti lancar asal kalian sama-sama serius."

Jimin tersenyum saat Sera melihatnya, gadis itu ikut tersenyum sebelum mengangguk kaku.

"Jimin, Sera tidak pandai memasak tapi dia akan mempelajarinya. Jadi kau tidak akan kelaparan setelah menikah nanti—"

"Ibu," sela Sera, tapi Ibunya pura-pura tuli.

"Sera tidak suka hujan, tapi suka salju. Agak pemalas tapi mudah diatur, tenang saja Sera akan jadi istri yang baik untukmu."

Jimin tertawa, melirik Sera yang sudah menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

"Tidak apa-apa, bukan masalah besar," kata Jimin pada Mishil, menatap Sera yang cemberut. "Kenapa tidak suka hujan?" tambahnya pada Sera.

"Aku tidak suka basah."

"Mana bisa begitu," ucap Jimin, dia mengacak rambut Sera sekilas sebelum masuk ke mobil, bergerak perlahan meninggalkan rumah besar keluarga Cho di belakang sana.

"Jimin, Bibi benar-benar berterima kasih untuk bantuanmu," kata Mishil, di tengah perjalanan dari distrik Gangnam ke Dongdaemun. "Kalau butuh bantuan, apa pun, katakan saja pada Sera."

Sera yang tengah memandangi ponsel di kursi belakang menaikkan pandangan, tidak sengaja bersitatap dengan Jimin dari kaca spion yang membuatnya buru-buru memalingkan muka.

"Sebenarnya Ibu juga mau membantu, tapi Niara sedang tidak enak badan."

"Ah, tidak apa-apa, begini saja sudah membuatku sungkan," ujar Mishil, tapi kemudian. "Bibi juga berterima kasih karena kau sudah bersedia membantu menjadi pengacara kami."

"Tidak masalah, kuusahakan yang terbaik."

"Sejak dulu kau selalu baik, tidak berubah." Mishil tersenyum di akhir kalimatnya.

Jimin menarik kedua sudut bibir ragu-ragu sampai senyum canggungnya terulas, dia tidak ingat pernah melakukan kebaikan untuk keluarga Cho di masa lalu. Pagi ini saja, kalau bukan demi kebutuhan kesepakatan yang dia buat dan bukan karena ibunya mendesak, Jimin tidak akan repot-repot membantu Sera pindahan. Bantuan yang dia berikan sudah lebih dari cukup, terlalu banyak malah untuk hitungan Jimin memberi bantuan orang yang baru dia kenal.

The CovenantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang