SEPULUH : Emosi Aldrich

339K 23.1K 1.3K
                                    


Jujur, Yura merasa sedikit terganggu dengan salah satu perlakuan Aldrich padanya. Laki-laki itu sangat gemar menghirup aroma di sekitar lehernya dan sesekali mencium sehingga membuat Yura merasa geli.

Berbagai macam protes sama sekali tidak Aldrich anggap, seolah protes Yura hanya angin lalu.

"Tolong hentikan!"

"Mengapa aku harus berhenti sayang? Ini menyenangkan bukan?"

"Tidak! Aku sama sekali tidak menyukainya. Tolong hentikan!" Aldrich akhirnya berhenti dan mengerucut bibirnya kesal.

"Bau tubuhmu enak." Yura mendengus dan segera bangkit, lalu berjalan mendekati pintu.

"Ke mana?"

"Pulang."

Aldrich menaikkan sebelah alisnya.

"Apa aku mengijinkanmu untuk pergi?" Aldrich mendekati Yura yang hanya diam sambil memegang kenop pintu.

"Tapi aku ingin pulang." Yura membuka pintu tetapi Aldrich mendorong kembali pintu itu dengan keras.

"Kau tidak bisa pergi tanpa ijinku." Aldrich mencengkram tangan Yura dan menariknya kasar, mendorong perempuan itu ke tempat tidur. Yura mengernyitkan kening bingung, kemana Aldrich yang lembut tadi?

"Kau tidak akan kemanapun," tegas Aldrich.

Yura menggeliat tidak nyaman karena Aldrich memeluknya asal, ia berhenti bergerak ketika posisi tubuh Yura berhadapan dengan Aldrich.

"Tidak usah melihatku seperti itu, aku tahu aku tampan." Yura berdecih.

"Dasar gila."

"Sshh... jangan mengatakan hal yang aneh lagi atau aku akan menciummu."

"Dasar mesum."

"Memang." Yura berdecak kesal.

"Aku ingin pergi dari sini."

"Apa kau bilang? Kau menentangku?"

"Ya aku menentangmu."

"Begitukah? Tidak berguna."

"Dasar psikopat gila, mesum, sakit jiwa, otoriter! Aku membencimu! Bunuh saja aku!" Yura menonjok dada bidang Aldrich berkali-kali, tetapi laki-laki itu hanya tertawa pelan.

"Pukul saja terus sayang, itu tak akan ada efeknya untukku."  Aldrich mencengkram tangan Yura hingga ia mengaduh kesakitan.

"Iya, aku memang psikopat gila, sakit jiwa dan segala yang kau ucapkan tadi. Apa kau ingin melihat itu semua hmm?" Nyali Yura menciut. Ia ternyata salah menduga, ia kira Aldrich akan seterusnya bersikap lembut. Yura mencoba melepaskan cengkraman Aldrich tetapi tidak berhasil.

"Apa aku harus mengikatmu agar kau diam?" Yura menggeleng cepat, ia mulai ketakutan sekarang.

"Ti-tidak." Aldrich menyeringai.

"Tapi aku ingin mengikatmu sekarang." Aldrich bangkit dan segera berjalan menuju lemari, Yura yang melihat itu segera beralih ke kamar mandi dan mengunci pintu.

Yura yang panik bisa diam, tidak adanya suara yang terdengar malah membuat Yura menggigil ketakutan.

Ia mengeluh. Seharusnya ia tidak percaya begitu saja apa yang dikatakan Aldrich. Laki-laki itu mengatakan ia menyayanginya? Lalu apa yang dilakukannya sekarang?

"Buka pintunya." Suara berat laki-laki terdengar bersamaan dengan kenop pintu kamar mandi yang dipaksa untuk dibuka.

"Buka pintunya," ulang Aldrich lebih keras sambil menggedor-gedor pintu. Yura malah mundur menjauhi pintu.

My Psychopath Boyfriend (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang