Jam 5, Deka baru keluar dari kelas 12 IPA 4. Setelah diintrogasi teman-teman Alya, akhirnya dia diperbolehkan untuk pulang. Deka berjalan sambil menatap ke arah aspal.
"Kok Alya bisa kaya gitu ya sama Vernon? Emangnya lengan gue kurang sandarable apa?" Gumam Deka sambil memegangi otot lengannya yang Alhamdulillah sudah terbentuk hasil dari olahraga angkat caturnya yang sudah ia tekuni selama 3 tahun belakangan ini.
"Padahal gue udah rajin angkat benteng catur lho ya. Tapi masih berasa Alya kaya najis banget sama gue," gumam Deka lagi.
Deka menghela napas lelah lalu melanjutkan perjalanannya menuju lapangan parkir yang tidak jauh lagi. Di lapangan parkir juga masih ada anak-anak 12 IPA 4. Contohnya di sana ada Bobby yang sedang rebutan helm dengan Hanbin. Ada Eunwoo yang sibuk mengelap motornya yang habis diludahi oleh BamBam. Ada Xiao yang lagi sedang memakai helm pinknya, dengan stiker babi tepat di belakang helmnya. Di sana juga ada Vernon dan dia sedang bersama dengan Alya.
Mendadak Deka jadi sewot sendiri. Dia tau kalau dari segi tampang, Vernon memang lebih oke. Dia juga manly dan jarang malu-maluin lalu dia juga anak basket dan kapten basket team kelas 11. Vernon juga kalau kemana-mana bawa ninja.
Ya jelas saja Deka merasa kalah. Tampang dia sih masih oke tapi banyak yang membuatnya malah terlihat semakin kecil. Deka hanya ketua ketua padus kelas 12. Lalu dia lebih sering malu-maluin dan kadang kurang peka. Deka juga tidak pernah bawa-bawa ninja kemana-mana. Iyalah, berat.
Maksudnya, dia cuma mengendarai scoopy putih ke sekolah. Kan malu sama yang lain.
Deka menghela nafas pelan. Dilihatnya lagi Alya. Sekarang perempuan itu sedang sibuk bertengkar dengan Jennie dan Vernon sibuk menengahi kedua perempuan itu. Yang Deka dengar adalah Alya dan Jennie sedang memperebukan siapa yang harus pulang bersama dengan Vernon.
"Lah kok gue nggak direbutin kaya Vernon sih?" Gumam Deka lagi.
Dia sudah terlalu kalah telak oleh Vernon. Terkadang dia suka sedih Kalau udah nyangkut mantannya yang demen banget deket-deket sama Vernon. Ini semua gara-gara Boy. Kenapa Vernon harus mirip sama Boy?
"DEKAAAAAA!!!"
Laki-laki itu menghela nafas. Dia sudah sangat tau suara siapa itu. Yuju, Perempuan yang memang deket dengannya sejak kelas 11.
Alya dan Jennie mendadak berhenti tengkar dan menoleh ke sumber suara. Yuju memang sebelas dua belas seperti Deka, suaranya sama-sama kaya rongsokan kaleng dibanting. Berisik!
"Dek, aku pulang bareng sama kamu ya!" Seru Yuju yang terlihat bahagia.
Deka hanya menatap Yuju dengan pandangan kaget sambil ngebuka mulutnya sedikit. Sedangkan Alya sudah sibuk misuh-misuh sendiri. Wajahnya sudah ditekuk seperti pantat bebek, paling sebentar lagi dia akan menangis saking nyeseknya.
"JINAN, GUE BALIK BARENG ELO!" Alya akhirnya pulang bersama dengan Jinan dan tanpa persetujuan Jinan, dia langsung naik ke jok belakang motornya.
"I-iya, Al. Bawa helm nggak?" Tanya Jinan agak gagap karena takut pada Si Nyai.
"Nggak."
"Ya-yaudah nih pake helm cadangan gue," gumam Jinan lalu memberikan helm pada Alya.
Perempuan itu langsung menyambar helm yang diberikan Jinan dan menggunakannya dengan kasar, "Udah. Jalan," titah Alya pada Jinan. Jinan berasa supir. Kayanya gue nggak jadi pulang dengan tenang deh. Kudu nenangin Alya ngamuk dulu.
Motor Jinan keluar dari lapangan parkir sekolah. Deka juga masih melongo begitu saja. Dia tau Alya pasti marah padanya, sudah seenaknya datang tanpa diminta terus dibaperin lagi, sok anter-jemputlah tapi ujung-ujungnya malah bilang kalau dia sudah move on. Memang brengsek!

YOU ARE READING
Gamon 🍃 Lee Seokmin ✔️
Fanfiction[END] Ini tentang Deka dan Alya dengan sejuta impian dan juga perasaan di antara keduanya yang belum selesai. ➖ LEE SEOKMIN'S BOOK ➖ #stradaseries #17series Note: Dapat dibaca tanpa harus membaca series lainnya. © copyright 2016 by junwookshi High...